Petenis remaja Coco Gauff memulai perjalanannya pada Perancis Terbuka melawan Johanna Konta, Minggu (27/9/2020) waktu setempat. Coco memenangi laga atas semifinalis Perancsis Terbuka 2019 itu dengan skor 6-3, 6-3.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·5 menit baca
PARIS, MINGGU — Petenis remaja Cori ”Coco” Gauff menjadi pusat perhatian ketika membuat kejutan di arena Grand Slam berlapangan cepat dalam dua tahun terakhir. Kini, petenis putri berusia 16 tahun yang juga aktif dalam menyuarakan keadilan rasial itu menguji kemampuannya di lapangan lambat Roland Garros, Paris, dalam ajang Perancis Terbuka.
Coco memulai perjalanannya pada Perancis Terbuka 2020, Minggu (27/9/2020) sore waktu setempat atau tengah malam waktu Indonesia. Dia tampil melawan petenis Inggris Raya, Johanna Konta, yang menjadi unggulan kesembilan. Coco memenangi laga atas semifinalis Perancis Terbuka 2019 itu dengan skor 6-3, 6-3.
Laga yang berlangsung selama 1 jam 41 menit tersebut menjadi debut Coco pada babak utama Perancis Terbuka. Pada musim sebelumnya, dia hanya mencapai babak kedua kualifikasi hingga akhirnya membuat kejutan pada Wimbledon sebulan berikutnya.
Di lapangan rumput All England Club, Inggris, Coco, yang juga harus merangkak sejak babak kualifikasi, melaju hingga babak keempat. Dia menjadi pusat perhatian dunia ketika mengalahkan Venus Williams pada babak pertama.
Kemenangan tersebut bermakna besar bagi Coco dan keluarganya karena Williams bersaudara, Venus dan Serena, menjadi inspirasi bagi petenis yang berlatih di Akademi Tenis Patrick Mouratoglou, milik pelatih Serena, itu. Ayah Coco, Corey, mengikuti jejak Richard Williams dalam menjadikan kedua putrinya sebagai petenis kulit hitam yang menembus level elite dunia.
Kejutan pada panggung terbesar arena tenis berlanjut ketika dia menembus babak ketiga AS Terbuka sebelum dikalahkan Naomi Osaka. Coco kemudian membalas kekalahan itu pada babak ketiga Australia Terbuka, Januari 2020.
Selain mengalahkan Osaka, Coco juga menyingkirkan Venus pada babak pertama di Melbourne. Langkahnya dihentikan Sofia Kenin yang akhirnya menjadi juara.
Kini, Coco menjadi sorotan di Roland Garros, tempat yang pernah memberinya gelar juara pada masa yunior. Coco menjuarai tunggal putri yunior Perancis Terbuka 2018 dengan mengalahkan Caty McNally di final. McNally kemudian menjadi partnernya dalam ganda putri pada berbagai turnamen WTA Tour.
Gugup dan senang
Usai mengalahkan Konta, Coco bercerita betapa gugupnya dia dalam menjalani debut di Roland Garros. Di lapangan itu terlihat ketika dia membuat 12 double fault, tujuh di antaranya pada set pertama. Maka, dia pun melampiaskan emosinya dengan berteriak ”Come on!” setelah merebut set pertama dalam waktu 53 menit.
”Itu cara saya untuk selalu berpikir positif karena saya ingin menang,” ujar Coco kepada mantan petenis Perancis, Fabrice Santoro, yang mewawancarainya di lapangan.
Sebagai bagian dari protokol kesehatan yang diterapkan pada turnamen dalam masa pandemi Covid-19, Santoro dan mantan petenis lainnya, Marion Bartoli, melakukan wawancara dari jarak jauh. Mereka berdiri di dekat net, sementara petenis berada di bagian tengah sisi lapangan lainnya.
Coco pun bercerita satu hal yang dilakukan untuk menghilangkan rasa gugup sebelum bertanding, yaitu berbincang dengan ayahnya saat melakukan pemanasan. ”Dia mengatakan bahwa saya sedang menjalani mimpi, jadi saya harus menikmatinya,” ujarnya.
”Ayah saya juga mengatakan bahwa cita-citanya adalah menjadi pemain NBA, tetapi itu tak tercapai. Dengan bercerita seperti itu, dia mengingatkan bahwa tak semua orang bisa seperti saya, menjalani hidup seperti yang dicita-citakan. Itu pun mengubah perspektif saya, ceritanya sedikit menenangkan saya,” lanjut Coco, yang akan berhadapan dengan petenis Italia, Martina Trevisan, pada babak kedua.
Penampilan Coco di Roland Garros, juga pencapaian lain di arena tenis profesional, diakui Konta, merupakan prestasi yang luar biasa. ”Saya bermain melawan petenis profesional yang sangat bagus, tidak peduli berapa usianya. Usianya yang masih muda mungkin menjadi daya tarik bagi sponsor, media, dan publik. Tetapi, bagi saya, sebagai kompetitor di lapangan, usia tak ada hubungan dengan penampilannya di lapangan,” tutur Konta.
Petenis Inggris Raya tersingkir
Kekalahan Konta menjadi bagian dari kekalahan petenis-petenis Inggris Raya pada babak pertama. Rekannya yang juga mengalami perjalanan singkat di Roland Garros tahun ini adalah unggulan ke-32 tunggal putra, Dan Evans, dan Andy Murray.
Evans dikalahkan petenis Jepang, Kei Nishikori, 6-1, 1-6, 6-7 (3), 6-1, 4-6. Adapun Murray ditaklukkan Stan Wawrinka, 1-6, 3-6, 2-6.
Pertemuan Murray dan Wawrinka menjadi bagian dari big match pada babak pertama. Keduanya berstatus tiga kali juara Grand Slam. Akan tetapi, Murray tak dapat menunjukkan kemampuan terbaiknya dalam laga pertama di Roland Garros setelah terakhir kali dikalahkan Wawrinka pada semifinal 2017.
Dia tak dapat melakukan servis dengan baik dengan hanya 36 persen servis pertamanya yang masuk. Pengembalian servisnya pun tak lebih baik. Hanya 25 persen poin yang dihasilkan dari 65 kesempatan mengembalikan servis.
”Saya membutuhkan waktu lama untuk berpikir apa yang terjadi, tetapi ini tidak ada hubungannya dengan kondisi pinggul saya,” kata Murray yang dua kali menjalani operasi pinggul kanan.
”Saya berusia 33 tahun dan pernah menjadi nomor satu dunia. Rasanya sulit untuk kembali pada level terbaik. Tetapi, saya akan terus melangkah. Kita lihat apa yang akan terjadi pada beberapa bulan mendatang,” katanya.
Babak pertama turnamen yang dimundurkan dari jadwal semula 24 Mei-7 Juni karena pandemi Covid-19 ini akan berlanjut pada Senin. Rafael Nadal, 12 kali juara Perancis Terbuka, akan memulai perjalanan menyamai prestasi Roger Federer dengan 20 gelar Grand Slam saat melawan petenis Belarus, Egor Gerasimov.
Salah satu pesaing terkuatnya di lapangan tanah liat, Dominic Thiem, juga akan memulai penampilan. Thiem, juara AS Terbuka, dua pekan lalu, ditantang pemain senior yang juga menyandang juara AS Terbuka (2014), Marin Cilic.
Pada tunggal putri, Serena Williams akan berhadapan dengan sesama petenis AS, Kristie Ahn. Sementara juara Perancis Terbuka 2016, Garbine Muguruza, ditantang Tamara Zidansek. (AP/AFP/REUTERS)