Balapan seri ketujuh di Misano menggambarkan ungkapan Valentino Rossi, di mana para pebalap MotoGP semakin agresif seperti kelas Moto2. Persaingan pun semakin ketat karena banyak pebalap yang bisa meraih podium.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·4 menit baca
MISANO, MINGGU – MotoGP tanpa Marc Marquez, yang absen karena cedera, kehilangan sosok alfa yang mendominasi persaingan. Semua pebalap kini bersaing dengan level yang relatif setara, bahkan para pebalap muda mulai bisa mencicipi manisnya podium. Para pebalap muda itu pun menjadi sangat agresif karena seperti melihat jalan raya menuju podium, termasuk pada balapan ketujuh di Sirkuit Misano, San Marino, Minggu (20/9/2020).
Balapan seri Emilia Romagna ini penuh dengan pelintiran alur cerita. Kemenangan yang seakan menjadi milik Francesco “Pecco” Bagnaia berubah dengan cepat saat balapan menyisakan tujuh putaran. Kesalahan kecil yang dilakukan oleh pebalap Pramac Ducati itu harus dia bayar mahal. Podium tertinggi yang sudah di depan mata melayang seiring debu yang membubung saat motornya meluncur di area kerikil tikungan enam Sirkuit Misano.
Ini akhir yang menyedihkan bagi Pecco yang tampil mengesankan sejak sesi latihan bebas ketiga saat memecahkan rekor lap tercepat di Misano. Pecco mengawali balapan dengan brilian. Dia mengambil alih pimpinan balapan dari Maverick Vinales dan menjaga ritme dengan pace stabil pada 1 menit 32 detik. Namun, pebalap lulusan akademi VR46 itu melakukan kesalahan kecil saat melewati tikungan enam dan terjatuh.
Kecelakaan itu tak lepas dari pandangan Vinales yang tahu dirinya akan meraih kemenangan pertama musim ini, dan posisi akan kembali ke jalur persaingan juara. “Ya, pekerjaan yang luar biasa pekan ini. Kami bersiap dengan sangat baik. Pecco sangat cepat di sepanjang balapan. Saya terus menekan dan berusaha menjaga ban hingga lap terakhir. Saya pikir saya semakin mendekat ke Pecco hingga Pecco membuat kesalahan dan saya menjaga supaya tidak terjatuh dan meraih poin maksimal,” tegas pebalap Monster Energy Yamaha itu kepada MotoGP.
“Terima kasih kepada semua orang yang mendukung kami, karena mereka tahu tim kami sempat mengalami masa-masa sulit. Tetapi saat itu sepertinya itu telah berlalu. Saya ingin terus seperti ini, bekerja ekstra keras, karena kami tahu memiliki potensi lebih banyak lagi,” ujar Vinales optimistis.
Perubahan alur balapan juga terjadi dalam perebutan posisi dua dan tiga. Podium yang terlihat menjadi milik Pol Espargaro (KTM), dan Quartararo, berubah menjadi persaingan sengit saat pebalap Suzuki Joan Mir ikut bersaing. Seperti seri keenam, Mir bangkit di akhir-akhir balapan. Dia terus mengejar Espargaro dan Quartararo hingga menempel mereka saat balapan tersisa tiga lap.
Manuver Mir di tikungan, seperti saat mendahului Valentino Rossi pada seri San Marino, dia tunjukan lagi untuk mendahului Quartararo. Pebalap muda Suzuki itu sangat agresif hingga tak mampu dibendung oleh Espargaro yang berjuang menjaga daya cengkeram ban belakang. Pencapaian Mir ini tak lepas dari buah spirit pantang menyerah. Perlahan dia terus mendekat ke pebalap di depannya.
“Saya sangat lelah, saya terus memberikan 100 persen sepanjang balapan, mengerahkan segalanya. Itu sangat sulit tetapi saya terus menekan begitu melihat jalan raya ke podium,” ujar Mir yang kini berada di posisi empat klasemen pebalap dengan 80 poin.
Mir hanya terpaut empat poin dari pemuncak klasemen pebalap Ducati Andrea Dovizioso yang finis di posisi delapan, dengan 84 poin. Posisi kedua ditempati pebalap Petronas SRT Yamaha Fabio Quartararo dengan 83 poin, sama dengan Vinales di posisi tiga.
Quartararo gagal kembali ke puncak klasemen karena mendapat hukuman tiga detik akibat melanggar batas kecepatan saat berusaha mendahului Espargaro. Pebalap Perancis berusia 22 tahun itu dihukum menjalani long lap, tetapi balapan terlanjur selesai, hingga dia dihukum tiga detik. Quartararo yang finis ketiga, harus turun satu tingkat ke posisi empat. Espargaro meraih podium keduanya musim ini setelah finis ketiga pada seri Styria.
Balapan seri Emilia Romagna ini juga berakhir mengecewakan bagi Rossi yang berjuang meraih podium ke-200. Dia terjatuh di awal balapan dan kemudian tercecer di posisi 19 sebelum keluar dari balapan pada lap ke-17. Rekan setim Bagnaia, Jack Miller, yang start di posisi kedua juga tidak menyelesaikan balapan karena masalah pada Desmosedici. (ANG)