Rekor Sempurna Naomi Osaka
Petenis Jepang Naomi Osaka meraih gelar juara AS Terbuka meskipun kalah di set pertama dari lawannya, Victoria Azarenka. Gelar ini juga merupakan gelar kedua Osaka dari AS Terbuka dalam dua tahun terakhir.
NEW YORK, SABTU-Tiga final, tiga gelar juara. Itulah yang didapat Naomi Osaka dalam final Grand Slam, panggung terbesar di arena tenis. Gelar ketiga diraih tunggal putri Jepang itu di Amerika Serikat Terbuka tanpa penonton tahun ini.Dalam final di Stadion Arthur Ashe, Flusing Meadows, New York, Sabtu (12/9/2020) sore waktu setempat atau Minggu dinihari waktu Indonesia, Osaka mengalahkan Victoria Azarenka, 1-6, 6-3, 6-3.
Ini menjadi gelar ketiga Osaka dari tiga final yang dijalaninya di arena Grand Slam. Ini juga merupakan gelar kedua dari AS Terbuka dalam dua tahun terakhir. Trofi juara sebelumnya didapat pada 2018, ketika Osaka untuk pertama kalinya menjuarai Grand Slam.
Osaka menjadi tunggal putri pertama yang merebut gelar Grand Slam beruntun--setelah Serena Williams pada Australia Terbuka, Perancis Terbuka, dan Wimbledon 2015—dengan merebut gelar kedua pada Australia Terbuka 2019.
Setelah melalui laga selama 1 jam 53 menit yang menguras emosi, Osaka merayakannya dengan telentang di lapangan dengan kaki ditekuk, sambil menatap langit. Ketika pembawa acara pemberian penghargaan bertanya apa yang ada di benaknya ketika itu, karakter lugunya pun muncul.
“Setelah memenangi match point, orang biasanya kolaps di lapangan. Saya hanya ingin melakukannya dengan aman,” katanya.
Digelar dalam masa pandemi Covid-19, yang tanpa penonton dan dengan protokol kesehatan ketat, perayaan bagi pemenang pun dilakukan dengan cara berbeda. Atlet, panitia, wasit, pihak sponsor, dan pemungut bola berdiri berjauhan. Azarenka dan Osaka mengambil sendiri trofi yang diletakkan panitia di atas meja, di depan mereka.
Dalam suasana tanpa penonton pula, kedua petenis menyemangati diri sendiri sepanjang pertandingan. Azarenka melakukannya dengan mengepalkan tangan sambil berkata, “Come on!”. Sementara, Osaka sering memukul-mukul paha kiri dengan kepalan tangannya.
Dikatakan Azarenka, tanpa penonton yang biasanya memberi energi tambahan, dia pun harus membangkitkan semangat dengan caranya sendiri.
Diselenggarakan pada masa pandemic Covid-19, AS Terbuka menggelar AS Terbuka dan salah satu turnamen pemanasannya, ATP/WTA Cincinnati di Pusat Tenis Nasional Billie Jean King, New York. Untuk meminimalkan penularan virus, mereka membuat “gelembung” New York. Di dalam gelembung inilah (tempat pertandingan dan tempat tinggal), semua partisipan diperbolehkan bergerak.
Mereka juga harus menjalankan protokol kesehatan, seperti mengenakan masker, menjaga jarak, mengisi kuisoner kondisi kesehatan, dan menjalani tes Covid-19.
AS Terbuka 2020 juga menjadi panggung menyuarakan keadilan sosial saat maraknya kekerasan pada warga kulit hitam oleh polisi di AS. Osaka turut menyuarakan itu dengan mengenakan masker hitam bertuliskan nama korban berbeda pada setiap babak.
Persaingan ketat
Final Osaka melawan Azarenka merupakan persaingan menuju gelar Grand Slam ketiga bagi kedua petenis. Azarenka mendapatkan gelar dari turnamen tenis berlevel tertinggi ini dari Australia Terbuka 2012 dan 2013.
Osaka dan Azarenka, juga, merupakan dua petenis terbaik pada turnamen lapangan keras di AS dalam sebulan terakhir, setelah turnamen dihentikan sejak Maret karena Covid-19. Masing-masing membawa 10 kemenangan beruntun menuju final AS Terbuka.
Pertemuan tersebut seharusnya terjadi juga pada final WTA Cincinnati, dua pekan lalu. Namun, Osaka batal tampil karena cedera hamstring kiri. Azarenka pun menjuarai turnamen berkategori WTA Premier 5 itu tanpa perlu bertanding di final.
WTA Cincinnati, yang seharusnya berlangsung di negara bagian Ohio, dipindahkan ke tempat yang sama dengan AS Terbuka sebagai bagian dari program “gelembung” New York.
