Manajer Tottenham Hotspur Jose Mourinho mengajari Manajer Chelsea, Frank Lampard tentang bagaimana memperlakukan pemain. Manajer harus selalu tanggap, termasuk saat pemainnya tiba-tiba lari ke toilet di tengah laga.
Oleh
DOMINICUS HERPIN DEWANTO PUTRO
·4 menit baca
LONDON, RABU — Manajer Chelsea Frank Lampard masih berusaha mengeluarkan kemampuan terbaik skuadnya yang telah diperkuat sejumlah pemain baru. Eks manajer Chelsea yang kini menjadi Manajer Tottenham Hotspur Jose Mourinho lantas mengajari mantan pemainnya itu cara memperlakukan pemain yang benar.
Momen itu terjadi ketika Spurs mengalahkan Chelsea pada laga babak 16 besar Piala Liga Inggris di Stadion Tottenham Hotspur, London, Rabu (30/9/2020) dini hari WIB. Laga itu berakhir imbang 1-1 dan harus diakhiri dengan adu penalti yang dimenangi Spurs, 5-4. Di sela-sela laga itu, Mourinho menemukan kesempatan untuk menegur Lampard.
”Astaga, Frank, ketika timmu kalah 0-3, kamu malah tidak berdiri di sini (pinggir lapangan tempat pelatih berdiri atau biasa disebut touchline),” kata Mourinho seperti dikutip ESPN. Ucapan Mourinho itu mengacu kepada laga yang dijalani Chelsea, akhir pekan lalu, saat melawan West Bromwich Albion dan laga berakhir imbang 3-3.
Teguran Mourinho itu membuat Lampard panas dan keduanya kemudian beradu argumen di pinggir lapangan. Kamera pun menangkap ekspresi Lampard saat tersenyum kecut pada momen tersebut.
”Satu hal yang saya sampaikan kepadanya (Lampard) adalah opini seorang pelatih tua kepada pelatih berbakat yang masih muda,” ujar Mourinho. Ia ingin memberi tahu Lampard bahwa penampilan para pemain juga bergantung pada sikap yang ditunjukkan oleh pelatihnya.
Poin penting yang ingin disampaikan Mourinho adalah dukung para pemain dan berusaha tidak menjadi protagonis saat tim sedang unggul. Seorang pelatih harus selalu berdiri di pinggir lapangan ketika timnya sedang tertinggal gol. Sebaliknya, pelatih harus tampil kalem ketika tim sedang unggul.
Istilah protagonis yang dimaksud Mourinho adalah pelatih tidak berusaha tampil sebagai sosok yang paling berjasa saat tim sedang menang. Pelatih harus bisa menunjukkan bahwa kemenangan itu merupakan hasil kerja keras para pemain, bukan pelatih.
Mourinho menyayangkan sikap Lampard yang hanya duduk di bangku sambil melihat timnya tertinggal 0-3 saat melawan West Brom, akhir pekan lalu. ”Saya kasihan kepada dia (Lampard) karena dia tampak sangat sedih di bangkunya,” katanya.
Dalam konteks teknis sepak bola, kata Mourinho, ia sudah tidak perlu mengajari Lampard yang pasti sudah sangat memahaminya. Lampard memulai kariernya sebagai manajer pada pertengahan musim 2018 bersama Derby County, lalu ia menjadi manajer Chelsea pada musim panas berikutnya. Sebagai manajer yang lebih tua, Mourinho hanya ingin mengajari soal etika.
Selama menjadi pemain di Chelsea, Lampard juga belajar banyak mengenai taktik sepak bola dari Mourinho. Bersama Mourinho, Lampard menikmati beberapa gelar juara seperti dua trofi Liga Inggris dan satu trofi Piala FA. ”Saya masih sangat menghormati Mourinho. Di pinggir lapangan tadi, kami hanya bersenang-senang,” kata Lampard, dikutip The Guardian.
Ditinggal ke toilet
Pada laga itu, Lampard memang mendapatkan pelajaran berharga. Ia dan Chelsea sudah membeli banyak pemain baru, termasuk kiper Edouard Mendy yang menjalani debutnya malam itu, tetapi tetap saja kalah dari Spurs yang sempat tampil dengan 10 orang karena bek Eric Dier tiba-tiba lari ke toilet.
Momen unik itu terjadi pada babak kedua ketika Chelsea sudah unggul 1-0 berkat gol Timo Werner pada menit ke-19. Ketika masih tertinggal dan Dier malah meninggalkan lapangan, Mourinho sempat kesal. Ia langsung ikut berlari ke dalam untuk menyusul pemainnya tersebut.
”Dier memang harus buang air. Ini hal yang normal jika pemain sedang dehidrasi. Namun, saya harus mendesaknya agar cepat kembali ke lapangan,” ujar Mourinho. Beberapa menit kemudian Dier memang kembali ke lapangan dan ia beruntung timnya tidak kebobolan. Spurs malah bisa menyamakan kedudukan menjadi 1-1 berkat gol Eric Lamela pada menit ke-83.
Hasil imbang itu pun harus diakhiri dengan adu penalti dan kedua tim selalu bisa mencetak gol hingga akhirnya pemain muda Chelsea, Mason Mount, gagal menjalankan tugasnya sebagai penendang kelima. Tendangannya melenceng ke sisi kanan gawang dan Chelsea pun kalah.
”Jose tentu tidak senang (dengan kepergian Dier ke toilet), tetapi saya tidak bisa mencegahnya (rasa ingin buang air). Alam memanggil saya,” kata Dier. Ia juga mengungkapkan rasa leganya ketika Chelsea tidak bisa menambah keunggulan saat ia masih sibuk di toilet.
Meski kejadian yang dialami Dier itu tampak seperti sebuah humor dalam sepak bola bagi publik, Mourinho juga memandangnya sebagai sebuah dampak dari masalah serius. Ia menganggap Dier merasakan dampak dari jadwal yang terlalu padat. Laga kontra Chelsea ini berlangsung setelah Spurs bermain imbang 1-1 melawan Newcastle United, Minggu (27/9/2020).
Kejadian ini merupakan konsekuensi dari penyesuaian jadwal kompetisi yang berantakan akibat pandemi. Musim 2020-2021 pun sudah terlambat bergulir sehingga klub yang tampil di berbagai kompetisi tidak bisa menghindari jadwal yang begitu padat. (AFP/REUTERS)