Seri ketujuh MotoGP di Sirkuit Misano, San Marino, diawali dengan optimisme tinggi para pebalap. Mereka meningkatkan level persaingan menyusul perbaikan setelan motor, serta penggunaan komponen baru peningkat performa.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·6 menit baca
MISANO, JUMAT – Sesi latihan bebas pertama dan kedua, Jumat (18/9/2020), membuka peluang persaingan yang lebih ketat pada seri ketujuh MotoGP di Sirkuit Misano, San Marino, Minggu (20/9). Sejumlah tim yang pekan lalu kesulitan menemukan setelan motor yang optimal, pekan ini menjanjikan untuk tampil lebih kompetitif, terutama KTM dan Honda. Mereka akan mengusik para pebalap Yamaha, Ducati, dan Suzuki, yang pekan lalu dominan.
Para pebalap Yamaha masih menjadi favorit di Misano dengan performa yang relatif konsisten pada sesi latihan bebas pertama (FP1) dan latihan bebas kedua (FP2). Dua pebalap Petronas SRT Yamaha, Fabio Quartararo dan Franco Morbidelli, berurutan menjadi yang tercepat pada FP1.
Sedangkan pada FP2, dua pebalap tercepat diambil alih oleh pebalap KTM Brad Binder dan pebalap LCR Honda Takaaki Nakagami. Quartararo di posisi ketiga setelah gagal memperbaiki waktu di akhir sesi siang, diikuti pebalap Monster Energy Yamaha Maverick Vinales, dan rekan setim Binder, Pol Espargaro. Kelima pebalap teratas ini hanya berada dalam rentang 0,071 detik. Ini mengindikasikan balapan seri Emilia Romagna ini akan berlangsung lebih ketat.
Quartararo yang pekan lalu gagal finis karena kecelakaan, bekerja keras menemukan setelan motor yang optimal pada FP1 dan FP2. Dia mengonfirmasi ulang sejumlah komponen baru yang dites pada Selasa lalu, sekaligus mencoba sejumlah kombinasi ban depan-belakang keras-medium, keras-lunak. Pebalap muda Perancis ini berada dalam tekanan setelah digusur oleh pebalap Ducati Andrea Dovizioso dari puncak klasemen. Dia terpaut enam poin dari Dovizioso yang mengumpulkan 76 poin, setelah pekan lalu finis di posisi ketujuh.
Sedangkan Morbidelli yang finis tedepan pada seri San Marino, pekan lalu, lebih fokus mencari setelan motor yang optimal untuk balapan pada FP2. Dia di posisi ke-14, dua tingkat di bawah Valentino Rossi yang juga lebih fokus mengumpulkan data untuk strategi balapan. Rekan setim Rossi di tim pabrikan Yamaha, Vinales, juga melakukan langkah yang sama, khususnya pada FP1.
“Dalam FP1 kami banyak bekerja untuk persiapan balapan pada Minggu. Misi utama kami adalah memperbaiki setelan untuk balapan, jadi kami lebih fokus pada itu dan tidak terlalu pada kecepatan satu putaran. Saya cukup senang. Ritme kami bagus,” ujar Vinales dikutip Crash.
Pada FP1, Vinales menggunakan ban lunak-keras sepanjang sesi. Ini menjadi tanda tanya besar, karena pekan lalu dia tidak bisa melaju kencang di lap-lap awal dengan ban belakang keras, sehingga tercecer di belakang meskipun start dari posisi terdepan. Sedangkan di FP2 dia mencoba kombinasi ban keras-medium dan medium-lunak. Vinales mencetak waktu lebih cepat dari sesi pagi. “Kami tahu kami memiliki kecepatan dan sudah pasti bisa melakukan lap yang bagus, tetapi tujuan kami adalah menjadi cepat dalam balapan,” tegas pebalap Spanyol itu.
Rossi yang pekan lalu tampil brilian dengan menempati posisi kedua hingga lebih dari separuh total lap, sebelum akhirnya finis keempat, sempat mencoba ban belakang keras pada FP1. Tetapi dia dan Vinales, tidak menggunakan ban baru untuk melakukan time attack karena fokus pada mencari setelan untuk balapan. Sedangkan pada FP2, Rossi lebih banyak menggunakan kombinasi ban keras-medium.
Rossi mencari kombinasi ban yang tidak terlalu cepat aus, seperti kombinasi medium-medium pada pekan lalu, yang kehilangan daya cengkeram memasuki 10 lap terakhir. Itulah mengapa dia bisa mudah didahului oleh pebalap Pramac Ducati Francesco Bagnaia, serta pebalap Suzuki Joan Mir di lap terakhir, hingga gagal meraih podium ke-200 di kelas elite.
