Paling Siap, Stadion GBT Diusulkan Jadi Arena Pembukaan
Stadion Gelora Bung Tomo di Surabaya akan diusulkan menjadi tempat pembukaan Piala Dunia U-20 tahun 2021. Surabaya dinilai yang paling siap dari enam kota yang akan menggelar pertandingan akbar sepak bola usia muda itu.
Oleh
IQBAL BASYARI dan Adrian Fajriansyah
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali akan mengusulkan kepada FIFA agar Stadion Gelora Bung Tomo atau GBT di Surabaya menjadi tempat pembukaan Piala Dunia U-20 2021. Stadion kebanggaan warga Surabaya itu dinilai paling siap dibandingkan lima stadion lainnya.
”Sampai sekarang, kami belum menentukan tempat pembukaannya. Jika Stadion Gelora Bung Tomo memang bagus, kami akan usulkan ke FIFA karena memang (tempat pembukaan) tidak harus di Jakarta,” ujar Zainudin, yang juga Ketua Panitia Nasional Penyelenggaraan Piala Dunia FIFA U-20 Indonesia 2021 (INAFOC) seusai meninjau Stadion GBT di Surabaya, Jumat (18/9/2020).
Zainudin, yang didampingi Wakil Ketua Umum PSSI Iwan Budianto dan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dalam peninjauan itu, berkata, pemda memiliki peranan penting untuk menyukseskan hajatan akbar sepak bola yang akan digelar pada Mei-Juni 2021 itu.
Dari enam daerah yang akan menggelar pertandingan, Surabaya dinilainya yang paling siap. Menurut Risma, pihaknya tetap melanjutkan renovasi GBT dan fasilitas pendukung lainnya pada masa pandemi saat ini.
Beberapa renovasi di stadion yang tengah dikebut, antara lain, pergantian rumput, pemasangan lampu, kursi, serta perbaikan ruang ganti pemain. Selain itu, juga dibangun sejumlah lapangan latihan untuk tim. ”Seluruh fasilitas ini dikerjakan sesuai standar FIFA,” kata Risma.
Persiapan arena di Surabaya itu ditargetkan selesai akhir Desember 2020. Menurut Risma, pihaknya juga menyiapkan pertunjukkan bagi para tim peserta maupun masyarakat umum.
Menanti FIFA
Hanya saja, akibat pandemi, utusan FIFA belum juga kunjung menengok perkembangan renovasi GBT maupun lima stadion lainnya di Tanah Air. Awalnya, kunjungan itu dijadwalkan pada April lalu, lantas ditunda pada September. Namun, hingga pertengahan bulan ini belum ada kejelasan tentang rencana kunjungan itu.
Ketidakjelasan itu lantas menimbulkan spekulasi bahwa Piala Dunia U-20 pada Mei 2021 akan ditunda. Potensi penundaan jadwal itu juga diakui Zainudin dalam jumpa pers virtual di Jakarta, Kamis (17/9/2020).
Sejauh ini, yang pasti tampil baru Indonesia selaku tim tuan rumah. Adapun 23 tim lainnya belum bisa ditentukan. (Zainudin Amali)
Selain masalah jadwal, tim pesertanya pun belum bisa dipastikan hingga saat ini. Hal itu tidak terlepas dari situasi pandemi yang telah menunda berbagai perhelatan besar olahraga dunia, seperti Olimpiade Tokyo, Piala Eropa, dan Piala Thomas Uber 2020. Namun, sejauh ini belum ada pengumuman resmi dari FIFA terkait nasib jadwal Piala Dunia U-20 2021.
”Sejauh ini, yang pasti tampil baru Indonesia selaku tim tuan rumah. Adapun 23 tim lainnya belum bisa ditentukan. Tetapi, sebagai penyelenggara, kami harus siap dengan situasi apa pun. Kalau mau mundur masih bisa, tetapi kalau maju itu sulit,” ujar Zainudin kemudian.
Keputusan Presiden
Alih-alih memusingkan jadwal, pihaknya ingin fokus menyiapkan Piala Dunia U-20 sebaik mungkin. Persiapan itu bakal lebih gencar karena pada 15 September lalu pemerintah telah menerbitkan Keputusan Presiden Nomor 19 Tahun 2020 tentang Panitia Nasional Penyelenggaraan Piala Dunia U-20 2021 dan Instruksi Presiden Nomor 8 Tahun 2020 tentang Dukungan Penyelenggaraan Piala Dunia U-20 2021.
Kedua aturan itu menjadi acuan percepatan persiapan Piala Dunia U-20. Setidaknya, pemerintah fokus untuk menyiapkan arena lebih dahulu karena hal itu butuh waktu paling panjang dari hal-hal lainnya.
Terkait persiapan itu, kepala daerah di arena laga akan dimasukkan dalam INAFOC. ”Sinergi pusat dan daerah sangat diperlukan,” ujar Zainudin kemudian.