Atalanta akan segera memulai musim baru di Liga Italia Serie A. Pertandingan pembuka melawan Torino, Sabtu malam ini, akan menandai kembalinya sepak bola indah Atalanta ala Gian Piero Gasperini.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
BERGAMO, JUMAT – Setelah pencapaian fantastis musim lalu, Atalanta akan memulai perjalanan baru mereka kembali. Keindahan sepak bola menyerang ciptaan sang maestro, Gian Piero Gasperini, segera kembali menghiasi rumput hijau. Karya seni Gasperini bersama Atalanta itu akan semakin dewasa musim ini.
Harkat tim berjuluk “Sang Dewi” ini terangkat setelah pencapaian fenomenal, peringkat ketiga Liga Italia Serie A dan perempat final Liga Champions Eropa musim lalu. Dari tim medioker, mereka beranjak mengukuhkan diri sebagai raksasa Italia.
Atalanta akan memulai lembaran baru musim ini dengan laga tandang Serie A, yaitu menantang tuan rumah Torino, Sabtu (26/9/2020) WIB, di Stadion Olympico Turin.
“Tim ini punya hasrat besar untuk kembali bermain. Setelah libur singkat, kami sudah siap untuk tampil. Seperti tahun-tahun sebelumnya, kami ingin terus meningkat di tahun ini,” kata gelandang Atalanta Marten de Roon, seperti dikutip Sky Sports Italia.
Kembalinya Atalanta sama dengan kehadiran sepak bola menyerang. Musim lalu, formasi mengalir 3-5-2 ala Gasperini merupakan mimpi buruk bagi setiap pertahanan lawan. Total 98 gol mereka ciptakan dalam semusim, melampaui semua tim termasuk sang juara, Juventus (76 gol).
Kekuatan nyaris sama
Musim ini, “Sang Dewi” tidak akan berbeda dari karakter aslinya untuk bermain agresif. Mereka adalah tim yang sama. Hal itu tercermin dari kekuatan skuad yang nyaris sama seperti sebelumnya.
Atalanta hanya kehilangan kehilangan bek sayap Timothy Castagne. Dia berlabuh di Leicester City. Selebihnya kekuatan tim masih utuh. Mereka justru lebih siap dengan kedatangan tenaga muda di lini serang, Aleksey Miranchuk (24) dan Sam Lammers (23). “Saya sudah melihat pemain baru, mereka tampak kuat. Kita punya tim solid (musim ini),” tambah De Roon.
Kestabilan ini menjanjikan semakin dewasanya permainan Atalanta. Berkaca dari tiga tahun terakhir bersama Gasperini, “Sang Dewi” selalu meningkat setiap musim. Misalnya, dua musim lalu mereka tertinggal 21 poin dari Juve, sedangkan musim lalu hanya 5 poin.
Sejarah bagus itu menjadi jaminan “Sang Dewi” akan lebih matang. Hal itu membuat mereka sebagai ancaman terbesar dalam persaingan scudetto atau gelar juara Liga Italia. Dengan kemapanannya, dari musim ke musim, Atalanta bisa menjatuhkan Juve yang sedang menyesuaikan diri bersama pelatih baru, Andrea Pirlo.
Dasar sepak bola menyerang yang ditanamkan Gasperini terlihat mulai meresap ke anak asuhnya. Kini, dia tinggal menuainya musim ini. Menurut pelatih ternama Belanda, Louis van Gaal, tidak ada yang lebih pas bagi Atalanta selain permainan ala Gasperini.
Van Gaal terpukau karena Gasperini bisa mengubah persepsi sepak bola Italia, dari negatif menjadi lebih menghibur. “Saya tidak mengenalnya, tetapi di antara pelatih Italia lain, saya mengagumi kerja Gasperini. Untuk pertama kali saya jatuh cinta kepada sepak bola Italia,” katanya dikutip Tutto Atalanta.
Gelandang serang sekaligus penyerang lubang Alejandro “Papu” Gomez, dengan sentuhan magisnya, masih akan menjadi sosok terpenting Atalanta. Dia adalah penerjembah permainan menyerang Gasperini. Jika Gasperini pelukis, Gomez adalah kuasnya.
Kehadiran Gomez membuat nyaman para gelandang dan penyerang yang berada di sekitarnya. Kreativitas pemain bertubuh kecil ini sukses menghasilkan 16 asis, melampaui semua gelandang papan atas di liga tersebut.
Kami punya sumber daya tidak terbatas di kota ini. Hal-hal seperti gairah, antusiasme, kapasitas untuk bekerja keras. Itu juga penting dalam sebuah permainan.(Gian Piero Garsperini)
Seperti sebelumnya, semangat dan daya juang akan menjadi bahan bakar utama bagi Gomez dan rekan-rekan. Seperti kata Gasperini, Atalanta bukan tim kaya yang punya kemewahan membeli pemain. Namun, mereka punya hal yang tidak dimiliki tim raksasa lain.
“Kami punya sumber daya tidak terbatas di kota ini. Hal-hal seperti gairah, antusiasme, kapasitas untuk bekerja keras. Itu juga penting dalam sebuah permainan," kata pelatih berusia 62 tahun tersebut.
Semangat pasukan “Sang Dewi” akan kembali bergelora seiring pendukung yang sudah diizinkan datang ke stadion. Meski maksimal hanya 1.000 penonton tuan rumah yang dizinkan hadir di stadion, kehadiran pendukung sangat berarti bagi Atalanta.
Mereka adalah salah satu tim yang punya pendukung garis keras terbesar di Italia. Saking fanatiknya, ayah di Kota Bergamo sudah menasbihkan bayinya sebagai fans Atalanta sejak mereka lahir. Adapun jumlah pendukung di stadion akan berangsur normal seiring perkembangan pandemi.
Di sisi lain, Gasperini akan terbantu dengan kehadiran kembali penyerang andalannya, Josip Ilicic. Pemain yang menghilang akhir musim lalu itu sudah siap bermain lagi dalam waktu dekat. Ilicic dikabarkan sempat depresi karena permasalahan rumah tangga.