Azarenka ke Semifinal Grand Slam Setelah Tujuh Tahun
Victoria Azarenka menembus semifinal pertamanya di arena Grand Slam setelah menunggu selama tujuh tahun. Daniil Medvedev juga lolos ke semifinal AS Terbuka dalam dua tahun berturut-turut.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
NEW YORK, RABU — Victoria Azarenka meneruskan penampilan gemilangnya pada turnamen lapangan keras di Amerika Serikat dengan menembus semifinal AS Terbuka. Ini menjadi semifinal pertamanya di arena Grand Slam dalam tujuh tahun.
Tiket babak empat besar didapat petenis peringkat ke-27 dunia itu setelah tampil solid ketika berhadapan dengan Elise Mertens pada perempat final di Stadion Arthur Ashe, Flushing Meadows, New York, Rabu (9/9/2020) malam waktu setempat atau Kamis pagi waktu Indonesia. Azarenka menang 6-1, 6-0 dalam waktu 1 jam 13 menit.
Lawannya pada semifinal, Jumat, adalah Serena Williams yang bermain satu jam lebih lama untuk memenangi perempat final. Serena menang atas Tsvetana Pironkova, 4-6, 6-3, 6-2, dalam persaingan sesama ibu.
Semifinal ini menjadi yang pertama bagi Azarenka, yang juga ibu dari satu anak, di arena Grand Slam sejak mencapai final AS Terbuka 2013. Tahun tersebut dan setahun sebelumnya menjadi penampilan terbaik Azarenka dalam persaingan tenis profesional.
Azarenka meraih gelar pertama dari turnamen Grand Slam pada Australia Terbuka 2012 dan dipertahankan pada tahun berikutnya. Pada dua tahun yang sama tersebut, dia juga tampil dalam final AS Terbuka.
Kemenangan kelima beruntun di Flushing Meadows tahun ini menjadi kelanjutan penampilan konsisten Azarenka saat turnamen tenis digelar kembali. Akibat pandemi Covid-19, turnamen dihentikan sejak Maret dan dilangsungkan kembali pada Agustus.
Petenis Belarus itu tampil pada dua turnamen di AS sebelum bersaing di AS Terbuka. Pada WTA Lexington, 10-16 Agustus, langkahnya langsung dihentikan Venus Williams pada babak pertama. Namun pada turnamen WTA Cincinnati, pada pekan berikutnya, Azarenka juara. Gelar didapat tanpa tanding di final setelah lawannya, Naomi Osaka, mundur karena cedera kaki kiri.
Saya bisa memperlihatkan kecepatan saat bergerak di lapangan dan mengeluarkan tenaga dengan maksimal saat memukul bola.
”Saya senang karena bisa tampil baik pada pertandingan tadi. Saya bisa memperlihatkan kecepatan saat bergerak di lapangan dan mengeluarkan tenaga dengan maksimal saat memukul bola. Saya juga mencoba banyak variasi pukulan untuk membuat Elise kehilangan keseimbangan,” tutur Azarenka.
Petenis yang pernah memuncaki daftar peringkat dunia pada Januari 2012 ini juga sangat menikmati setiap momen meski AS Terbuka 2020 digelar pada masa pandemi Covid-19. Diselenggarakan dengan protokol kesehatan ketat, untuk mencegah penularan virus, setiap peserta mendapat konsekuensi tak bisa leluasa bergerak di New York. Mereka diwajibkan hanya berada di stadion atau tempat tinggal.
Memilih untuk tinggal di rumah sewa, alih-alih hotel, Azarenka pun bisa menjalani hidup dalam bubble New York dengan rileks. ”Saya tinggal di rumah bersama ibu dan anak saya. Ibu bisa memasak setiap hari dan anak saya bermain di taman. Saya menikmati setiap momen di sini,” kata petenis yang istirahat dari turnamen, pertengahan 2016-pertengahan 2017, karena hamil.
Tentang semifinal melawan Serena, Azarenka pun akan berusaha menikmatinya. ”Tak ada petenis yang lebih baik untuk menjadi lawan selain Serena. Dia adalah sang juara dan panutan saya,” katanya.
Pertama kali bertemu pada babak ketiga Australia Terbuka 2008, Azarenka dan Serena telah 22 kali bertemu. Serena tampil dominan dengan memenangi 18 pertandingan, termasuk dalam pertemuan terakhir di babak kedua WTA Indian Wells 2019. Adapun kemenangan terakhir Azarenka didapat pada final turnamen yang sama, tiga tahun sebelumnya.
Di final, pemenang laga Azarenka melawan Serena akan bertemu Naomi Osaka atau Jennifer Brady yang bersaing pada semifinal lainnya. Di antara keempatnya, hanya Brady yang belum pernah menjuarai Grand Slam.
Medvedev menangi persaingan Rusia
Tunggal putra unggulan ketiga, Daniil Medvedev, lolos ke semifinal AS Terbuka dalam dua musim beruntun setelah menang atas Andrey Rublev, 7-6 (6), 6-3, 7-6 (5), dalam persaingan sesama petenis Rusia. Lawan berikutnya pada empat besar adalah pemenang laga Dominic Thiem melawan Alex de Minaur.
”Itu adalah pertandingan yang berat. Mungkin ini pertama kalinya dalam setahun terakhir saya merayakan kemenangan dengan antusias. Saya merasa selalu berada dalam kesulitan dalam pertandingan tadi. Saya pun senang bisa melewati tiebreak. Satu poin menentukan dua set berikutnya,” kata Medvedev.
Momen yang disebut Medvedev itu adalah ketika dia memenangi set pertama setelah tertinggal 1-5 dalam tiebreak. ”Pada momen itu, saya merasa harus berjuang lebih keras untuk setiap poin, tetapi pada saat yang sama, juga, merasa akan kehilangan set tersebut. Tertinggal 1-5, peluang untuk kalah tentu lebih besar. Saat tertinggal 5-6, saya memutuskan untuk memukul servis dengan tidak terlalu keras. Bola pengembaliannya pun sedikit keluar. Saya pikir, hasil hari ini ditentukan oleh taktik yang tepat,” kata petenis berusia 24 tahun itu.
Dengan kemenangan tersebut, Medvedev mempertahankan statistik selalu menang dalam straight set. Dia bisa menjadi petenis pertama dalam era Terbuka yang menjuarai AS Terbuka tanpa kehilangan set. Neale Fraser (Australia) adalah petenis yang terakhir melakukan itu pada AS Terbuka 1960, sebelum era Terbuka dimulai pada 1968.
Pada semifinal lain tunggal putra, Pablo Carreno Busta akan berhadapan dengan Alexander Zverev. (AP/AFP)