Gareth Bale mendapat kesempatan untuk sekali lagi menjadi pemain yang bersinar di Tottenham Hotspur. Ia punya tugas yang sangat berat untuk mengantar Spurs meraih trofi lagi.
Oleh
DOMINICUS HERPIN DEWANTO PUTRO
·3 menit baca
LONDON, MINGGU — Penyerang Gareth Bale telah ”pulang” ke Tottenham Hotspur seusai mengembangkan mental juara bersama Real Madrid selama tujuh tahun. Kini, ia bertekad memanfaatkan mental juara itu untuk membantu Spurs mengakhiri paceklik trofi sejak menjuarai Piala Liga Inggris pada 2008.
Bale datang ke Spurs sebagai pemain pinjaman dan kontraknya di Real masih berlaku hingga akhir Juni 2021. Namun, pemain asal Wales ini diperkirakan tidak bisa tampil hingga akhir Oktober karena masih cedera.
Ini momen kembalinya Bale ke Spurs sejak ia dibeli Real pada 2013 seharga 85 juta pounds (sekarang setara Rp 1,6 triliun). Waktu itu, Real menjadikan Bale pemain termahal di dunia. Selama tujuh tahun di Real, Bale turut mengantar Real meraih empat trofi Liga Champions, tiga trofi Piala Dunia antarklub, dan dua trofi Liga Spanyol.
”Dengan punya pengalaman bermain di Real, memenangi beberapa trofi dan tampil bersama tim nasional (Wales), saya sekarang merasa memiliki mental juara dan tahu cara meraih trofi,” kata Bale. Ia merasa sudah terbiasa mengatasi berbagai tekanan dan berharap bisa melakukannya lagi bersama Spurs.
Mental juara ini sangat diperlukan Spurs yang selalu frustrasi di setiap kompetisi selama 12 tahun terakhir. Kesempatan terbaik datang pada musim 2018-2019 ketika mereka menembus final Liga Champions, tetapi akhirnya dikalahkan Liverpool. Hasil yang jauh dari memuaskan juga terlihat di kompetisi-kompetisi domestik.
Spurs tetap tidak bisa mengisi lemari mereka dengan trofi yang baru meski ditangani manajer sekaliber Mauricio Pochettino. Kini, mereka sudah ditangani manajer yang juga bermental juara, Jose Mourinho. Namun, mereka tetap mengakhir musim 2019-2020 dengan tangan kosong. Spurs bahkan hanya finis di peringkat keenam Liga Inggris musim lalu.
Penguatan skuad dengan tambahan pemain baru sangat dibutuhkan Spurs dan Bale merupakan salah satu jawabannya. ”Sejak saya pergi (dari Spurs), saya sudah berpikir untuk bisa kembali suatu hari nanti dan kesempatan itu telah tiba. Saya sekarang merasa sangat termotivasi dan sudah tidak sabar untuk bermain,” kata Bale.
Mourinho pun mengatakan bahwa Bale seperti kepingan puzzle yang telah ia temukan. ”Sebuah skuad bisa menjadi sebuah puzzle dan bagus apabila ada pemain baru yang datang dan melengkapi puzzle tersebut,” katanya.
Pertaruhan Mourinho
Namun, kedatangan Bale ini juga bisa menjadi pertaruhan Mourinho. Bale memang bisa melengkapi lini depan Spurs yang sudah diperkuat Harry Kane dan Son Heung-min, tetapi Bale pada beberapa tahun terakhir memiliki reputasi buruk di Real.
Bale sudah dicap sebagai pemain yang bandel dan ringkih karena kerap cedera. Pada paruh kedua musim lalu, Bale pun lebih sering duduk di bangku cadangan dan menyaksikan rekan-rekannya di Real berlaga. Situasi menjadi lebih buruk ketika hubungannya dengan Manajer Real Zinedine Zidane tampak tidak bisa diperbaiki.
Saat ini Bale sudah berusia 31 tahun sehingga situasi di Real tidak menguntungkan dari segi perkembangan kariernya. Sebagai pemain yang jarang diturunkan, Bale berpotensi kehilangan sentuhannya. Hal ini bisa mempengaruhi penampilannya ketika membela timnas Wales.
Oleh karena itu, Bale sempat berniat untuk pindah ke klub China, Jiangsu Suning, pada tahun lalu, tetapi gagal. Ia kemudian mengatakan bahwa kegagalan transfer itu disebabkan oleh sikap manajemen Real yang berusaha menghalanginya pergi.
Tekad Bale untuk pergi dari Real pun akhirnya terealisasi pada September ini ketika Spurs membuka pintu. ”Ini (Spurs) adalah klub yang spesial. Sejak saya pergi (ke Real), klub ini sudah banyak berkembang,” katanya.
Kini, tugas berat ada di depan mata Mourinho. Ia harus bisa menuntut Bale untuk benar-benar membuktikan mental juaranya di dalam skuad. Ibarat orang yang pulang ke kampung setelah lama merantau, Bale diharapkan membawa buah tangan yang istimewa. Buah tangan itu bisa berupa mentalitas juara yang ia klaim sudah ada dalam dirinya. Mourinho akan berada di barisan terdepan untuk menagihnya. (AFP/REUTERS)