Klub Liga 1 berharap PSSI dan PT LIB segera mengeluarkan keputusan lebih lanjut terkait Liga 1 2020. Penundaan kembali liga membuat klub menghentikan sementara kegiatan latihan.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Keputusan pemerintah untuk menunda Shopee Liga 1 musim luar biasa 2020 menghadirkan ketidakpastian bagi klub yang telah mempersiapkan diri selama sebulan terakhir. Klub menunggu detail keputusan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia dan PT Liga Indonesia Baru dalam rapat koordinasi, Rabu (30/9/2020) siang.
Persiraja Banda Aceh merupakan salah satu tim luar Pulau Jawa yang berkandang di Yogyakarta dalam Liga 1 musim luar biasa 2020. Seluruh skuad tim ”Laskar Rencong” bersama tim pelatih bahkan telah tiba di Yogyakarta, Selasa (29/9/2020).
Terkait keberadaan tim yang telah berada di Yogyakarta, Sekretaris Umum Persiraja Rahmat Djailani memastikan, pihaknya menunggu keputusan detail dari PSSI dan PT LIB untuk nasib Liga 1 2020.
Sebelumnya, pada konferensi pers bersama Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali, Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan menyatakan, penundaan Liga 1, yang seharusnya dimulai kembali 1 Oktober, maksimal hanya berlangsung selama satu bulan sehingga Liga 1 musim luar biasa 2020 dijadwalkan bisa dimulai November mendatang.
”Kami akan mengambil keputusan untuk bertahan atau pulang setelah menjalani rapat koordinasi, Rabu siang. Rapat akan dilakukan langsung oleh operator liga dengan klub yang berada di Yogyakarta,” ucap Rahmat yang dihubungi dari Jakarta, Rabu.
Iriawan mengungkapkan, petinggi PT LIB telah tiba di Yogyakarta sejak Selasa. Hal itu untuk berkomunikasi dengan para klub luar Pulau Jawa yang telah mempersiapkan diri di Yogyakarta.
”Direktur Utama PT LIB akan mendiskusikan keputusan (penundaan liga) dengan seluruh klub yang telah berada di Yogyakarta,” ucap Iriawan.
Menghentikan latihan
Sementara itu, PSIS Semarang memutuskan menghentikan sementara seluruh aktivitas tim, terutama latihan yang telah berjalan sejak Agustus. Langkah itu dilakukan hingga menunggu keputusan resmi PSSI mengenai kelanjutan Liga 1 2020.
CEO PSIS Yoyok Sukawi menyatakan, pihaknya menghormati keputusan PSSI untuk menunda Liga 1. Namun, lanjutnya, klub membutuhkan kepastian terkait pelaksanaan kompetisi di tahun ini. Skuad tim ”Mahesa Jenar" telah melakukan tes usap terhadap pemain dan tim pelatih, Senin lalu, sebagai syarat awal sebelum berlaga.
”Kami akan berdiskusi dengan pemain, pelatih, dan manajemen untuk menentukan langkah ke depan. Seluruh aktivitas klub akan dilanjutkan jika semua hal terkait nasib kompetisi sudah oke,” ujar Yoyok.
Diskusi secara internal juga akan dilakukan Persita Tangerang. Tim ”Pendekar Cisadane” juga berharap PSSI dan PT LIB segera mengeluarkan keputusan yang lebih konkret dan jelas mengenai status kompetisi musim ini.
Pelatih Persita Widodo C Putro mengungkapkan, dirinya masih menunggu arahan resmi dari manajemen klub untuk melanjutkan program tim yang telah disusun dalam menghadapi lanjutan Liga 1 2020. Persita telah melakukan tes usap, Senin lalu.
Selain itu, Persita juga sudah melaksanakan sejumlah laga uji tanding jelang menghadapi liga, termasuk melawan sesama tim Liga 1, Bhayangkara FC, pertengahan September.
”Kami masih menantikan arahan lebih lanjut dari manajemen dan Presiden Klub Persita. Soal program dan persiapan tim, kami masih harus berkoordinasi dulu. Yang pasti latihan tim masih berjalan rutin sampai ada arahan lanjutan,” kata mantan penyerang timnas Indonesia itu.
Presiden Persija Mohamad Prapanca mengatakan, seluruh skuad Persija telah siap bertanding. Dengan penundaan kompetisi, tambahnya, tim ”Macan Kemayoran” akan melanjutkan persiapan tim.
”Persija mengimbau kepada pemain dan Jakmania untuk menjaga dan mematuhi protokol kesehatan. Kami berharap situasi pandemi segara kondusif sehingga kompetisi bisa berputar,” ucap Prapanca.
Stimulus
Koordinator Save Our Soccer Akmal Marhali berharap pemerintah melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga mengambil langkah nyata untuk menyelamatkan situasi olahraga, terutama sepak bola, akibat ditundanya penyelenggaraan Liga 1. Penundaan itu, kata Akmal, memberikan dampak multidimensi, termasuk ekonomi, bagi komunitas sepak bola di Tanah Air.
”Kemenpora seharusnya memperjuangkan stimulus bagi para pelaku olahraga tidak hanya sepak bola agar mendapatkan bantuan di tengah pandemi ini. Pemerintah harus menunjukkan peran untuk membantu nasib olahraga yang penuh ketidakpastian di masa pandemi ini,” ujar Akmal.