Manchester United mengincar kemenangan perdana di Liga Inggris musim baru saat menghadapi Brighton & Hove Albion, Sabtu malam WIB. Manajer MU Ole Gunnar Solskjaer perlu mengoptimalkan materi berkualitas "Setan Merah".
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·5 menit baca
MANCHESTER, JUMAT - Tekanan terhadap Manajer Manchester United Ole Gunnar Solskjaer kini kian besar, meskipun baru di awal musim. Solskjaer butuh kemenangan ketika MU bertamu ke Stadion American Express Community melawan tuan rumah Brighton & Hove & Albion, Sabtu (26/9/2020) pukul 18.30 WIB. Tiga poin tidak hanya mampu membangkitkan moral pemain, tetapi juga memperpanjang napas kariernya di Stadion Old Trafford.
Kekalahan dari Crystal Palace, 1-3, pada pekan pembuka Liga Inggris musim ini, akhir pekan lalu di Old Trafford, membuat geram fans MU di seluruh dunia. Tagar #Oleout menjadi topik populer di jagat Twitter selama laga di Old Trafford itu berlangsung.
Kepercayaan penggemar “Si Setan Merah” terhadap mantan penyerang idolanya itu berada di titik nadir. Pasalnya, MU gagal bermain meyakinkan, padahal fans berekspetasi tinggi pada musim ini. Kehadiran pemain berkualitas dunia, seperti Paul Pogba, Bruno Fernandes, Marcus Rashford, dan Donny Van de Beek, gagal dimanfaatkan dengan baik oleh Solskjaer.
Sebagai contoh, Rashford gagal total menjalankan perannya sebagai pembunuh di kotak penalti lawan ketika menghadapi Palace. Penyerang tim nasional Inggris itu, selama 90 menit bermain, tidak sekalipun menghasilkan tembakan ke gawang. Ia bahkan 12 kali kehilangan bola.
Di sisi lain, sisi sayap MU juga jauh dari meyakinkan baik ketika bertahan maupun menyerang. Padahal, serangan dari sayap adalah senjata utama di masa keemasan MU bersama manajer legendarisnya, Sir Alex Ferguson.
Kelemahan utama MU
Tak hanya itu, duet Victor Lindelof dan Harry Maguire di lini belakang justru menjadi kelemahan utama MU dalam sejumlah laga penting sejak musim lalu. Keduanya kerap melakukan kekeliruan ketika menghadapi penyerang yang memiliki kecepatan. Penyerang Palace, Wilfred Zaha, mampu mengeksploitasi kesalahan di lini belakang MU untuk mencetak dua gol di Old Trafford.
Secara umum, Solskjaer juga belum mampu mempersembahkan trofi juara bagi MU memasuki musim ketiga memimpin ruang ganti Old Trafford. Capaian itu jelas sebuah penurunan dibandingkan pendahulunya, Jose Mourinho, yang memberikan tiga gelar selama 2,5 musim melatih MU.
Solskjaer pun kecewa berat dengan penampilan skuadnya saat dipermalukan di rumah sendiri oleh Palace. Menurut pelatih berkebangsaan Norwegia itu, kondisi fisik para pemainnya yang belum sepenuhnya bugar menjadi penyebab MU tampil buruk.
Jelang melawan Brighton, Solskjaer menilai, pemainnya telah jauh lebih siap untuk bermain maksimal demi meraih tiga poin perdana di musim ini.
"Para pemain semakin prima dan kondisi fisik sudah jauh lebih baik. Tetapi, kami tidak bisa menunggu mereka benar-benar bugar. Kami butuh mereka berkerja keras di laga nanti karena kami butuh kemenangan," ujar Solskjaer dalam konferensi pers, Jumat (25/9/2020), dilansir laman klub.
Lebih lanjut, Solskjaer pun belum berpikir untuk menggeser duet Lindelof dan Maguire di lini belakang. Maguire bahkan menjadi satu-satunya pemain utama yang diturunkan sebagai 11 pemain awal dalam laga babak 32 besar Piala Liga Inggris kotra Luton Town, Rabu (23/9/2020) kemarin.
Padahal, Solskjaer masih memiliki Chris Smalling yang bisa menjadi alternatif di posisi bek tengah. Smalling pun tampil memukau selama menjalani masa peminjaman bersama AS Roma musim 2019-2020.
Tetapi, Solskjaer lebih berhasrat menunggu Eric Baily sembuh dari cedera dibandingkan mencoba Smalling. Solskjaer justru tidak menganggap Smalling sebagai bagian penting skuad MU di musim ini.
“Mari kita kihat apa yang akan terjadi dengan Chris (Smalling) ketika bursa transfer ditutup,” ucap Solskjaer.
Peran Van Beek
Selain itu, Solskjaer juga masih mencari formula yang tepat untuk bisa menentukan peran yang cocok bagi pemain baru, Donny Van de Beek, di lini tengah MU. Van de Beek diturunkan sebagai pengganti di babak kedua dalam laga melawan Palace dan menciptakan satu gol untuk “Si Setan Merah”.
“Pemain bagus tentunya akan dapat bermain bersama. Saya melihat kami memiliki beberapa kombinasi dan bisa memainkan sistem berbeda di posisi gelandang,” ujar Solskjaer.
Serupa dengan sang manajer, kiper MU David De Gea juga optimistis timnya bisa bermain lebih baik di kandang Brighton. Menurut De Gea, intensitas latihan MU kini semakin baik.
“Untuk saat ini, yang terpenting bagi kami adalah kembali ke jalur kemenangan. Atmosfer latihan setiap hari sangat baik. Kami saling belajar dan semakin memahami satu sama lain,” ujar kiper tim nasional Spanyol itu dilansir Manchester Evening News.
Sementara itu, Brighton menghadapi MU dengan kepercayaan diri tinggi. Tim berjuluk “Si Burung Camar” itu mampu menumbangkan Newcastle United, 3-0, di Stadion Saint James Park, pekan lalu. Selain itu, Brighton juga mampu lolos dari babak 32 besar Piala Liga Inggris setelah menang 2-0 atas Preston North End.
“Kami harus mampu menjaga fokus di tengah momentum baik saat ini. Kami paham di dalam sepak bola segalanya bisa terjadi dengan cepat,” ujar Pelatih Brighton & Hove Albion Graham Potter dikutip laman klub tersebut.
Meskipun kalah di pekan pertama, Potter menilai, MU tetap salah satu tim terbaik di Liga Inggris musim ini. Potter menyatakan, MU adalah ujian yang penting bagi anak asuhannya untuk melihat potensi terbaik “Si Burung Camar”.
“Persiapan mereka (MU) di musim panas ini terganggu banyak hal, termasuk jeda internasional, sehingga mereka belum tampil maksimal di awal musim ini. Kami menganggap mereka tetap tim yang kuat, tetapi kami akan berusaha untuk mendapatkan hasil positif,” ucap Potter.
Brighton akan menjamu MU dua kali dalam enam hari mendatang. Setelah bertemu di Liga Inggris, kedua tim akan berduel di babak 16 besar Piala Liga Inggris pada 1 Oktober 2020.