Sejumlah Cabor Tidak Paksakan Ada Pelatnas Tahun Ini
Sejumlah cabang olahaga, seperti voli dan renang, kesulitan dan tidak memaksakan menggelar pelatnas pada tahun ini akibat pandemi Covid-19 yang belum usai. Mereka pun mulai fokus menatap persiapan pada awal tahun depan.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Mengingat pandemi Covid-19 yang belum juga usai, sejumlah cabang olahraga tidak memaksakan digelarnya pemusatan latihan nasional (pelatnas) pada tahun ini. Mereka fokus menghadapi sejumlah agenda tahun depan.
Kepala Seksi Voli Indoor Pengurus Besar Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PB PBVSI) Loudry Maspaitella dihubungi pada Selasa (15/9/2020), mengatakan, tidak ada pelatnas voli pada tahun ini. Hal itu tidak terlepas dari vakumnya kejuaraan voli hingga akhir tahun ini akibat pandemi.
Bahkan, liga bola voli utama Indonesia atau Proliga 2020 telah dihentikan sejak 18 Maret lalu. Proliga dihentikan sebelum memasuki babak empat besar dan final. Sejumlah kejuaraan nasional lainnya, seperti Livoli, juga dibatalkan.
Di tingkat internasional, sedianya akan digelar Kejuaraan ASEAN Yunior.
Namun, jadwalnya belum dipastikan hingga saat ini karena pandemi.
”Dengan tidak adanya kejuaraan apapun hingga akhir tahun, maka tidak mendesak pula untuk menggelar pelatnas tahun ini," ujar Loudry.
Kini, lanjut Loudry, PBVSI mencoba beralih fokus menghadapi tahun depan. Kemungkinan besar, pelatnas voli akan dimulai pasca-gelaran Proliga 2021, Februari-Maret mendatang. Tahun depan, pelatnas voli diharapkan bisa diselenggarakan secepat mungkin.
Percepatan pelatnas voli itu mendesak karena Indonesia punya misi mempertahankan medali emas dari tim voli putra pada SEA Games 2021 Vietnam. Selain itu, mereka juga menargetkan peningkatan prestasi dari tim putri yang meraih perunggu pada SEA Games 2019.
Namun, karena terlalu sering ikut tarkam, fisik mereka kemungkinan bakal turun drastis karena tidak dapat berlatih fisik dengan intensitas tinggi.(Loudry Maspaitella)
Menurut Loudry, akibat vakumnya pelatnas, para pemain mengisi waktu di era pandemi saat ini dengan bermain turnamen kampung (tarkam).
”Kemampuan teknis atlet tidak akan turun selama tak ada latihan atau kejuaraan kompetitif, tahun ini. Namun, karena terlalu sering ikut tarkam, fisik mereka kemungkinan bakal turun drastis karena tidak dapat berlatih fisik dengan intensitas tinggi. Mental mereka juga tidak teruji,” ujarnya.
Tiket Olimpiade
PB Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI) juga belum bisa menggelar pelatnas selama pandemi. Meskipun demikian, mereka tetap berharap pelatnas renang bisa segera digelar di Jakarta karena tengah mengejar tiket Olimpiade Tokyo melalui serangkaian kualifikasi pada awal 2021 mendatang.
Terkait rencana menggelar pelatnas itu, PRSI mulai bersiap memanggil sejumlah atlet, seperti Glenn Victor Susanto,, I Gede Siman Sudartawa, Triady Fauzi, Aflah Fadlan, dan Farrel Armandio. Mereka kini masih berada dan berlatih di daerah asalnya masing-masing.
”Kami berusaha menggelar pelatnas secepatnya, walaupun peluangnya berat karena situasi yang tak kondusif,” ujar Kepala Bidang Pembinaan Prestasi PB PRSI Wisnu Wardhana.
PRSI telah mengajukan proposal untuk menerima anggaran bantuan pelatnas 2020 kepada Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) sejak Mei-Juni lalu. Akan tetapi, sejauh ini, mereka belum mendapatkan respons untuk melakukan nota kesepahaman atau MOU dengan Kemenpora.
Idealnya, tambah Wisnu, pelatnas sudah berjalan dua-tiga bulan lalu agar lebih optimal. Ada beberapa kejuaraan lokal di Australia yang masih berjalan dan bisa diikuti. ”Kalau pelatnas bisa dilakukan, kami akan memanfaatkannya optimal dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat," katanya.