Mugello menjadi arena baru bagi para pebalap Formula 1. Sirkuit yang biasa untuk menggelar MotoGP ini menyajikan tantangan untuk menemukan waktu putaran yang bersahabat dengan daya tahan ban.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·4 menit baca
MUGELLO, KAMIS — Sirkuit Mugello memungkinkan para pebalap Formula 1 untuk terus-menerus memacu mobilnya dalam kecepatan, dengan gigi transmisi terendah empat. Ini sangat menantang dari sisi fisik pebalap serta kejelian menemukan pace yang tepat supaya tidak menyiksa ban dalam 59 putaran saat balapan pada Minggu (13/9/2020). Menemukan waktu putaran yang ideal di sirkuit yang baru pertama untuk menggelar F1 ini menjadi fokus pada sesi latihan hari pertama.
Proses adaptasi dengan Mugello ini sudah diawali dengan latihan di simulator dan dimatangkan saat sesi latihan bebas pertama dan kedua, Jumat (11/9). Para pebalap mengeksplorasi sirkuit sepanjang 5,245 kilometer ini, terutama menemukan batas kecepatan di setiap tikungan.
Proses adaptasi itu membuat pebalap McLaren Lando Norris melintir pada tikungan 3, demikian juga dengan pebalap Ferrari Charles Leclerc yang keluar lintasan di tikungan 12. Rekan setim Leclerc, Sebastian Vettel mobilnya berputar 360 derajat di antara tikungan 12 dan 13.
“Ini sirkuit yang sangat cepat, penuh muslihat, dan menantang. Aspal di sini juga licin dan semua mengalami kesulitan,” ujar Norris kepada Sky Sports F1.
“Kami berharap bisa lebih cepat lagi, tetapi ini cukup licin dengan ban-ban yang kami miliki. Lebih sulit dari yang kami perkirakan, tetapi menyenangkan,” lanjut Norris yang berada di posisi ke-14 pada FP2 terpaut 1,669 detik dari pebalap tercepat Valtteri Bottas.
Bottas dan rekan setimnya di Mercedes, Lewis Hamilton, kembali mendominasi sesi latihan F1. Padahal, mereka belum menujukan potensi terbaiknya, khususnya Hamilton yang kedua tercepat di FP1 dan FP2 di bawah Bottas. Pada FP2, Hamilton yang menggunakan ban berkompon keras terpaut 0,207 detik dari Bottas yang menggunakan ban kompon medium. Ini menunjukan ada ruang yang masih bisa dimaksimalkan oleh Hamilton dengan ban medium maupun lunak pada FP3, Sabtu (12/9).
Ini merupakan kebisaan juara dunia enam kali F1 itu untuk tidak menunjukan seluruh kemampuannya pada hari pertama latihan. Namun, Hamilton tidak bisa menyembunyikan semua potensinya. Data pace, atau waktu untuk menempuh satu putaran dengan flying lap, menunjukan dirinya sangat konsisten di rentang 1 menit 22,5 detik dan 1 menit 22,6 detik. Berbeda dengan Bottas yang rentangnya lebar dari 1 menit 22,3 detik hingga 1 menit 22,6 detik.
Demikian juga pebalap andalan Red Bull Max Verstappen yang menjadi pebalap ketiga tercepat pada FP2. Dia sempat mencetak pace yang sangat bagus 1 menit 22,2 detik tetapi di akhir FP2 menurun menjadi 1 menit 22,7 detik. Kondisi ini seiring dengan keausan ban yang dia keluhkan melalui radio tim. “Ban sudah tidak bagus lagi,” ujar pebalap Belanda itu.
Impresi Hamilton
Kemampuan Hamilton menjaga pace menunjukan level menerapkan strategi menghemat ban yang sangat tinggi. Dia tetap bisa membalap dengan sangat cepat, bahkan di atas para pebalap rival Mercedes, tetapi bisa menjaga temperatur ban tidak terlalu tinggi. Ini merupakan kelihaian yang sangat penting di sirkuit yang sangat cepat seperti Mugello ini. Simulasi pace Hamilton dengan ban berkompon keras itu menjadi data penting untuk menerapkan strategi pit stop.
“Saya hanya berusaha fokus untuk memperbaiki cara membalap saya. Tidak ada perubahan besar yang saya perlukan pada mobil. Ada saatnya sebagai pebalap tidak perlu mengubah mobil karena anda tidak membalap dengan cukup baik. Itu area yang perlu saya ubah tetapi saya akan melakukan itu dalam semalam dan semoga membaik besok,” ujar Hamilton dikutip BBC.
“Saya berusaha menekan hingga limit tetapi ada beberapa bagian sirkuit, sektor terakhir saya lebih baik. Sektor pertama dan kedua sedikit lemah bagi saya, khususnya sektor pertama, dan masih banyak lagi,” ujar Hamilton.
Terkait dengan karakter Mugello yang sangat cepat, Hamilton menilai ini sangat menyenangkan. Tikungan 8 dan 9 yang dinamai Arrabbiata 1 dan 2 juga menjadi titik yang menarik, di mana para pebalap melesat dalam kecepatan sekitar 273 kilometer per jam.
“Saya sangat menyukai ini, ini cepat. Ini tantangan yang sejati. Saya belum hebat di sini, masih berusaha. (Arrabbiata) terasa seperti Turki, dua kali tikungan ke kiri, atau tiga kali, apapun itu. Ini luar biasa cepat melewati (tikungan) enam, tujuh, delapan, sembilan. Ini sangat menguras tenaga. Ini pengalaman yang luar biasa,” lanjut pebalap asal Inggris itu.
“Ini trek yang sangat serius. Anda tidak pernah di bawah gigi empat. Ini sangat cepat dan di sana tidak banyak area untuk melewati jalur, khususnya melalui tikungan delapan dan sembilan. Kecepatannya mengalir, saya hanya berdoa ban-ban bisa bertahan dan semua orang tetap aman,” pungkas Hamilton.
Hamilton masih menjadi favorit pemenang balapan seri Tuscany di Mugello ini yang menjadi perayaan balapan ke-1000 Ferrari di ajang F1. Namun, tim "Kuda Jingkrak" belum menunjukan permainan performa mobil mereka, SF1000, yang gagal finis di Monza, pekan lalu. Pada FP2 Leclerc hanya bisa berada di posisi ke-10 sedangkan Vettel ke-12. Balapan bersejarah Ferrari ini semakin suram karena di akhir FP2 mobil Vettel mogok. "Mesin mati," ujar Vettel melalui radio sambil mengarahkan SF1000 berhenti di tepi lintasan.