Leonard Sekalipun Tak Mampu Cabut Kutukan Clippers
Clippers memperpanjang kutukannya setelah disingkirkan kuda hitam Nuggets. Duel derbi Los Angeles di final Wilayah Barat batal terjadi.
Oleh
KELVIN HIANUSA, KORANO NICOLASH LMS
·4 menit baca
ORLANDO, RABU — Kutukan Los Angeles Clippers genap lima dekade setelah musim ini mereka kembali gagal masuk final wilayah. Kesialan Clippers sejak tim terbentuk pada 1970 hingga dua kali berganti nama tidak pudar meskipun musim ini memiliki megabintang penghapus mitos, Kawhi Leonard.
Unggulan kedua Clippers akhirnya tersingkir seusai takluk dari Nuggets, 89-104, di gim ketujuh Semifinal Wilayah Barat, Rabu (16/9/2020) WIB, di ”gelembung” Orlando. Clippers yang sempat unggul 3-1 dalam seri ini membuang kesempatan di depan mata. Mereka pun harus rela pulang setelah kalah tiga kali beruntun yang menjadikan seri berbalik, 3-4.
Rekor buruk ini memperpanjang kutukan Clippers. Sejak didirikan dengan nama Buffalo Bravers, kemudian berganti jadi San Diego Clippers dan LA Clippers, mereka sudah delapan kali masuk ke semifinal wilayah.
Namun, tidak sekalipun dari delapan percobaan semifinal itu berujung kemenangan, termasuk musim ini. Mimpi juara tim tetangga Lakers ini pun harus dikubur dalam-dalam, sekali lagi.
”Kami ada di sana. Tidak ada alasan. Kami seharusnya bisa menyelesaikan (saat unggul 3-1). Seperti yang saya katakan, kami harus bercermin dalam tiga pertandingan terakhir,” kata Leonard.
Pada awal musim, Leonard diharapkan sebagai pencabut kutukan Clippers. Sang pemain baru saja memecahkan mitos di Toronto Raptors pada musim sebelumnya. Dia membawa Raptors pertama kali juara NBA sepanjang sejarah.
Kedatangan Leonard pun membuat harapan besar bagi Clippers. Apalagi, mereka turut mendatangkan megabintang lain, Paul George, untuk menemani Leonard. Akan tetapi, kehebatan itu masih tidak mampu mencabut kutukan Clippers.
Dalam gim ketujuh, Leonard dan George seakan menghilang dari tanggung jawabnya. Mereka yang diharapkan sebagai pelindung Clippers, justru hanya mencetak total 5 poin di paruh kedua.
Jumlah poin mereka dalam gim tersebut hanya 24 poin dengan akurasi sangat rendah, 26 persen. Sumbangan itu bahkan masih kalah jauh dibandingkan bintang muda Nuggets, Jamal Murray, seorang diri. Pemain berusia 23 tahun itu memproduksi 40 poin.
Clippers sempat unggul di akhir paruh pertama, 56-54. Namun, setelah itu, mereka tidak mampu menembus pertahanan Nuggets. Semua percobaan lemparan mereka gagal. Kejadian ini nyaris sama dengan mimpi buruk di dua gim sebelumnya.
Seluruh pemain Clippers seakan membawa batu besar di pundaknya. Mereka tampil penuh tekanan karena berhasil diimbangi oleh tim kuda hitam. Sebaliknya, Nuggets yang dipimpin Murray dan center Nikola Jokic bermain begitu lepas.
Nuggets, dari tertinggal tipis, pun berbalik unggul. Mereka perlahan-lahan menjauhkan jarak poin hingga tidak bisa dikejar lagi. Pada kuarter terakhir, skuad Clippers tampak sudah menyerah. Mereka tidak bergairah lagi mengejar poin.
Saya pikir Denver mengalahkan kami dalam seluruh aspek. Saya memberikan kredit kepada tim mereka.
”Saya pikir Denver mengalahkan kami dalam seluruh aspek. Saya memberikan kredit kepada tim mereka. Sebagai pelatih, saya mengambil tanggung jawab untuk disalahkan atas kekalahan ini. Kami jelas tidak memenuhi ekspektasi,” kata pelatih Clippers, Doc Rivers.
Hari ini, Murray tampil sangat dominan lewat lemparan jauh ataupun penetrasi area dalam. Dia memasukkan bola dari mana saja meskipun dijaga ketat para pemain Clippers. Murray dibantu oleh Jokic yang di gim ini berperan sebagai kontributor dengan raihan triple double 16 poin, 22 rebound, dan 13 assist.
Nuggets sangat fenomenal di playoff musim ini. Mereka enam kali lolos dari gim eliminasi. Kebangkitan 1-3 ini merupakan kedua kalinya beruntun, setelah mereka melakukan hal serupa di putaran pertama. Saat itu, mereka mengalahkan Utah Jazz.
Dalam sejarah NBA, baru ada satu tim, yaitu Nuggets, yang mampu bangkit dari ketinggalan 1-3 beruntun dalam semusim. Pencapaian ini sangat sensasional bagi tim asuhan Mike Malone karena tidak punya pemain megabintang. Nuggets menunjukkan kerja sama tim bisa berbicara banyak di NBA.
Menurut Jokic, mereka bisa memenangi duel ini karena tidak peduli dengan hasil akhir. ”Saya tidak peduli dengan hasil akhirnya. Kalah ataupun menang, saya akan mengingat tim ini karena perjuangan hebatnya. Ini adalah tim yang sangat menarik. Padahal, kami tidak punya banyak bintang,” ucap pemain asal Serbia tersebut.
Jokic dan rekan-rekan sukses mengacaukan prediksi banyak orang, yang menginginkan derbi LA di final Wilayah Barat. Nuggets akan menantang unggulan teratas, LA Lakers, untuk memperebutkan gelar juara konferensi sekaligus melaju ke final NBA. (AP)