Kasus Covid-19 Masih Tinggi, Pemda DIY Tetap Izinkan Penyelenggaraan Liga 1
Meski kasus Covid-19 meningkat, Pemerintah Daerah DI Yogyakarta tetap mengizinkan penyelenggaraan kompetisi sepak bola Liga 1. Untuk memenuhi protokol kesehatan, laga Liga 1 digelar tanpa penonton.
Oleh
HARIS FIRDAUS
·4 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS — Pemerintah Daerah DI Yogyakarta tetap mengizinkan penyelenggaraan kompetisi sepak bola Liga 1 2020 digelar di provinsi tersebut meski di tengah kasus Covid-19 yang terus meningkat. Untuk menekan potensi penularan, pertandingan akan digelar tanpa penonton diiringi penerapan protokol kesehatan secara ketat.
”Pada prinsipnya (penyelenggaraan Liga 1) kami izinkan, tetapi dilaksanakan tanpa penonton. Jadi, kami perbolehkan untuk diselenggarakan di DIY, tetapi tidak boleh ada penonton,” kata Sekretaris Daerah DIY Kadarmanta Baskara Aji, Rabu (23/9/2020), di kompleks Kantor Gubernur DIY, Kota Yogyakarta.
Laga lanjutan Liga 1 2020 akan digelar pada 1 Oktober dengan lokasi pertandingan dipusatkan di Pulau Jawa. Menurut rencana, ada tujuh klub peserta Liga 1 yang akan menjadikan stadion di wilayah DIY sebagai homebase atau kandang mereka.
Tiga klub, yakni PSM Makassar, Bali United, dan Persija Jakarta, bakal berkandang di Stadion Sultan Agung, Kabupaten Bantul. Adapun empat klub lain, yaitu PSS Sleman, Persiraja Banda Aceh, Borneo FC, dan Barito Putera, direncanakan berkandang di Stadion Maguwoharjo, Kabupaten Sleman.
Namun, rencana penyelenggaraan Liga 1 di DIY mendapat sorotan karena kasus Covid-19 di provinsi itu sedang meningkat beberapa hari terakhir. Bahkan, pada Sabtu (19/9/2020), muncul rekor baru penambahan pasien Covid-19 di DIY, yakni 74 orang. Setelah itu, penambahan jumlah pasien terus tinggi.
Pada Minggu (20/9/2020), misalnya, terdapat 70 pasien baru. Senin (21/9/2020) terdapat 64 pasien baru. Selasa (22/9/2020) ada 67 pasien baru. Rabu ini terdapat 63 pasien baru. Selain itu, selama September, rata-rata kasus harian Covid-19 di DIY juga lebih tinggi dibanding bulan-bulan sebelumnya. Pada 1-23 September 2020, dilaporkan 950 kasus Covid-19 atau rata-rata 41,3 kasus per hari.
Pada Agustus 2020, tercatat 751 kasus atau rata-rata 24,2 kasus per hari. Adapun pada Juli 2020 jumlah kasus Covid-19 hanya 361 kasus atau rata-rata 11,6 kasus dalam sehari. Data ini menunjukkan, rata-rata kasus harian pada September ternyata tiga kali lipat lebih banyak jika dibandingkan dengan rata-rata kasus harian pada Juli.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan DIY, hingga Rabu ini total pasien positif Covid-19 di daerah tersebut 2.375 orang. Dari jumlah itu, 1.634 orang telah sembuh dan 61 orang meninggal. Masih ada 680 pasien di DIY yang belum sembuh atau dirawat.
Protokol kesehatan
Kadarmanta menyatakan, penyelenggaraan Liga 1 akan diikuti penerapan protokol kesehatan secara ketat. Untuk memastikan penerapan protokol kesehatan, Pemda DIY akan menerjunkan petugas ke stadion tempat pertandingan.
Selain itu, petugas juga akan mengawasi lokasi sekitar stadion untuk memastikan tidak ada suporter atau pendukung klub berkumpul di sana. ”Kami terjunkan petugas untuk memastikan tidak ada kerumunan karena kami memang tidak mengizinkan adanya kerumunan,” ujar Kadarmanta.
Kadarmanta juga menyebut, para pemain, pengurus klub, panitia pertandingan, dan pihak lain yang terlibat juga harus menjalani swab atau tes usap secara berkala. Hal itu untuk mengetahui apakah mereka terinfeksi Covid-19 atau tidak. ”Kami akan memantau persiapan panitia untuk menyelenggarakan protokol kesehatan di lokasi. Semua yang terlibat juga harus dilakukan swab,” katanya.
Dengan penerapan protokol kesehatan, Kadarmanta meyakini, penyelenggaraan Liga 1 tidak akan memicu lonjakan kasus Covid-19 di DIY. ”Kalau sudah diupayakan seperti itu, ya, mudah-mudahan tidak (meningkatkan kasus Covid-19),” ucapnya.
Kadarmanta juga memastikan, jika ada pelanggaran protokol kesehatan, Pemda DIY akan memberikan sanksi kepada panitia penyelenggara. Dia menyebut, sanksi yang diberikan itu bisa berupa penghentian pertandingan.
”Kalau sampai ada pelanggaran, panitia akan kena sanksi. Bisa jadi kami hentikan (pertandingan). Kami tidak ingin ada kluster (penularan Covid-19) dari sepak bola,” ungkapnya.
Dalam kesempatan sebelumnya, Direktur Operasional PT Liga Indonesia Baru (LIB) Sudjarno mengatakan, seluruh laga lanjutan Liga 1 bakal dilaksanakan tanpa penonton untuk mencegah kerumunan yang bisa meningkatkan risiko penularan Covid-19.
Dia menyebut, PT LIB sebagai penyelenggara Liga 1 juga berencana melakukan tes usap kepada pemain dan pengurus klub setiap 14 hari sekali. ”Kami sangat memperhatikan protokol kesehatan. Misalnya rencana agar setiap 14 hari pemain dan ofisial kami swab. Jadi, protokol kesehatannya kami buat ketat,” kata Sudjarno.
Direktur Utama PT LIB Akhmad Hadian Lukita juga memastikan, penyelenggaraan lanjutan Liga 1 2020 bakal diikuti penerapan protokol kesehatan ketat. Penerapan protokol kesehatan penting agar tidak ada penularan Covid-19 selama penyelenggaraan lanjutan kompetisi tersebut.
”Kelanjutan liga ini harus sesuai dengan protokol kesehatan. Jangan sampai lengah. Koordinasi dengan pemerintah daerah juga akan terus dilakukan,” kata Akhmad.