Bangkitnya olahraga nasional, yang ditandai segera bergulirnya kembali kompetisi sepak bola dan basket, perlu disikapi bijaksana. Perlu langkah hati-hati guna mencegah munculnya kluster baru Covid akibat liga-liga itu.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Olahraga nasional akan kembali semarak mulai Oktober mendatang dengan bergulirnya kembali kompetisi sepak bola Liga 1 dan Liga 2 Indonesia serta Liga Bola Basket Indonesia (IBL) setelah terhenti setengah tahun. Namun, liga-liga itu jangan sampai menjadi masalah baru di dalam upaya mengatasi wabah Covid-19.
Maka itu, Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali mewanti-wanti pengelola kompetisi dan pengurus cabang olahraga agar menerapkan protokol kesehatan secara ketat dan disiplin. Mereka wajib berkoordinasi dengan dinas kesehatan dan Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 dalam upaya persiapan menjelang bergulirnya kembali liga.
Kemenpora telah membuat panduan protokol kesehatan di olahraga nasional dan diedarkan ke berbagai pihak terkait, beberapa waktu lalu. Sementara itu, sejumlah pengelola liga, baik di Liga 1 maupun IBL, telah menyiapkan panduan khusus, salah satunya menggelar kompetisi tanpa penonton.
”Semua upaya itu bentuk kehati-hatian pemangku kepentingan olahraga Indonesia agar tetap bisa beraktivitas di tengah wabah,” kata Zainudin di dalam diskusi Hari Olahraga Nasional 2020 yang digelar Forum Merdeka Barat 9, Selasa (8/9/2020).
Adapun Djoko Pekik Irianto, pengamat olahraga nasional dari Universitas Negeri Yogyakarta, mengatakan, pemerintah dan pengurus cabor di daerah perlu memantau pelaksanaan aktivitas olahraga di daerah agar tidak sampai melenceng dari panduan kesehatan yang dibuat. ”Prioritas tetap keselamatan atlet. Mereka adalah aset bangsa yang wajib dilindungi,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan mengatakan, persiapan Liga 1 dan Liga 2 telah dipikirkan dan disiapkan secara matang dengan melibatkan sejumlah pihak terkait, seperti Satgas Penanganan Covid-19, FIFA, dan polisi.
Tes cepat di stadion
PSSI juga sudah menyiapkan 13 buku panduan kesehatan Covid-19 untuk pemain, perangkat pertandingan, ofisial klub, aparat keamanan, dan jurnalis peliput. PSSI juga menyiapkan dana sekitar Rp 5 miliar untuk melakukan tes usap kepada para pemain dan ofisial yang akan tampil. Sebelum laga, mereka juga akan melakukan tes cepat kepada semua orang yang memasuki stadion.
Lalu, di setiap laga, panitia akan selalu didampingi tim dari dinas kesehatan setempat. ”Sejak jauh-jauh hari menjelang rencana memulai kembali kompetisi, kami memprioritaskan kesehatan atau keselamatan semua pihak,” kata Iriawan.
Sejak jauh-jauh hari menjelang rencana memulai kembali kompetisi, kami memprioritaskan kesehatan atau keselamatan semua pihak.
Ia menambahkan, kompetisi Liga 1 dan Liga 2 sangat penting untuk keberlanjutan pembinaan pemain, khususnya mereka yang akan membela Indonesia di Piala Dunia U-20 2021, yang akan digelar di Tanah Air.
Menurut Iriawan, jika ditunda lebih lama, satu generasi pesepak bola akan habis atau berkurang. Ia pun membandingkan dengan liga-liga negara tetangga, seperti Vietnam dan Thailand, yang lebih dulu bergulir kembali.
”Pelatih timnas (Indonesia) Shin Tae-yong butuh liga untuk melihat pemain-pemain lain yang berpotensi masuk tim Garuda Muda selain 29-30 pemain yang ada saat ini. Sebaliknya, pemain butuh kompetisi untuk melanjutkan latihan dan mengasah kemampuan, khususnya bagi yang tidak masuk timnas,” ujar Iriawan, kemudian.
Hiburan berkualitas
Sementara itu, Direktur Utama PT Liga Indonesia Baru (operator Liga 1 dan Liga 2) Akhmad Hadian Lukita mengatalan, pihaknya telah mengantongi izin keramaian dari sejumlah kepolisian di daerah, terakhir di Jakarta. Ia pun optimistis, Liga 1 musim 2020 akan kembali bergulir pada awal Oktober mendatang.
PT LIB, ungkap Akhmad, telah melakukan persiapan secara maksimal demi tekad menghasilkan hiburan berkualitas. Ia pun menjamin aspek kesehatan yang tertuang di dalam protokol kesehatan menjadi perhatian utama pihaknya.
”Sepak bola adalah kegiatan (olahraga) penting yang ditunggu publik. Sepak bola bisa menjadi pemicu bangkitnya semangat masyarakat di tengah situasi (pandemi) saat ini. Kami ingin menyajikan kompetisi yang enak ditonton keluarga (di rumah),” ujar Akhmad.
Adapun Direktur IBL Junas Miradiarsyah mengatakan, persiapan kompetisi selama pandemi lima kali lebih rumit dan sulit dibandingkan dengan situasi biasanya karena protokol kesehatan dan perizinan berlapis. IBL akan digelar kembali pada 13-27 Oktober 2020 di Jakarta dengan pola ”gelembung” atau isolasi pemain, seperti dilakukan di Liga Bola Basket Amerika Sertikat (NBA).(KEL/SAN)