Dicoret dari Roland Garros, Dzumhur Tempuh Jalur Hukum
Petenis Bosnia-Herzegovina, Damir Dzumhur, akan mengajukan penyelenggara turnamen Perancis Terbuka ke pengadilan karena mencoretnya dari babak kualifikasi. Dzumhur dicoret karena pelatihnya positif Covid-19.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
PARIS, SELASA — Kasus pencoretan petenis Bosnia-Herzegovina, Damir Dzumhur, dari turnamen Perancis Terbuka belanjut. Dzumhur akan menuntut penyelenggara Grand Slam di Roland Garros, Paris, tersebut melalui jalur hukum.
Hal itu dilakukan setelah pelatihnya, Petar Popovic, mendapat hasil negatif pada tes usap Covid-19 yang dilakukan di tempat tinggalnya, di Serbia, Selasa (22/9/2020). Hasil itu berbeda dengan yang didapat saat dia menjalani tes di Paris, akhir pekan lalu. Tes itu menjadi bagian dari protokol untuk mengikuti Perancis Terbuka, 27 September-11 Oktober.
Dzumhur, petenis peringkat ke-114 dunia, seharusnya tampil sejak babak kualifikasi yang berlangsung 21-25 September. Namun, sehari sebelum tampil, panitia memberi tahu bahwa dia telah dikeluarkan dari turnamen karena hasil tes Popovic, yang selalu mendampinginya dalam turnamen serta tinggal sekamar dengan Dzumhur di Paris, dinyatakan positif.
Sesuai protokol yang diberlakukan Federasi Tenis Perancis (FFT) pada Perancis Terbuka dalam masa pandemi Covid-19, partisipan dengan hasil tes positif dan orang yang berhubungan dengannya dicoret dari turnamen. Dzumhur pun terkena konsekuensi tersebut meski hasil tesnya negatif.
Popovic meminta tes ulang dengan keyakinan hasil tersebut salah, tetapi permintaan tersebut ditolak FFT. ”Saya terinfeksi dua bulan lalu. Sebulan kemudian, saya menjalani tes darah dan hasilnya ditemukan antibodi Covid-19. Itu adalah proteksi tubuh saya terhadap virus. Jadi, hasil tes positif tersebut bisa salah,” tutur Popovic.
FFT mengharuskan orang yang terinfeksi menjalani karantina selama sepekan. Namun, saat diwawancara kantor berita AP, Popovic telah berada di Serbia.
”Saya pikir akan lega dengan hasil tes di sini. Nyatanya, saya frustrasi. Seandainya ini terjadi pada Rafael Nadal, pasti panitia memberi kesempatan untuk uji sampel kedua, bahkan ketiga,” kata Popovic, yang selalu mendapat hasil negatif dalam 25 tes, 35 hari terakhir, hingga akhirnya dinyatakan positif di Paris.
Dampak pencoretan Dzumhur, tuntutan hukum pun akan diajukan. ”Ini adalah skandal. Saya yakin, kami akan menang di pengadilan. Mereka akan membayar mahal untuk ini,” lanjutnya, seperti dikutip dari media Perancis, L’Equipe.
Dzumhur adalah satu dari enam petenis kualifikasi yang batal tampil. Tiga dari mereka positif Covid-19, sedangkan tiga lainnya kontak dengan orang yang terinfeksi. Meski demikian, FFT tak mengumumkan nama-nama pemain tersebut. Dzumhur mengumumkan sendiri pencoretannya melalui akun media sosial.
FFT berkomentar, semua protokol yang dilakukan panitia telah ditandatangani petenis dan timnya dalam surat pernyataan sebagai syarat mengambil akreditasi. Peraturan itu dibuat mengacu pada pedoman yang ditentukan pemerintah.
Sementara itu, dokter dari FFT, Bernard Montalvan, menjelaskan, sampel yang dinyatakan positif dites lagi untuk memperkuat hasil. Dengan demikian, Montalvan mengatakan, Popovic telah menjalani dua kali tes.
Perancis Terbuka menjadi Grand Slam kedua yang diselenggarakan pada saat pandemi Covid-19 setelah AS Terbuka di New York, 31 Agustus-13 September. Meski sama-sama menerapkan protokol kesehatan, seperti kewajiban mengenakan masker dan menjalani tes Covid-19, ada perbedaan yang berlaku pada Perancis dan AS Terbuka.
FFT membolehkan Perancis Terbuka disaksikan 5.000 penonton per hari, untuk ditempatkan di lapangan utama, Stadion Philippe Chatrier, sedangkan AS Terbuka dilaksanakan tanpa kehadiran penonton. Ini akan dilakukan meski penambahan Covid-19 mencapai hingga 13.000-an kasus per hari, pada September, di Perancis. Jumlah itu menjadi yang tertinggi sejak terdapat kasus Covid-19 di Perancis pada Februari.
Menanti posisi Thiem
Undian turnamen akan dilakukan pada Kamis ini, dan penggemar tenis menanti posisi juara AS Terbuka, Dominic Thiem. Sebagai unggulan ketiga, Thiem bisa ditempatkan di paruh atas bersama unggulan pertama Novak Djokovic atau bersama unggulan kedua Rafael Nadal di paruh bawah. Ketiga petenis tersebut menjadi kandidat juara tunggal putra pada tahun ini.
Setelah menjuarai AS Terbuka, gelar pertama di arena Grand Slam, Thiem mengatakan, perburuan gelar dalam panggung besar lainnya diharapkan akan terasa lebih ringan. Kesempatan tersebut datang pada dua pekan ke depan. Apalagi, penetis Austria itu bisa menembus final pada dua tahun terakhir di Roland Garros.
Sementara itu, Djokovic mengatakan, meski Nadal tampil dominan di Perancis Terbuka, dengan 12 gelar juara dari 15 partisipasi, bukan berarti petenis Spanyol tersebut tak dapat dikalahkan. Djokovic menyebut, dirinya dan Thiem akan menjadi pesaing berat Nadal. (AP/REUTERS)