Pensiunnya Aprilia Jadi Momen Regenerasi Atlet Voli
Bintang bola voli putri Indonesia, Aprilia Manganang, memutuskan pensiun sebagai atlet di usia 28 tahun. Walaupun disayangkan, PP PBVSI menghormati keputusan itu dan menjadikannya sebagai lecutan mencetak Aprilia baru.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Bintang bola voli putri Indonesia, Aprilia Santini Manganang, memutuskan pensiun sebagai atlet di usianya yang relatif masih produktif, 28 tahun. Pengurus Pusat Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia atau PP PBVSI menghormati keputusan itu dan berusaha menjadikan momen tersebut sebagai lecutan untuk melakukan regenerasi ataupun pemerataan kualitas pevoli putri nasional.
Aprilia menyampaikan keputusan mundur sebagai atlet bola voli itu melalui video singkat dan keterangan resminya dalam akun Instagram pribadinya, Jumat (11/9/2020). Atlet voli kelahiran Tahuna, Sulawesi Utara, 27 April 1992, itu ingin menjalani hidup dengan lebih baik dalam kebenaran dan kedamaian dari hati.
Langkah itu dinilainya sebagai keputusan terbaik. Dia mengaku sudah memikirkan rencana tersebut sejak beberapa tahun lalu dan menilai sekarang adalah waktu paling tepat untuk mengumumkannya.
”Saya ucapkan terima kasih kepada teman dan pelatih yang selama ini telah banyak mendukung. Semoga dunia bola voli Indonesia semakin maju,” ujarnya dalam akun @manganang92.
Keputusan Aprilia ini mengejutkan para pencinta bola voli Indonesia. Walau menghargai keputusan atlet bertinggi 170 sentimeter itu, sebagian besar fans bola voli nasional menyayangkan keputusan tersebut. ”Kok sedih ya, padahal setiap ada Proliga, kamu yang aku tunggu,” kata pemilik akun @agusthine_17 mengomentari unggahan Aprilia di Instagram.
Tak dimungkiri, beberapa tahun terakhir, Aprilia menjelma menjadi bintang bola voli putri Indonesia. Permainannya yang memikat dengan smes keras dan mengejar bola tanpa lelah membuat pencinta bola voli nasional seolah tersihir. Arena laga Proliga selalu penuh ketika Aprilia tampil. Bahkan, penonton pendukung timnya ataupun lawan mengelu-elukan atau meneriaki namanya setiap kali dia mencetak skor dari skema permainan yang apik.
Di lapangan, Aprilia merupakan motivator ulung untuk rekan-rekannya. Dalam laga final putri Proliga 2019, dia turut menularkan semangatnya kepada teman satu tim di klubnya, Jakarta PGN Popsivo Polwan, sehingga bisa lepas dari tekanan dan menang 3-2 (15-25, 25-22, 21-25, 25-23, 15-12) atas juara bertahan Jakarta Pertamina Energi. Selain dihormati rekan, dirinya selalu disegani lawan.
Segenap prestasi mentereng dicatat Aprilia dalam masa kariernya yang tak terlalu panjang. Setidaknya, dia turut membawa tim Jakarta Elektrik PLN juara Proliga 2015 dan 2016, serta PGN Popsivo Polwan juara Proliga 2019. Secara pribadi, dirinya pernah dinobatkan sebagai Spiker Terbaik Proliga 2016, serta Pemain Terbaik (MVP) Proliga 2017 dan 2019.
Aprilia pun pernah mentas di luar negeri bersama tim Chonburi dan berhasil menjadi juara Liga Super Thailand 2019 serta ditahbiskan sebagai Pemain Terbaik Liga Thailand 2019. Di level timnas, Aprilia langganan memperkuat skuad Merah Putih dan turut membawa Indonesia meraih perak SEA Games 2017 Malaysia, perunggu SEA Games 2015 Singapura, dan perunggu SEA Games 2013 Myanmar.
Bukan faktor cedera
Tak sedikit pencinta bola voli Indonesia menduga Aprilia mengundurkan diri sebagai atlet karena cedera lutut kambuhan. Cedera itu pula yang membuatnya batal membela timnas Indonesia di SEA Games 2019 Filipina. ”Cedera lututnya mungkin sudah parah,” tutur pemilik akun @m.njwn.syabana menjawab akun @dheairlambang yang mengomentari Aprilia di Instagram.
Namun, manajer tim putri Bandung BJB Tandamata, Ayi Subarna, meyakini bukan cedera yang menjadi penyebab Aprilia pensiun. Pasalnya, cedera Aprilia sudah sembuh. Terbukti, atlet voli yang juga anggota TNI AD itu sudah bisa bermain dan membela BJB Tandamata di Proliga 2020.
Sekarang, kita semua harus ambil sisi positif dari keputusan Aprilia. Paling tidak, dengan ketiadaan Aprilia, ini menjadi kesempatan pemerataan kekuatan pevoli putri nasional.
Ayi memperkirakan, Aprilia pensiun karena ingin memulai kehidupan baru, yakni fokus di dunia bisnis. ”Dari informasi terakhir, kami mendapat kabar Aprilia mundur dari bola voli karena ingin fokus berbisnis,” ujar Ayi.
Secara keseluruhan, Ayi cukup menyayangkan keputusan Aprilia mengakhiri dini karier di bola voli. Selain masih cukup muda, Aprilia telah berkomitmen untuk membela BJB Tandamata pada Proliga 2021. Dengan kualitasnya yang masih terjaga, dia masih layak bersaing dan mendominasi bola voli putri Indonesia.
”Sekarang, kita semua harus ambil sisi positif dari keputusan Aprilia. Paling tidak, dengan ketiadaan Aprilia, ini menjadi kesempatan pemerataan kekuatan pevoli putri nasional. Selain itu, semua tim bertanggung jawab untuk melahirkan Aprilia-Aprilia baru,” katanya.
Ketua Bidang Pertandingan dan Kompetisi PP PBVSI sekaligus Direktur Proliga Hanny Sukarti menuturkan, Aprilia adalah atlet teladan, baik di dalam maupun luar arena pertandingan. Di dalam arena, dia atlet yang punya teknik tinggi, fisik prima, bersemangat, punya jiwa kepemimpinan, peduli dengan rekan, dan menghormati lawan.
Di luar arena, Aprilia atlet yang disiplin dan serius berlatih, rendah hati, tidak sombong, serta mudah membaur. ”Kami menyayangkan Aprilia mengundurkan diri sebagai atlet. Apalagi, dia masih bisa main sekurang-kurangnya lima tahun lagi. Akan tetapi, itu keputusan bersifat pribadi. Kami tidak bisa intervensi keputusan tersebut dan wajib mendukung,” tutur Hanny.
Terlepas itu, Hanny mengutarakan, ada sisi positif dari pensiunnya Aprilia. Setidaknya, ini jadi motivasi PP PBVSI untuk mencetak atlet-atlet berkualitas yang baru. ”Aprilia pun bisa menjadi teladan untuk dicontoh oleh para atlet voli putri muda agar bisa mengikuti etos kerja maupun karier serupa,” katanya.