Azarenka pun sangat antusias dengan pertemuan di Arthur Ashe, stadion yang lebih besar, di Pusat Tenis Nasional Billie Jean King, dari tempat mereka seharusnya bertemu dua pekan lalu.
Antusiasme tersebut, ditambah pukulan keras dan permainan solid saat mengembalikan servis membuat Azarenka bisa tiga kali mematahkan servis Osaka pada set pertama. Petenis Belarus non unggulan itu memang menjadi petenis dengan pengembalian servis terbaik sepanjang enam babak sebelum final.
Angka di atas kertas menunjukkan, Azarenka membuat 11 winner dari pengembalian servis (sejak babak pertama hingga semifinal), sedangkan Osaka dengan enam winner. Dari indikator lainnya, Azarenka mendapat poin dari pengembalian servis pertama sebanyak 43 persen (Osaka dengan 36 persen) dan dari servis kedua dengan 69 persen (Osaka 53 persen).
Kemampuan itulah yang membawa Azarenka mendominasi permainan pada set pertama. Dia langsung memenangi gim pertama melalui break point.
Osaka pun frustrasi ketika kesulitan keluar dari tekanan. Ditambah dengan banyaknya kesalahan yang dia buat, Osaka melampiaskan kekesalan dengan membanting raket pada gim keenam. Dia membuat 13 unforced error, lebih banyak dari tiga yang dibuat Azarenka.
Namun, petenis yang diasuh pelatih Wim Fisette (mantan pelatih Kim Clijsters, Simona Halep, dan Angelique Kerber) sejak 2020 ini, dengan cepat bisa mengendalikan emosi. Sikap tubuh dan raut wajahnya kembali tenang.
Osaka akhirnya mendapat kesempatan pertama mematahkan servis pada gim ketiga set kedua, setelah tertinggal lebih dulu, 0-2. Akurasi pukulannya lebih baik dengan hanya lima unforced error. Disaksikan langsung kekasihnya yang merupakan penyanyi rap, YBN Cordae, Osaka membuat peluangnya untuk juara tetap hidup dengan merebut set kedua.
Persaingan pada set ketiga berjalan lebih ketat dengan terciptanya deuce pada hampir setiap gim. Perebutan gim keenam, bahkan, berlangsung selama delapan menit setelah melalui lima kali deuce.
Osaka tampil lebih konsisten pada set ini, dengan winner dari pukulan-pukulan down the line, hingga membuatnya unggul, 4-1. Namun, emosinya kembali naik ketika Azarenka mendekat, 4-3, setelah mematahkan servis Osaka pada gim ketujuh.
Azarenka, yang tampil pada final Grand Slam setelah terakhir kali melakukannya pada AS Terbuka 2013 ini, bahkan, memiliki peluang menyamakan skor ketika memegang servis pda gim kedelapan. Tetapi, Osaka membalas dengan memenangi break point dan menjuarai pertandingan pada match point kedua.
“Saya hanya berpikir, akan sangat memalukan jika kalah dalam waktu kurang dari satu jam. Jadi, saya harus mengerahkan semua kemampuan dan segera menghilangkan sikap buruk,” kata Osaka, menjelaskan momen yang menjadi titik baliknya dalam pertandingan.
Osaka pun menjadi tunggal putri pertama yang menjadi juara AS Terbuka setelah kehilangan set pertama pada final. Terakhir, hal itu dilakukan Arantxa Sanchez Vicario saat mengalahkan Steffi Graf pada final 1994, 1-6, 7-6 (3), 6-4.
Bagi Azarenka, penampilannya yang solid yang mengantarkannya ke final menjadi tanda bahwa dia masih layak dijadikan kompetitor pada persaingan papan atas. Setelah melalui masa terbaik, pada 2012-2013, prestasinya menurun. Selain menepi dari turnamen karena hamil, petenis berusia 31 tahun itu harus melalui masa sulit ketika berebut hak asuk anaknya.
Semua kendala tersebut dilewati berkat motivasi bisa memberi kebanggaan pada putranya, Leo. Azarenka, juga, ingin menjadi inspirasi bagi perempuan bahwa cita-cita mereka bisa diwujudkan meski telah menjadi ibu. (AP/AFP)
Naomi Osaka
Lahir : Osaka, Jepang, 16 Oktober 1997
Orang tua : Tamaki Osaka (Jepang) dan Leonard Francois (Haiti)
Main profesional : September 1993
Pelatih : Wim Fisette
Menang/kalah (karier ) : 233/133
Peringkat tertinggi : 1 (28 Januari 2019)
Peringkat saat ini : 9
Gelar juara : 6
Gelar Grand Slam : 3 (AS Terbuka 2018, Australia Terbuka 2019, AS Terbuka 2020)