Rafael Nadal dan Serena Williams, dua petenis veteran putra dan putri, menjalankan misi serupa di Perancis Terbuka 2020, yaitu menyamai rekor juara Grand Slam. Mereka pun sukses melewati hadangan pertamanya, semalam.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
PARIS, SENIN — Pada setiap Grand Slam yang berlangsung sejak awal 2020, termasuk dalam Perancis Terbuka yang merupakan Grand Slam terakhir musim ini, Rafael Nadal dan Serena Williams memiliki target sama. Mereka dalam misi menyamai rekor pemiliki gelar Grand Slam terbanyak.
Dengan 19 gelar yang telah dimilikinya, Nadal berada dalam perjalanan menyamai prestasi rivalnya, Roger Federer (20 gelar), sebagai tunggal putra dengan trofi juara Grand Slam terbanyak. Adapun Serena tengah menjalani perburuan gelar ke-24, untuk menyamai Margaret Court, sejak terakhir kali menjuarai Australia Terbuka 2017.
Tak hanya menjadi tunggal putri dengan gelar terbanyak, Court juga menjadi petenis tunggal yang paling sering menjuarai turnamen tenis berlevel tertinggi tersebut. Court mengumpulkan 24 gelar pada rentang 1960-1973.
Setelah gagal pada Grand Slam awal musim—Nadal tersingkir pada perempat final Australia Terbuka—dan absen di Amerika Serikat Terbuka, peluangnya untuk meraih trofi prestisius itu kini muncul di lapangan tanah liat Roland Garros, Paris, 27 September-11 Oktober.
Upaya itu dimulai Nadal dengan mengalahkan petenis Belarus, Eros Gerasimov, 6-4, 6-4, 6-2, di Lapangan Philippe Chatrier pada babak pertama turnamen itu, Senin (28/9/2020) sore waktu setempat atau tengah malam waktu Indonesia. Nadal pun akan menghadapi Mackenzie McDonald (AS) pada babak berikutnya.
Mengatasi tekanan
Di lapangan yang sama, sebelum Nadal bertanding, Serena berhasil melepaskan diri dari tekanan rekan sesama petenis AS, Kristie Ahn, pada set pertama. Serena menang, 7-6 (2), 6-0, untuk bertemu Tsvetana Pironkova (Bulgaria) pada babak kedua.
Serena pun berkomentar tentang perdebatan publik yang membandingkan Nadal dengan Federer dalam konferensi pers. ”Rafa, sudah jelas saya adalah penggemar beratnya. Anda tak dapat membandingkan dua orang yang sama-sama luar biasa. Roger, dia adalah Roger Federer. Itu sudah cukup untuk menjelaskan siapa dia,” kata Serena.
”Saya tak mengerti mengapa orang ingin membandingkan mereka. Keduanya memiliki karier luar biasa yang hanya bisa diimpikan 99 persen orang. Mereka layak menerima setiap pujian dan penghargaan. Saya adalah penggemar keduanya,” lanjutnya.
Berbeda dengan Nadal, Serena tak memiliki rival untuk menyejajarkan namanya dengan Court. Petenis aktif dengan perolehan gelar terbanyak adalah kakaknya, Venus, yang telah kesulitan bersaing pada level tertinggi. Venus memiliki tujuh gelar Grand Slam.
Di bawah Venus ada Kim Clijsters (empat gelar) yang aktif kembali pada musim ini, tetapi masih jauh dari level terbaiknya. Sementara pada generasi yang lebih baru ada Angelique Kerber dan Naomi Osaka yang masing-masing memiliki tiga gelar juara Grand Slam.
Motivasi dan rasa penasaran Serena pun belum hilang meski dia telah berusia 39 tahun pada 26 September lalu. ”Jika merasa tak mampu, saya tak akan berada di sini,” katanya.
Sama-sama punya peluang menambah koleksi trofi Grand Slam mereka, Serena dan Nadal menjalani tantangan berat dalam undian. Ditempatkan sebagai unggulan keenam, Serena berada di paruh atas bersama unggulan pertama yang disebut sebagai favorit juara, Simona Halep. Keduanya berkesempatan bersaing pada semifinal.
Sebelum itu, Serena berpeluang bertemu Victoria Azarenka pada babak keempat. Kedua petenis yang merupakan ibu dari satu anak ini bersaing pada semifinal AS Terbuka di New York, pekan lalu. Azarenka menang, 1-6, 6-3, 6-3.
Adapun Nadal (unggulan kedua) berada di paruh bawah bersama salah satu kandidat juara lainnya, Dominic Thiem (unggulan ke-3). Setelah bersaing dalam final dua musim terakhir, kali ini mereka bisa bertemu pada semifinal.
Nadal juga berada pada bagan undian yang sama dengan Diego Schwartzman, petenis yang terakhir kali mengalahkannya sebelum datang ke Roland Garros. Petenis Argentina itu menaklukkan Nadal pada perempat final Roma Masters, satu-satunya turnamen ATP Masters 1000 yang menjadi pemanasan Perancis Terbuka.
”Saya akan berlatih setiap hari dan bertanding dengan sikap positif,” kata Nadal tentang perjalanannya di Roland Garros untuk ke-16 kali.
Tantang tersulit
”Namun, Roland Garros kali ini berbeda karena kondisi cuaca. Ini menjadi tantangan berat, tetapi saya akan berusaha dengan mengerahkan kemampuan terbaik. Seperti yang lain, Roland Garros kali ini sangat spesial. Saya senang bisa berada di sini,” tutur Nadal yang statistik menang-kalahnya menjadi 94-2 setelah mengalahkan Gerasimov.
Meski sangat dominan di lapangan berkarakter lambat, hingga dijuluki ”Raja Lapangan Tanah Liat”, Nadal mengakui bahwa Perancis Terbuka 2020 akan menjadi yang tersulit sejak debutnya pada 2005. Diselenggarakan pada musim gugur, dia dan semua peserta bertanding dalam cuaca dingin, hujan, dan angin kencang.
Perancis Terbuka, yang seharusnya berlangsung pada musim panas (24 Mei-7 Juni), termasuk turnamen yang harus mengalami perubahan jadwal akibat pandemi Covid-19. Wimbledon bahkan untuk pertama kalinya dibatalkan sejak 1945. (AP/AFP)