Sejumlah pengurus cabang olahraga memilih patuh dan tunduk dengan kebijakan PSBB yang diterapkan kembali di DKI Jakarta mulai Senin. Semua pihak sepakat keselamatan dan kesehatan atlet serta pelatih harus diutamakan.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Sejumlah pengurus cabang olahraga memilih mematuhi kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang diterapkan kembali di DKI Jakarta. Hal itu untuk memastikan keselamatan ataupun kesehatan atlet dan pelatih, apalagi tidak ada kejuaraan mendesak yang harus diikuti pada tahun ini.
Manajer pelatnas Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) Mustara Musa dihubungi Senin (14/9/2020), mengatakan, pihaknya sepakat untuk beradaptasi dan mematuhi aturan PSBB di DKI Jakarta. Pelatnas PASI saat ini dilakukan di Stadion Madya, Senayan, Jakarta, sejak 12 Agustus lalu.
Sejauh ini, PB PASI belum mendapatkan surat larangan atau pembatasan penggunaan fasilitas di Stadion Madya Senayan selama PSBB. Namun, mereka menyiapkan sejumlah program alternatif jika akses ke fasilitas itu harus dibatasi.
Program alternatif itu adalah latihan di dalam ruangan atau menggunakan fasilitas di areal tempat penginapan. Dengan begitu, target program akan diturunkan, yakni hanya berfokus pada upaya menjaga stamina atau kebugaran.
”Ini tidak akan memengaruhi pelatnas. Toh, tidak ada target sampai akhir tahun ini karena memang tidak ada kejuaraan,” ungkap Mustara.
Selama latihan, baik di lapangan maupun di dalam ruangan nanti, tambah Mustara, pihaknya tetap menginstruksikan atlet dan pelatih menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Protokol itu antara lain berupa penggunaan masker, jaga jarak, menjaga kebersihan diri, dan menghindari kerumunan.
”Secara keseluruhan, selama PSBB ini, kemungkinan besar pelatnas tidak optimal. GBK juga belum tentu bisa digunakan terus. Kami pun tidak bisa pindah ke tempat lain karena situasinya hampir sama (sama-sama mengalami pandemi Covid-19). Jadi, langkah bijaksana, kita harus mengikuti aturan yang ada. Toh, wabah ini tidak main-main, sehingga kita patut ikut membantu meminimalisir penyebaran penyakit ini,” terang Mustara.
Adapun pelatnas angkat besi di Mess Marinir Kwini, Jakarta Pusat, dan pelatnas bulu tangkis di Cipayung, Jakarta Timur, tetap berjalan. Kedua pelatnas itu tetap berjalan sejak awal pandemi dan menerapkan protokol kesehatan.
Selain pelatnas, sejumlah klub olahraga di Jakarta juga memilih tunduk pada aturan PSBB di DKI Jakarta. Komitmen itu salah satunya datang dari pengelola JAQ, klub renang yang menggunakan Stadion Akuatik di Senayan, Jakarta, untuk tempat berlatih.
”Ketika fasilitas umum harus tutup karena PSBB, termasuk aktivitas di kolam renang, kita harus ikuti aturan tersebut. Jangan nyolong-nyolong. Virus (korona baru) ini sangat serius. Kalau memaksa tetap latihan, itu juga tidak ada manfaatnya karena tidak ada kejuaraan pula yang mau diikuti. Jadi, kita harus taat dengan anjuran pemerintah. Atlet, orangtua, dan pelatih, harus memahami ini,” kata Wisnu Wardhana, pendiri dan pelatih klub JAQ.
Sejauh ini, edaran Gubernur DKI Jakarta belum menyebut larangan olahraga. Khusus yang tidak ada kontak fisik, pelatnas bisa tetap digelar, tetapi dengan protokol kesehatan yang ketat.(Gatot Dewa Broto)
Patuhi PSBB
Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga Gatot S Dewa Broto mengatakan, pihaknya menganjurkan semua cabang olahraga mengikuti aturan PSBB yang diterapkan di DKI Jakarta. Sebab, aturan itu bertujuan melindungi keselamatan warga, tidak terkecuali para atlet dan pelatih.
”Sejauh ini, edaran Gubernur DKI Jakarta belum menyebut larangan olahraga. Menurut pengelola GBK (pengelola Kompleks Senayan), pelatnas masih boleh dilakukan. Khusus yang tidak ada kontak fisik bisa tetap digelar, tetapi dengan protokol kesehatan yang ketat,” tuturnya.
Sejauh ini, Gatot menuturkan, ada dua pelatnas non-kontak fisik yang digelar di kawasan GBK, yakni atletik di Stadion Madya dan panahan di Lapangan Panahan, Senayan. Kedua pelatnas itu, ungkapnya, bisa tetap berjalan sepanjang dipraktikkan protokol kesehatan ketat.
”Mereka harus displin menerapkan protokol kesehatan tersebut. Sebab, sewaktu-waktu mungkin ada sidak dari Satuan Tugas Covid-19 atau kepolisian. Kalau ada pelanggaran, mereka berhak menghentikan aktivitas yang ada. Tapi, kami rasa pelatnas bisa menjalankan aturan karena PSBB ini bukan barang baru,” ujarnya.