Kepa Arrizabalaga pernah menjadi kiper termahal yang dimiliki Chelsea. Namun, penampilannya saat ini dinilai tidak sejalan dengan target ”The Blues” untuk bersaing dengan Liverpool.
Oleh
DOMINICUS HERPIN DEWANTO PUTRO
·4 menit baca
BRIGHTON & HOVE, SELASA — Chelsea sudah menghabiskan 117,5 juta pounds atau Rp 2,2 triliun untuk mendatangkan Timo Werner dan Kai Havertz. Masa depan serangan Chelsea yang lebih ganas sudah bisa terlihat dari kontribusi kedua pemain Jerman itu saat mengalahkan Brighton and Hove Albion, Selasa (15/9/2020) dini hari WIB. Namun, masih ada satu masalah di lini belakang ”The Blues” yang terlihat pada kemenangan 3-1 atas Brighton itu.
Masalah itu ada pada sosok kiper Kepa Arrizabalaga yang kembali kebobolan karena sebuah tendangan yang datang dari luar kotak penalti untuk kali ke-19 sejak bergabung pada 2018. BBC mencatat kiper asal Spanyol itu kebobolan 9 gol dari 13 tembakan tepat ke gawang (on target) terakhir yang ia hadapi di Liga Primer.
Di Stadion American Express yang menjadi kandang Brighton, Arrizabalaga tidak mampu menggagalkan tendangan Leandro Trossard yang mengarah ke tiang jauh. Trossard menyamakan kedudukan setelah Chelsea lebih dulu unggul berkat tendangan penalti Jorginho yang diperoleh setelah Werner dijatuhkan oleh Matthew Ryan, kiper Brighton.
Arrizabalaga beruntung karena para bek Chelsea, Reece James dan Kurt Zouma, berhasil memastikan kemenangan tim. James mencetak gol pada menit ke-56 dan 10 menit kemudian gol Zouma tercipta. James dan Zouma turut menyelamatkan wajah Arrizabalaga meski kritikan kepada kiper berusia 25 tahun itu terus mengalir.
Mantan bek Manchester United, Gary Neville, yang menjadi komentor di Sky Sports mengatakan, Chelsea harus menyingkirkan Arrizabalaga jika ingin mengejar target juara Liga Inggris musim ini. ”Anda tidak bisa menjuarai liga dengan kiper yang membiarkan bola masuk dari luar kotak penalti, tidak bisa menguasai areanya, dan sering kebobolan dari bola-bola mati,” kata Neville.
Menurut Neville, semua upaya Chelsea untuk merombak tim dengan mendatangkan para pemain baru akan sia-sia jika tidak memiliki kiper yang bagus. Demi bisa bersaing dengan Liverpool ataupun Manchester City, Chelsea sudah menghabiskan total 223 juta euro atau Rp 3,9 triliun untuk memboyong Werner, Havertz, Ben Chilwell, dan Hakim Ziyech.
Memangkas jarak
Chelsea beruntung bisa mendapatkan ”bonus” lagi berupa eks pemain Paris Saint-Germain, Thiago Silva, dengan status bebas transfer. ”Kami ingin memangkas jarak dengan Liverpool. Kami berniat tampil di papan atas meski tuntutannya sangat besar. Kami sekarang berada di belakang dan bergerak secara bertahap,” kata Manajer Chelsea Frank Lampard.
Namun, Neville juga meminta Lampard untuk belajar dari tim-tim lain, terutama Liverpool. ”Beberapa tahun lalu, Liverpool kesulitan untuk bisa jadi juara karena tidak punya kiper yang mumpuni. (Laga di Brighton) ini sebetulnya adalah peringatan untuk Lampard,” katanya.
Arrizabalaga sekali lagi tidak tampak seperti sebuah fondasi bagi tim yang bisa menjuarai Liga Inggris.
Lampard, kata Neville, harus bisa lebih tegas dalam merombak skuad. Jika memang ada pemain yang harus disingkirkan, Lampard harus tega melakukannya. Pep Guardiola (Manchester City), Juergen Klopp (Liverpool), dan Alex Ferguson (mantan Manajer Manchester United) telah melakukan hal yang sama.
Arrizabalaga juga menjadi sorotan media-media di Inggris. ”Arrizabalaga sekali lagi tidak tampak seperti sebuah fondasi bagi tim yang bisa menjuarai Liga Inggris,” tulis BBC.
Meski demikian, Lampard tetap membela Arrizabalaga yang menjadi kiper termahal setelah dibeli dari Athletic Bilbao seharga 80 juta euro atau Rp 1,4 triliun pada 2018. ”Kami senang dengan penampilannya. Arrizabalaga ada di sini dan ia adalah kiper kami,” kata Lampard dikutip The Guardian.
Butuh waktu
Lampard punya alasan untuk tidak terburu-buru menilai kemampuan timnya. Musim 2020-2021 baru saja bergulir dan mereka baru menjalani satu laga perdana. Ia menyadari bahwa timnya masih butuh waktu untuk bisa mencapai target yang diinginkan.
”Jika menganalisis fakta bahwa kami baru bisa berkumpul dalam empat hari lalu dan dituntut untuk bisa menyatu dalam sehari, itu sangat sulit,” kata Lampard. Setidaknya Lampard sudah senang melihat pemain baru seperti Havertz dan Werner bisa menunjukkan tanda-tanda ada perbaikan di lini serang tim.
Lampard belum mendapat kesempatan untuk menurunkan semua pemainnya dalam satu laga, apalagi bereksperimen dengan mengombinasikan pemain yang ada. Dengan hadirnya Werner dan Havertz, penyerang seperti Olivier Giroud ataupun Tammy Abraham hanya duduk di bangku cadangan sepanjang laga.
Penampilan Chelsea yang belum matang ini bisa menjadi ilusi bagi Brighton atau tim lainnya yang merasa sudah tampil bagus. ”Penampilan tim kami sudah bagus dari berbagai aspek. Sepanjang laga kami tampil lebih dari sekadar bisa menyaingi Chelsea,” kata Manajer Brighton and Hove Albion Graham Potter. (AFP/REUTERS)