”Forward” Los Angeles Lakers, Anthony Davis, membawa Lakers unggul 2-0 atas Denver Nuggets lewat lemparan penentu di akhir gim kedua. Lemparan itu berhasil menepis keraguan banyak orang.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·3 menit baca
ORLANDO, SENIN — Legenda hidup NBA, Charles Barkley, mengatakan, bintang LA Lakers, Anthony Davis, adalah pemain hebat, tetapi tidak punya jiwa pembunuh. Keraguan sang komentator di pertengahan gim itu langsung dibayar tunai oleh Davis, yang membunuh harapan Nuggets lewat lemparan buzzer beater.
Dua detik tersisa. Satu penguasaan bola. Di momen krusial itu, Davis dengan sangat dingin melesakkan lemparan tiga poin yang masuk beriringan dengan bel akhir pertandingan. Lakers berbalik unggul dan merebut kemenangan atas Nuggets, 105-103, pada gim kedua Final Wilayah Barat, Senin (21/9/2020) WIB, di ”gelembung” Orlando.
Setelah lemparan penentu, Davis berteriak sambil berlari ke arah teman-temannya untuk selebrasi kemenangan. Semangat bergelora itu sampai membuat rookie Lakers, Talen Horton-Tucker, menjadi korban. Horton-Tucker terempas ke lantai saat ingin menyambut Davis dari arah berlawanan.
Davis, pemain yang tidak pernah melaju jauh di playoff sebelumnya, justru jadi pahlawan kemenangan Lakers untuk memimpin seri, 2-0. Dengan sumbangan 31 poin dan 9 rebound, pemain bertubuh tinggi besar ini menyelematkan timnya dari magis paruh kedua Nuggets.
Pelatih Lakers Frank Vogel menyebut naluri membunuh Davis sudah seperti mendiang Kobe Bryant. Adapun seluruh pemain Lakers kembali memakai jersei ”Mamba Hitam” sebagai tribut untuk Bryant.
”Itu adalah lemparan yang biasa dilakukan Bryant. Buat saya, AD berlari ke sayap, lalu menerima dan melempar bola, di pertandingan terbesar musim ini. Itu adalah lemparan Mamba,” puji Vogel, selepas laga.
Insting predator Davis terlihat nyata saat mengambil lemparan terakhir. Wajahnya sangat fokus dan yakin. Pemain berusia 27 tahun ini tidak sedikit pun ragu mengeksekusi tugas yang seharusnya diambil ”sang raja” LeBron James. Adapun James tidak berkutik dijaga dua pemain Nuggets.
”Ini adalah sebuah mimpi besar (bagi saya). Ini adalah persembahan bagi fans yang mendukung kami sepanjang tahun. Kami tidak pernah mau kalah, apalagi saat mengenakan jersei Mamba,” kata Davis.
Davis menggungguli rivalnya di gim ini, center Nuggets, Nikola Jokic, yang tampil gemilang lewat 30 poin, 6 rebound, dan 9 asis. Di menit-menit krusial, kedua pemain bertubuh besar saling beradu kekuatan. Davis beruntun mencetak 10 poin terakhir Lakers, sedangkan Jokic mencetak 12 poin Nugets berturut-turut.
Nuggets bersama Jokic lagi-lagi menunjukkan kebangkitan di paruh kedua. Mereka yang sempat tertinggal 16 poin di kuarter ketiga, berbalik unggul 103-102 saat 20 detik terakhir.
Namun, perlawanan Nuggets tidak berarti karena lemparan ajaib Davis. ”Pemain hebat membuat lemparan hebat dan dia berhasil melakukannya. Jadi, dia memang benar-benar pemain hebat,” ucap Jokic yang menjaga Davis di lemparan terakhir.
James juga menjadi fondasi kemenangan Lakers dengan sumbangan double-double 26 poin dan 11 rebound. Total 20 poin dibuatnya di paruh pertama. Dia agak kesulitan setelahnya, tetapi performa itu berhasil ditutupi oleh Davis.
Lakers sejauh ini tidak pernah terkalahkan ketika mereka memakai jersei ”Mamba Hitam”. Rekornya adalah tiga kali kemenangan beruntun di playoff. Mereka seakan punya motivasi ganda setiap memakai jersei berwarna hitam itu. Adapun jersei dibuat sebagai pengingat terhadap Bryant yang meninggal karena kecelakaan helikopter pada awal 2020.
Meski kalah, tim asuhan Mike Malone bisa istirahat lebih tenang. Mereka mulai menemukan cara untuk mengimbangi pasukan penuh bintang Lakers. Salah satunya, Jokic sudah bisa keluar dari jeratan penjagaan center Lakers, Dwight Howard. Di gim pertama, Jokic tidak berkutik menghadapi Howard.
Ketinggalan 0-2 bukanlah masalah besar bagi Nuggets. Jokic dan rekan-rekan sudah terbiasa tertinggal dulu. Mereka sudah dua kali membuktikan bisa bangkit dari eliminasi setelah tertinggal 1-3 di playoff. (AP)