Meskipun tidak mampu mempersembahkan gelar juara bagi timnas Indonesia, Alfred Riedl tetap memiliki tempat istimewa bagi sepak bola Indonesia. Riedl wafat di Vienna, Austria, Senin (7/9/2020) waktu setempat.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sepak bola Indonesia berduka setelah muncul kabar mengejutkan atas wafatnya mantan pelatih tim nasional Indonesia, Alfred Riedl (70), Senin (7/9/2020), di Vienna, Austria. Tidak hanya Indonesia, Riedl telah mencatatkan tinta emas untuk Vietnam serta dianggap sebagai ”duta besar sepak bola” bagi negaranya asalnya, Austria, di dunia internasional.
Selama melatih di sejumlah negara, mulai dari kawasan Timur Tengah hingga Asia Tenggara, Riedl juga harus berjuang melawan berbagai penyakit berbahaya. Ketika dikabarkan mengembuskan napas terakhir di kediamannya di Vienna, Riedl diketahui telah melalui perawatan atas penyakit kanker dalam lima tahun terakhir.
”Alfred Riedl adalah salah satu pesepak bola luar biasa di eranya. Ia telah melakukan kinerja baik selama melatih di luar negeri sehingga kami berterima kasih atas jasanya untuk sepak bola Austria,” ujar Presiden Federasi Sepak Bola Austria (OFB) Leo Windtner dilansir kurier.at, Selasa (8/9/2020).
Ketika berkarier sebagai pesepak bola pada periode 1967 hingga 1985, Riedl dikenal sebagai salah satu penyerang tajam yang dimiliki Austria. Ia memulai karier profesional di klub paling sukses di Austria, yaitu Austria Wien. Bermain untuk Austria Wien pada 1967-1972, Riedl bermain 98 kali dan mencatatkan 58 gol. Setelah itu, Riedl hijrah ke Belgia untuk bermain untuk dua klub terbaik Liga Belgia, yaitu FC Antwerp dan Standard Liege.
Sempat satu musim merasakan kompetisi Liga Perancis ketika membela FC Metz di musim 1980-1981, Riedl kembali ke Austria ketika memasuki usia 30 tahun. Selama berkarier sebagai pesepak bola profesional, Riedl juga tampil empat kali bagi timnas Austria pada periode 1975-1978.
Berkelana di luar negeri
Setelah gantung sepatu, Riedl memilih jalan yang unik sebagai pelatih. Sosok yang lahir pada 2 November 1949 itu lebih tertantang melatih di sejumlah negara yang tidak memiliki nama besar di kancah sepak bola dunia. Pada 1993, Riedl menerima pinangan klub Liga Maroko Olympique Khoribga. Setahun kemudian, ia melatih klub terbaik Maroko, El Zamalek.
Meskipun tidak ada yang meragukan antusiasme rakyat Maroko terhadap sepak bola, selama melatih Zamalek, Riedl memulai ”pertarungannya” di tengah kecintaan terhadap si kulit bundar. Di awal melatih Zamalek, Riedl memulai perannya dari ruang rumah sakit karena harus menjalani operasi hernia pada medio 1994.
Setelah melatih di Maroko, Riedl mencoba peruntungannya melatih Vietnam pada 1998. Secara total, Riedl melatih timnas Vietnam dalam tiga periode, yaitu 1998-2000, 2003-2004, dan 2005-2007. Pada periode itu, Riedl membawa Vietnam menjadi runner-up Piala AFF 1998 serta mengantarkan Vietnam menembus babak perempat final Piala Asia 2008.
Di Vietnam, Riedl juga sempat mengalami masalah kesehatan. Pada 2007, Riedl menjalani operasi transplantasi ginjal di Hanoi. Setelah mengetahui Riedl akan menjalani operasi itu, sebanyak 150 pencinta bola Vietnam mendaftarkan diri sebagai donor untuk secara sukarela menyumbangkan ginjal bagi Riedl yang telah dianggap sebagai salah satu pahlawan sepak bola.
”Wafatnya Riedl tidak hanya sebuah kehilangan bagi sepak bola Austria, tetapi juga bagi sepak bola Vietnam. Selamat tinggal Riedl atas kontribusi besar untuk membawa kesuksesan bagi sepak bola Vietnam,” tulis pernyataan Federasi Sepak Bola Vietnam (VFF) di laman resmi, Selasa (8/9/2020).
Setelah Vietnam, Riedl sempat memimpin timnas Laos pada 2009-2010. Lalu, Riedl ditunjuk sebagai Direktur Teknik Timnas Laos pada 2011-2012.
Memasuki tahun 2010, Riedl memulai kisahnya bersama timnas Indonesia. Nama harum Riedl bagi Indonesia diciptakan setelah mengantarkan Indonesia menjadi runner-up Piala AFF 2010. Kala itu, Indonesia meraih enam kemenangan dari tujuh laga, termasuk mengalahkan Thailand 2-1 di fase grup. Tetapi, Indonesia gagal juara setelah kalah agregat 2-4 dari Malaysia.
Enam tahun kemudian, Riedl mampu kembali mengantarkan Indonesia ke babak final Piala AFF. Capaian itu amat berkesan karena Piala AFF 2016 menjadi turnamen perdana ”Tim Garuda” setelah terbebas dari pembekuan oleh FIFA selama 2015-2016. Di dua laga puncak, Indonesia harus mengakui keunggulan agregat Thailand 2-3.
Selain menangani ”Tim Garuda”, Riedl pernah tercatat sebagai Pelatih PSM Makassar. Namun, akibat masalah kesehatan, Riedl memilih mundur dari kursi Pelatih PSM sebelum Liga Super Indonesia 2015 dimulai. Pada 2019, Riedl juga menolak tawaran melatih Persebaya Surabaya karena masalah kesehatan.
”Kami keluarga besar PSSI mengucapkan belasungkawa atas meninggalnya Riedl. Kami berterima kasih atas jasa Riedl bagi sepak bola Indonesia,” ucap Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan.
Kesan pemain
Kiper Persija Jakarta, Andritany Ardhiyasa, menilai Riedl adalah sosok yang berjasa dalam kariernya di timnas Indonesia. Riedl, lanjutnya, selalu memotivasi dirinya tampil maksimal di bawah mistar.
”Ia pernah berkata tidak pernah khawatir dengan stok posisi kiper Indonesia karena memiliki Kurnia Meiga dan saya. Ucapannya itu selalu saya ingat dan menjadi motivasi saya hingga saat ini,” kata kapten Persija itu.
Selain Andritany, Riedl juga memiliki tempat khusus di karier profesional bek kiri Persikabo 1973, Abduh Lestaluhu. Riedl memberikan kepercayaan kepada Abduh untuk menjalani debut berseragam ”Tim Garuda” ketika menjalani laga uji coba melawan Malaysia, 6 September 2006. Setelah itu, Abduh selalu menjadi pilihan utama Riedl di Piala AFF 2016.
”Saya sangat kehilangan sosok coach Riedl karena beliau sangat berjasa dalam puncak karier saya,” ucap Abduh.
Bagi legenda hidup timnas Indonesia, Bambang Pamungkas, Riedl adalah sosok yang tegas, solid, dan selalu menilai segala sesutau secara adil.
”Saya harus jujur, jika selama Alfred (Riedl) memegang kendali timnas bukanlah masa-masa terbaik saya. Namun sebagai pribadi ataupun pesepak bola, saya banyak belajar tentang etos kerja dan profesionalisme,” tulis Bambang dalam unggahan ucapan belasungkawa atas meninggalnya Riedl di akun Instagram pribadinya.