Bendera Merah Jadi Kesempatan Kedua
Bendera merah kedua pada balapan seri Tuscany di Sirkut Mugello menjadi peluang kedua bagi para pebalap untuk meraih podium. Kesempatan ini dimanfaatkan maksimal oleh Alexander Albon untuk meraih podium pertamanya di F1.
Formula 1
Bendera Merah Jadi Kesempatan Kedua
Bendera merah kedua pada balapan seri Tuscany di Sirkut Mugello menjadi peluang kedua bagi para pebalap untuk meraih podium. Kesempatan ini dimanfaatkan maksimal oleh Alexander Albon untuk meraih podium pertamanya di Formula 1.
MUGELLO, MINGGU – Sirkuit Mugello yang baru pertama kali untuk menggelar balapan Formula 1 menyajikan tantangan besar bagi para pebalap. Sirkuit yang sangat cepat ini menyimpan banyak jebakan terutama di tikungan-tikungan teknikal. Kondisi ini menyebabkan kecelakaan besar pada awal balapan yang membuat Pierre Gasly dan Max Verstappen tidak bisa melanjutkan balapan setelah start.
Bendera merah kedua terjadi saat balapan kurang 13 putaran menyusul kecelakaan pebalap Racing Point Lance Stroll di tikungan Arrabbiata 2. Ban belakang kirinya pecah saat melewati kerb dan mobilnya melintir kemudian meluncur hingga menabrak pembatas sirkuit. Para pebalap parkir di area pitlane menyusul bendera merah kedua, menunggu start balapan untuk menyelesaikan 12 lap.
Saat bendera merah kedua itu, pebalap Mercedes Lewis Hamilton memimpin balapan dengan keunggulan sekitar 5 detik dari rekan setimnya Valtteri Bottas. Penghentian balapan ini menjadi peluang Bottas untuk finis terdepan karena balapan akan diawali lagi dari garis start. Ini juga menjadi peluang bagi pebalap Red Bull Alexander Albon untuk mengejar pebalap Renault Daniel Ricciardo di posisi ketiga. Sebelumnya, Albon kesulitan memperbaiki posisinya di peringkat kelima di belakang Stroll.
Albon yang menjadi tumpuan utama Red Bull setelah Verstappen tidak bisa melanjutkan balapan karena mobilnya rusak parah di awal balapan, melakukan start dengan baik. Dia melewati pebalap Racing Point Sergio Perez untuk meraih posisi keempat dengan manuver dari sisi luar. Dia terus mengejar Bottas di depannya yang gagal melakukan start dengan baik. Dia tertahan oleh Ricciardo yang bisa start dengan baik dan menempati posisi kedua di belakang Hamilton. Situasi ini membuat peluang Bottas finis terdepan menipis, karena Hamilton sudah unggul dua detik saat pebalap Finlandia itu berhasil mendahului Ricciardo.
Mobil Renault yang dipacu Ricciardo kalah cepat dari Mercedes W11, juga dari RB11 bermesin Honda yang dipacu Albon. Saat DRS (drug reduction system) diaktifkan, Albon terus mendekat, hingga dia bisa mendahului mantan pebalap Red Bull itu pada tikungan 2. Albon melakukan manuver dari sisi luar tikungan pertama dan mendapatkan ruang untuk melesat menuju tikungan 2. Dia melesat dan meraih podium pertamanya di F1.
“Ya ini sangat bagus, tentu saja saya senang. Ini balapan yang sangat sulit, tetapi sekarang saya bisa bernafas (lega). Sangat menyenangkan berada di sini. Ini brutal, sektor dua yang sangat cepat, Anda merasakan itu (tekanan G-Force),” ujar Albon.
“Lebih banyak adrenalin yang mengalir dalam tubuh saya dibandingkan yang lainnya. Saya senang. Kami tidak bisa keluar dari garis (balapan) jadi semua usaha mendahului harus dilakukan di dalam lintasan. Kami bisa melakukan manuver seperti itu. Ini menyenangkan,” lanjut Albon.
Berkebalikan dengan Albon, balapan di Mugello ini menjadi kekecewaan bagi Bottas, meskipun dia finis kedua. Ini karena dia kembali gagal finis terdepan, meskipun sempat melakukan start dengan bagus pada awal balapan, sebelum bendera merah pertama.
“Ini mengecewakan. Ini start impian bagi saya. Start sangat bagus dan saya menjaga posisi saya saat awal balapan setelah safety car. Ini terlihat seperti tidak pernah ada peluang begitu saya kehilangan posisi pada start kedua. Itulah yang terjadi. Saya akan terus menekan dan berusaha menjadi lebih baik. Ini akan berubah menjadi bagus bagi saya pada suatu titik,” ujar Bottas di laman Formula 1.
Bottas kembali gagal mengungguli Hamilton yang membalap dengan minim kesalahan di sirkuit Mugello yang penuh jebakan. Sirkuit yang sangat cepat dan belum terlalu dikenal oleh para pebalap F1 ini, mampu ditaklukan oleh Hamilton, meskipun dia merasakan sensasi yang mendebarkan.
“Ini sedikit membingungkan. Rasanya seperti tiga balapan dalam satu hari. Hari ini sangat sulit. Trek ini fenomenal, panasnya, serta menjaga Valtteri tetap di belakang tidak mudah,” ujar Hamilton.
"Semua start ulangan itu membutuhkan totalitas fokus. Itu sangat, sangat sulit. Valtteri muncul entah dari mana, ketika saya melihat Danny (Daniel Ricciardo) di belakang. Saya tidak ingin dia memiliki DRS. Jantung saya berdebar kencang, itu lintasan lurus yang sangat panjang. Sungguh gila berada di sini dan meraih kemenangan ke-90,” ujar Hamilton yang kini tinggal terpaut satu kemenangan dari rekor kemenangan terbanyak, 91, milik Michael Schumacher.