Penundaan kembali Piala Thomas dan Uber membuat para atlet terancam tidak bertanding hingga akhir tahun. Rangkaian turnamen di Asia menjadi harapan.
Oleh
JOHANES WASKITA UTAMA, YULVIANUS HARJONO
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) akhirnya kembali menunda ajang Piala Thomas dan Uber yang sedianya digelar di Aarhus, Denmark, 3-11 Oktober 2020. Penundaan hingga 2021 ini membuat bulu tangkis Indonesia menaruh harapan pada rangkaian kejuaraan bulu tangkis di Asia untuk bisa berlaga sebelum akhir tahun.
Penundaan kejuaraan dunia beregu Piala Thomas dan Uber 2020 itu disampaikan BWF dalam pernyataan di laman resmi, Selasa (15/9/2020). ”Setelah berkonsultasi penuh dan berdasarkan kesepakatan dengan Badminton Denmark sebagai penyelenggara, kami memutuskan menunda Piala Thomas Uber 2020 di Aarhus, Denmark,” bunyi pengumuman BWF.
BWF menyebut penundaan ini karena sejumlah faktor, seperti pandemi Covid-19 yang belum membaik di banyak negara, dan mundurnya sejumlah negara peserta. Hal itu membuat kompetisi tidak bisa berjalan dengan kualitas yang diharapkan.
Tanggal baru perhelatan Piala Thomas Uber 2020 belum ditentukan. ”Kami mencari tanggal alternatif untuk menjadwal ulang kejuaraan beregu putra-putri ini, tetapi tidak sebelum 2021,” lanjut BWF.
Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) Achmad Budiharto yang dihubungi di Jakarta, Selasa, mengatakan, penundaan ini tepat mengingat pandemi Covid-19 belum membaik. Kondisi ini sangat mungkin terjadi hingga akhir tahun.
Terkait kemungkinan pebulu tangkis nasional tidak dapat bertanding hingga akhir tahun, Budi mengatakan, ada harapan atlet dapat turun pada seri turnamen di Asia pada November. Thailand dikabarkan siap jadi tuan rumah.
”Kami mendapat surat dari Thailand, yang menyebut mereka bersedia menjadi tuan rumah. Mereka menghubungi negara peserta, karena BWF meminta jaminan atlet negara lain bisa datang ke Thailand. Ini yang sulit kita dapatkan kalau Indonesia menjadi tuan rumah,” ujar Budiharto.
Bersama surat tersebut, Asosiasi Bulu Tangkis Thailand (BAT) menyertakan protokol kesehatan yang diterapkan selama kejuaraan berlangsung. Budiharto mengatakan, protokol tersebut dinilai lebih baik dan cukup memberi jaminan keamanan pada atlet dan kontingen peserta.
”Termasuk di dalamnya tes usap setiba di Thailand, lalu hotel tempat menginap atlet, lokasi latihan, dan lokasi pertandingan yang tertutup dalam kawasan tertentu, tidak berhubungan dengan warga umum. Fasilitasnya memungkinkan untuk itu,” lanjutnya.
Hal lain adalah kesediaan BAT untuk menjamin perawatan jika terdapat anggota kontingen yang sakit. Selain itu, penerbangan ke Thailand tidak terlalu lama dan tanpa transit, serta Thailand termasuk negara Asia yang cukup baik mengendalikan penyebaran Covid-19.
”Kami belum memberikan jawaban resmi, tetapi telah membicarakan hal ini dengan atlet. Bagaimana pun yang paling penting adalah menjamin kesehatan dan keselamatan para atlet,” ujar Budiharto.
Momentum
Menyusul dihentikannya turnamen bulu tangkis akibat pandemi Covid-19 usai All England, Maret lalu, BWF ingin menjadikan Piala Thomas dan Uber sebagai momentum untuk mengembalikan turnamen bulu tangkis. Dalam rencana BWF, Piala Thomas dan Uber di Aarhus akan disusul dua turnamen di Odense, Denmark, pada Oktober. Turnamen lalu berpindah dengan dua seri Tour Asia, dan Final BWF World Tour sebagai penutup.
BWF berkata, bersama panitia lokal di Denmark telah berupaya menekan potensi penularan Covid-19 dengan menerapkan pola ”bubble” atau isolasi pemain, pelatih, dan ofisial di satu kawasan.
”Namun, karena situasi pandemi ini, sejumlah tim dan pemain memilih tidak berangkat ke Denmark. Keputusan ini harus kami hormati. Keselamatan dan kesehatan komunitas bulu tangkis adalah hal terpenting,” bunyi keterangan BWF.
Penundaan ini membuat rencana BWF berubah. Turnamen Denmark Terbuka di Odense tetap berlangsung pada 13-18 Oktober, tetapi Denmark Masters sepekan kemudian dibatalkan. BWF mengatakan, pada Denmark Terbuka akan diterapkan protokol keselamatan dan prosedur penyelenggaraan turnamen bulu tangkis di era pandemi.
Namun, penundaan Piala Thomas dan Uber ini bisa menimbulkan masalah baru. Pada tahun itu para pebulu tangkis berpotensi menghadapi empat turnamen utama, yakni Piala Thomas-Uber dan Olimpiade Tokyo 2020, yang keduanya ditunda ke 2021, serta kejuaraan dunia beregu campuran Piala Sudirman dan kejuaraan dunia perorangan yang terjadwal pada 2021.
Mantan pebulu tangkis nomor satu dunia asal Malaysia, Lee Chong Wei, yang gantung raket tahun lalu, mengatakan jadwal itu terlalu padat. ”Saya bisa membayangkan banyak negara mengeluhkan jadwal ini. Jika masih bermain, pasti saya ingin tampil maksimal pada keempat turnamen. Tetapi, mustahil mempersiapkan diri dan mencapai puncak penampilan,” ujarnya.
Pemain senior ganda putra Indonesia Hendra Setiawan mengatakan, empat turnamen besar dalam setahun memang sulit, tetapi jika terpaksa harus dijalani. ”Yang penting jaraknya tidak terlalu dekat, perlu jarak 2-3 bulan antarturnamen,” ujarnya.