Rossi dan Vinales masih memiliki ruang untuk menjadi lebih cepat saat meggunakan ban baru pada FP3 serta kualifikasi, Sabtu. Mereka akan melakukan time attack pada kedua sesi itu untuk mendapatkan posisi start di baris depan. Pekan lalu, para pebalap Yamaha menguasi posisi start pertama hingga keempat.
Namun, Rossi menilai, pekan ini persaingan akan lebih ketat, karena semua pebalap menjadi lebih cepat. “Kami harus bekerja, karena semua orang sangat kuat. Sepertinya semua orang lebih cepat dibandingkan pekan lalu, jadi kami perlu bekerja dan memperbaiki pace kami. Pagi ini kami bekerja pada setelan, dan kami mencoba beberapa ban berbeda,” tegas Rossi.
Kekhawatiran Rossi itu terjawab pada FP2 dengan performa Binder, Espargaro, dan Nakagami. Sedangkan pebalap Suzuki, lebih fokus pada setelah balapan pada FP2, sehingga catatan waktu Joan Mir dan Alex Rins, tidak mengambarkan potensi sebenarnya. Mir yang pekan lalu finis ketiga setelah bangkit mulai pertengahan balapan, menjadi perhatian khusus para pesaingnya. Mir menjadi pebalap yang meraih poin terbanyak dalam tiga balapan terakhir, hingga kini di posisi keempat hanya 16 poin dari Dovizioso.
Masalah Honda
Akhir pekan ini diharapkan memberi hasil yang bagus bagi Honda yang mengalami keterpurukan perfoma menyusul cedera pebalap andalan mereka Marc Marquez. Peraih enam kali juara MotoGP itu, diperkirakan baru bisa pulih 100 persen pada akhir Oktober atau pekan pertama November. Honda terus mengalami masalah, setelah pebalap LCR Honda Cal Crutchlow dinyatakan tidak fit untuk balapan menyusul operasi lengan kanan akibat arm pump. Sedangkan pengganti Marquez, pebalap penguji Stefan Bradl, tidak akan tampil pekan ini karena cedera pada lengan kanan.
“Sayangnya, saya masih mengalami masalah dengan lengan kanan saya dan saya tidak bisa membalap dengan aman dan secara konsisten. Saya berbicara dengan dokter saya dan kami melakukan operasi kecil untuk membersihkan syaraf sebelum akhir pekan ini tetapi ketika mereka membedah lengan saya, mereka melihat situasinya lebih rumit dibandingkan pikiran awal mereka,” jelas Bradl.
“Saya datang ke Misano dengan maksud balapan karena dokter saya mengatakan pada saya tidak apa-apa untuk balapan. Tetapi dalam situasi ini, saya tidak merasa saya bisa mengendarai motor dengan aman sepanjang balapan, jadi bersama dengan HRC kami telah memutuskan istirahat pekan ini untuk pemulihan sebelum Barcelona,” ujar pebalap asal Jerman itu.
Situasi ini menempatkan Nakagami sebagai pebalap andalan Honda untuk meraih podium, mengingat rekan setim Marc Marquez di Repsol Honda, Alex Marquez, belum bisa memaksimalkan performa RC213V versi 2020. Nakagami memacu motor 2019 dan nyaris meraih podium pada seri Austria, tetapi gagal setelah start balapan diulang menyusul kecelakaan Morbidelli dan Johann Zarco.
Masalah Honda ini menjadi konsekuensi dari RC213V yang dikembangkan untuk Marc Marquez. Ketiga pebalap yang menggunakan motor 2020, Crutchlow, Alex, dan Bradl, sejauh ini hanya bisa meraih poin gabungan 22. Bradl belum meraih poin musim ini. Sedangkan Nakagami dengan motor 2019 telah meraih 53 poin, yang juga poin Honda dalam klasifikasi manufaktur di peringkat kelima.
Honda sangat merindukan Marc Marquez, tetapi pebalap brilian itu belum bisa dipastikan kapan akan kembali membalap. “Saya tidak memiliki bola kristal, bahkan Marc tidak tahu kapan dia bisa kembali. Saat kondisinya 100 persen dia akan kembali. Saat ini yang diperlukan adalah bersabar. Yang pasti, saya berharap itu bisa segera,” ujar Alex dikutip GPONe.