Menanggapi kemungkinan penerapan kembali PSBB di DKI Jakarta, sejumlah pelatnas cabang olahraga menyiapkan program alternatif. Mereka menghormati kebijakan pemerintah tetapi berusaha tetap melanjutkan pelatnas.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Menanggapi rencana Pemerintah Provinsi DKI Jakarta kembali menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) untuk mengatasi pandemi Covid-19, cabang olahraga yang menggelar pelatnas di luar ruangan langsung menyiapkan program alternatif. Mereka menghormati kebijakan pemerintah daerah tetapi berusaha untuk tetap melanjutkan pelatnas.
Manajer pelatnas Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI) Mustara Musa, yang dihubungi dari Jakarta, Kamis (10/9/2020), mengatakan, menanggapi rencana DKI Jakarta menerapkan PSBB, pihaknya melakukan rapat internal bersama pelatih untuk merancang program alternatif di Jakarta, Jumat (11/9/2020) malam.
Pada dasarnya, PB PASI berharap atlet bisa tetap berlatih di Stadion Madya Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta. Mereka berkomitmen menerapkan protokol kesehatan lebih ketat, antara lain membatasi pertemuan dengan orang-orang di luar pelatnas. Sejauh ini, mereka sudah menerapkan protokol kesehatan sesuai instruksi Satuan Tugas Penanganan Covid-19 serta Kementerian Pemuda dan Olahraga sejak pelatnas dimulai pada 12 Agustus 2020.
Kendati demikian, jika DKI Jakarta tetap meminta tidak ada kegiatan di Stadion Madya selama PSBB, PB PASI akan menghormati kebijakan tersebut. ”Walau belum ditentukan, kemungkinan besar kami akan menerapkan program alternatif kalau DKI Jakarta melarang kegiatan di Stadion Madya GBK, Senayan, selama PSBB,” ujarnya.
Program alternatif itu berupa pengetatan latihan. Tak tertutup kemungkinan para atlet berlatih dalam ruangan berupa latihan beban dalam pengawasan langsung pelatih. Cara lain, pelatnas dipindahkan ke tempat lain di luar Jakarta. ”Namun, kami belum memutuskan akan memilih program alternatif seperti apa,” katanya.
Secara keseluruhan, Mustara menuturkan, pelatnas tidak akan terganggu walau tidak bisa berlatih di Stadion Madya. Atlet tetap bisa berlatih walau di dalam ruangan. Sejak pelatnas dimulai lagi, program utama pelatnas hanya menjaga kebugaran dan kemampuan atlet agar tidak turun drastis.
Hal itu mengingat tidak ada kejuaraan yang harus dikejar hingga akhir tahun ini. ”Kami menyadari betul, pemerintah berupaya agar pandemi ini segera berakhir. Pandemi ini masalah bersama. Kami tidak ingin pula ada atlet atau pelatih yang tertular penyakit itu,” tutur Mustara.
Tetap di lapangan
Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Panahan Indonesia (PB Perpani) Illiza Sa’aduddin Djamal berharap bisa tetap berlatih di Lapangan Panahan Senayan walau diterapkan PSBB. Saat ini, mereka tengah fokus meningkatkan skill otomatisasi gerakan pemanah, yang hanya bisa dilakukan di lapangan.
Di sisi lain, PB Perpani punya target besar jelang kualifikasi Olimpiade Tokyo yang rencananya dimulai akhir tahun ini atau awal tahun depan. Saat ini mereka sudah mendapatkan tiga tiket by number ke Olimpiade, yakni recurve perseorangan putra, recurve perseorangan putri, dan recurve beregu campuran. Mereka masih berupaya meraih tambahan tiket dari recurve beregu putra atau beregu putri.
Selain itu, PB Perpani belum memiliki tempat latihan alternatif selain di Lapangan Panahan Senayan. ”Kalau tidak bisa melanjutkan latihan di lapangan, program pelatnas akan terganggu dan kami akan tertinggal dengan negara pesaing di kualifikasi Olimpiade,” ujarnya.
Illiza berdalih, PB Perpani bisa memastikan pelatnas berlangsung aman sesuai protokol kesehatan yang berlaku. Setidaknya, sebelum pelatnas dimulai 13 Agustus, mereka mewajibkan para atlet dan pelatih untuk tes cepat ataupun swab/PCR. Sesampai di Jakarta, para atlet dan pelatih menjalani isolasi di penginapan.
Sebelum dan sesudah dari tempat latihan, atlet dan pelatih wajib menggunakan masker. Saat latihan, atlet dan pelatih melakukan jaga jarak. Mereka dilarang bertemu atau melakukan aktivitas berkumpul dengan orang banyak di luar agenda pelatnas.
”Lagi pula, atlet dan pelatih yang ikut pelatnas panahan ini sangat minim, yakni hanya delapan atlet dan tiga pelatih. Dengan jumlah terbatas itu, protokol kesehatan bisa diterapkan secara optimal sehingga potensi penyebaran virus bisa ditekan,” kata Illiza.
Membagi waktu latihan
Illiza mengatakan, pihaknya juga bisa membagi dan membatasi waktu latihan agar lebih menekan potensi penyebaran virus. Saat ini, pelatnas berlangsung dari pukul 08.00 hingga pukul 16.00 per hari.
Kalau diperlukan, mereka siap membagi dua latihan, sebagian atlet dan pelatih berlatih pagi hingga siang dan sisanya lain berlatih siang hingga sore hari. ”Kami rasa ini pilihan paling ideal jika diperlukan. Mengingat, selama PSBB, tidak mungkin semua aktivitas dihentikan. Kantor pasti masih tetap buka walau jumlah pegawai/karyawannya dibatasi,” tuturnya.