Jadwal turnamen utama bulu tangkis yang sangat padat tahun 2021 memaksa tim bulu tangkis Indonesia menentukan prioritas. Bagi nomor ganda putra, Olimpiade Tokyo dinilai sebagai yang paling utama.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Mundurnya jadwal kejuaraan Piala Thomas dan Uber 2020 ke tahun 2021 membuat pentas persaingan atlet bulu tangkis akan sangat padat tahun depan. Sebagai cabang andalan Indonesia, skala prioritas akan ditetapkan demi berdiri pada podium tertinggi di pentas dunia.
”Tidak mungkin memaksakan atlet untuk mencapai target maksimal pada setiap ajang dalam jadwal yang sangat padat. Risikonya terlalu besar. Saya akan membuat skala prioritas. Olimpiade tentu menjadi yang utama,” ujar pelatih ganda putra pelatnas bulu tangkis Indonesia Herry Iman Pierngadi di Jakarta, Rabu (16/9/2020).
Pandemi Covid-19, yang berpengaruh pada kegiatan olahraga, membuat jadwal turnamen bulu tangkis 2020 berantakan. Banyak yang dibatalkan, ada pula yang ditunda.
Terakhir, pada Selasa, Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) memundurkan Piala Thomas dan Uber di Aarhus, Denmark, 3-11 Oktober, menjadi 2021. Sebelumnya, ajang ini telah ditunda dari jadwal semula, 16-24 Mei.
Penundaan kedua dilakukan setelah mundurnya lima tim, yakni Indonesia, Korea Selatan, Thailand, Taiwan, dan Australia. Setiap tim khawatir melakukan perjalanan jauh saat kasus penularan Covid-19 meningkat kembali secara global.
Maka, panggung besar yang sedianya berlangsung pada 2020 pun beralih ke 2021. Dari agenda yang telah tercantum di laman BWF, ajang besar pada 2021 diawali kejuaraan dunia beregu campuran Piala Sudirman, 23-30 Mei, di China.
Setelah itu, panggung terbesar atlet seluruh dunia, Olimpiade Tokyo 2020, pada 23 Juli-8 Agustus. Ajang empat tahunan ini mundur dari 24 Juli-9 Agustus 2020.
Jelang akhir tahun, 25 November-2 Desember, akan digelar Kejuaraan Dunia di Spanyol. Agenda tersebut belum termasuk Piala Thomas dan Uber serta turnamen tahunan BWF World Tour yang tak kalah bergengsi, seperti All England, Indonesia Terbuka, dan Final BWF World Tour.
Ganda putra, nomor yang diasuh Herry bersama sejumlah pelatih, paling diandalkan pada semua ajang penting tersebut. Saat ini, Indonesia memiliki tiga pasangan pada posisi enam besar dunia, yaitu Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon (peringkat pertama), Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan (2), dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto (6).
Dengan kekuatan tersebut, ganda putra paling berpeluang meraih medali emas Olimpiade. Kemenangan dari nomor ini juga diandalkan dalam kejuaraan beregu, Piala Thomas dan Piala Sudirman. Pasangan nomor satu dunia, Kevin/Marcus, bisa jadi memiliki target pribadi menjadi juara dunia yang belum pernah mereka rasakan.
”Bagi saya, Olimpiade nomor satu. Jadi, puncak penampilan atlet harus berada di sana,” kata Herry.
Namun, Herry tak menampik jika dua ganda putra yang akan mewakili Indonesia pada Olimpiade juga ditargetkan mencapai puncak penampilan pada ajang lain. Dia mensyaratkan terdapat jeda waktu minimal tiga bulan di antara keduanya.
Syarat serupa disampaikan Hendra. Pemain paling senior di pelatnas ini mengatakan, empat turnamen besar dalam setahun memang sulit, tetapi jika terpaksa harus dijalani. ”Yang penting jaraknya tidak terlalu dekat, perlu jarak 2-3 bulan antarturnamen,” ujarnya.
Selain Olimpiade, penampilan terbaik mereka diharapkan muncul pada Piala Thomas. Indonesia sangat berambisi membawa pulang trofi yang terakhir diraih pada 2002. Apalagi, peluang juara tahun ini terbuka.
Meski telah memastikan Piala Thomas dan Uber akan berlangsung pada 2021, BWF belum menentukan jadwal kejuaraan dua tahunan tersebut. Melihat jadwal sementara, ajang itu dimungkinkan digelar antara Januari-April (sebelum Piala Sudirman) atau antara Agustus-November, yaitu setelah Olimpiade dan sebelum Kejuaraan Dunia.
Sekretaris Jenderal PP PBSI Achmad Budiharto, seperti disebutkan dalam laman PBSI, mengatakan, pihaknya menerima informasi bahwa kemungkinan Piala Thomas dan Uber akan digelar setelah Olimpiade. ”Kalau ini benar, kami bisa fokus ke Olimpiade dulu,” ujar Budiharto.
Siap Tampil di Seri Asia
Herry juga memastikan kesiapan pemainnya tampil dalam kejuaraan Seri Asia jika jadi diselenggarakan di Thailand. Tiga seri kejuaraan yang dijadwalkan menjadi agenda baru BWF ketika turnamen bergulir kembali, setelah dihentikan sejak Maret.
BWF membuat dua seri kejuaraan yang berlangsung di “gelembung” Denmark dan Asia. Tiga ajang di Denmark adalah Piala Thomas dan Uber, Denmark Terbuka (13-18 Oktober), dan Denmark Masters (20-25 Oktober). Setelah Piala Thomas dan Uber ditunda, perubahan dilakukan dengan membatalkan Denmark Masters.
Untuk tiga ajang di Asia, yaitu Asia I, Asia II, dan Final BWF World Tour pada November, BWF menawarkan pada Indonesia dan Thailand untuk menjadi penyelenggara. Tetapi, situasi akibat pandemi dan banyaknya negara yang melarang warga mereka untuk datang ke Indonesia membuat PP PBSI tak jadi menerima tawaran tersebut.
Achmad mengatakan, dia menerima surat bahwa Thailand menerima tawaran tersebut. Mereka menghubungi negara peserta karena BWF meminta jaminan atlet negara lain bisa datang ke Thailand. “Ini yang sulit kita dapatkan kalau Indonesia menjadi tuan rumah,” ujar Budiharto (Kompas, 16/9/2020).
Asosiasi Bulu Tangkis Thailand (BAT) menyertakan protokol kesehatan yang akan diterapkan selama kejuaraan, seperti tes usap saat tiba di Thailand, juga dengan membuat kawasan yang tertutup untuk hotel, tempat latihan, dan arena pertandingan untuk melindungi peserta. BAT juga menjami perawatan jika terdapat anggota tim yang sakit.
Dengan jaminan tersebut dan jarak tempuh yang dekat dengan Indonesia, tim ganda putra memastikan akan turun jika turnamen di Thailnad jadi digelar. “Kekhawatiran dalam situasi pandemi pasti tetap ada. Tetapi, dengan jarak yang dekat, tak perlu transit dalam penerbangan, serta ada protokol kesehatan, ini lebih aman ketimbang ikut kejuaraan di Eropa. Pemain ganda putra akan turun jika seri Asia jadi digelar,” ujar Herry.