MotoGP akan kembali bergulir pada akhir pekan ini setelah libur dua pekan. Balapan seri keenam dan ketujuh MotoGP di Sirkuit Misano, San Marino, akan berpotensi besar memperjelas siapa pebalap favorit juara musim ini.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·4 menit baca
MISANO, SELASA — MotoGP musim pandemi ini menyisakan misteri besar favorit juara hingga memasuki seri keenam yang akan berlangsung di Sirkuit Misano, San Marino, Minggu (13/9/2020). Hingga kini, belum ada pebalap yang mampu tampil konsisten dan mendominasi setiap seri. Kondisi ini tidak pernah terjadi sejak 2015 saat Jorge Lorenzo dan Valentino Rossi bersaing ketat hingga seri terakhir. Empat musim berikutnya, Marc Marquez tak terbendung dengan keunggulan poin yang meyakinkan.
Musim ini, Marquez absen mulai seri kedua setelah kecelakaan parah pada seri pertama di Jerez, Spanyol. Pebalap tim Repsol Honda itu masih harus menjalani pemulihan retak tulang lengan atas kanan hingga paling tidak hingga akhir Oktober atau awal November. Tanpa Marquez, kemungkinan hingga seri terakhir di Portugal pada 22 November persaingan juara menjadi sangat terbuka, sekaligus sulit ditebak.
Dari lima seri yang sudah berlangsung, dua kali di Jerez, Brno, dan dua kali di Red Bull Ring, belum ada pebalap yang unggul poin signifikan. Pebalap andalan Petronas Yamaha SRT, Fabio Quartararo, mengalami masa sulit akibat penurunan performa YZR-M1 di Brno dan Red Bull Ring. Kondisi itu menurunkan potensinya meraih gelar juara, dengan bekal 50 poin dari dua kemenangan di Jerez. Kendala teknis yang membuat para pebalap Yamaha kesulitan itu membuat Quartararo hanya bisa meraih 20 poin dari finis pada posisi ke-7 di Brno, posisi ke-8 dan ke-13 di Red Bull Ring.
Pesaing terdekat Quartararo di dua seri petama, Maverick Vinales, bahkan kini anjlok dari posisi kedua menjadi peringkat ke-5. Setelah dua kali finis di posisi kedua, pebalap tim Monster Energy Yamaha itu hanya finis ke-14 di Brno, ke-10 di seri Austria, dan gagal finis akibat kerusakan rem di seri Styria.
Quartararo beruntung masih bisa memimpin klasemen pebalap dengan total nilai 70. Namun, dia ditempel ketat oleh pebalap Ducati, Andrea Dovizioso, dengan 67 poin. Pebalap yang kaya pengalaman itu mampu menemukan setelan motor yang kompetitif sejak seri Austria saat dia finis terdepan. Namun, pada seri kelima, juga di Red Bull Ring, dia kesulitan mencari setelan untuk memaksimalkan daya cengkeram ban.
Masalah terbesar Ducati musim ini ialah cengkeraman ban, akan mendapat titik terang di Misano dengan trek beraspal baru, serta pilihan ban khusus dari Michelin. Ban depan slick asimetris berkompon keras, dengan kompon yang lebih keras di kanan, masuk dalam pilihan di Misano yang akan menggelar dua balapan pada 13 dan 20 September. Adapun ban belakang berkompon lunak, medium, dan keras, semuanya dalam tipe asimetris dengan kompon lebih keras di kanan, akan membuka variasi strategi menyelesaikan 27 putaran.
Kondisi ini membuka peluang bagi Ducati untuk memaksimalkan perfroma Desmosedici GP20 yang sangat membutuhkan daya cengkeram. Motor yang sangat liar itu akan sulit dipacu maksimal saat ban tidak ”menggigit” aspal dengan baik. Misano juga dikenal baik oleh para pebalap Ducati, bahkan mereka mendapat masukan penting terkait daya cengkeram dari para pebalap penguji mereka yang sempat mencoba aspal baru Misano.
Kembalikan performa
Adapun bagi Yamaha, daya cengkeram ban bukan masalah yang terlalu besar meskipun mereka sempat mengalami masalah di trek yang dingin seperti di Brno. Masalah terbesar Yamaha saat ini adalah mengembalikan performa mereka seperti saat di Jerez, serta memastikan rem baru bisa dipaksa untuk melakukan banyak hard braking.
Namun, Quartararo menegaskan, masalah di motor Yamaha bukan hanya rem. ”Kami tidak hanya bermasalah dengan rem. Kami juga memiliki masalah di banyak area. Yamaha memiliki banyak pekerjaan untuk diselesaikan. Saat ini situasinya tidak mudah,” ujar Quartararo kepada media Spanyol, AS.
Misano menjadi sirkuit yang lebih ideal bagi Yamaha dibandingkan dengan Red Bull Ring yang banyak trek lurus. Variasi trek lurus dengan tikungan cepat dan lambat sesuai dengan karakter Yamaha yang kalah top speed dari Ducati.
”Kami akan mendapat lebih sedikit masalah daya cengkeram di sana, tetapi titik lemah lainnya pada motor belum akan hilang. Namun, saya yakin bahwa dengan bersama, kami akan lebih kuat jika Yamaha memberi kami respons positif,” tegas pebalap berusia 21 tahun itu.
Dua balapan di Misano menjadi kesempatan bagi Quartararo untuk kembali naik podium dan melebarkan selisih poin dengan pebalap di bawahnya, Dovizioso, Jack Miller, Brad Binder, dan Vinales. Namun, jika Yamaha gagal membenahi masalah mereka, justru para pebalap Ducati, Dovizioso dan Miller, yang bisa melesat ke puncak klasemen. Persaingan di Misano akan sangat ketat, apalagi dengan kebangkitan KTM dan Suzuki pada dua seri di Austria.