Debut Ajang Lari Virtual Disambut Antusiasme Tinggi
Lomba Lari Virtual Milo Indonesia 2020 resmi digelar bertepatan dengan Hari Olahraga Nasional. Ajang lari di tengah pandemi ini disambut oleh para pecinta olahraga lari tanah air.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Di tengah pandemi, Milo tetap menggelar ajang lari jalan raya tahunan mereka. Bedanya, tahun ini mereka mengadopsi lomba lari virtual. Ajang debut yang dimulai pada 9 – 20 September 2020 tersebut disambut dengan antusiasme tinggi para pelari.
Setidaknya, sudah 4.000 pelari yang mendaftar untuk Lari Virtual Milo Indonesia 2020. Pendaftar datang dari berbagai wilayah di Indonesia, mayoritas berasal dari Kota Jakarta, Medan, dan Makassar.
Sebagai ajang debut, angka tersebut sudah cukup banyak. Milo menargetkan peserta akan bertambah menjadi 17.000 pelari sebelum penutupan pendaftaran pada 19 September. Adapun tahun lalu Milo Jakarta International 10K diikuti sekitar 16.000 pelari.
Business Executive Officer Beverages Business Unit PT Nestlé Indonesia, Mirna Tri Handayani, mengatakan, pelari banyak yang tertarik karena ajang ini juga bisa diikuti pelari di daerah masing-masing. Biasanya pelari harus datang ke Jakarta untuk bisa mengikuti ajang lari tahunan Milo.
Selain itu, ajang lari virtual Milo juga menjadi oase bagi pecinta lari tanah air yang kesulitan mencari lomba akibat pandemi. “Lari virtual ini kan bentuk lomba yang dilakukan tanpa kerumunan massa. Jadi tetap aman dilakukan dengan keluarga dalam kondisi saat ini. Kami ingin mengajak masyarakat tetap aktif dari treadmill ataupun lingkungan perumahan,” kata Mirna, pada acara pembukaan Lari Virtual Milo Indonesia, Rabu (9/9/2020), dalam konferensi virtual.
Terdapat dua kategori dalam lomba lari virtual, 10K dan 3K. Pelari diberi kesempatan menyelesaikan lari dengan jarak tersebut selama penyelenggaraan dalam 10 hari. Pelari bisa mencicil lari setiap hari.
Setelah menyelesaikan jarak sesuai kategori, hasil lari dari aplikasi pengukur bisa diunggah ke pihak panitia. “Kita mengundang semua orang turut berlari. Ini sangat bisa dicoba untuk pemula, karena lari bisa dicicil dalam 10 hari,” tambah Mirna.
Demi menjaga atmosfer kompetisi, para peserta juga tetap akan mendapatkan medali. Sejumlah 50 peserta yang finis tercepat akan menerima hadiah tambahan berupa peralatan lari dari Milo.
Acara pembukaan turut dihadiri Deputi III bidang Pembudayaan Olahraga Kementerian Pemuda dan Olahraga, Raden Isnanta. Menurut dia, ajang lari virtual ini bisa mendukung program pemerintah untuk menjadikan olahraga sebagai salah satu cara pemulihan pandemi.
“Masyarakat bingung tidak bisa lari karena tidak ada lomba. Ajang seperti ini bisa memberi kemudahan bagi insan olahraga untuk berolahraga dengan dosis yang mereka mampu. Tentu dengan tetap menjaga kesehatan. Saya yakin model semacam ini bisa jadi contoh cabang-cabang lain yang menggelar ajang yang aman. Agar sehat jiwa raga,” ucap Raden.
Penyanyi ternama Riafinola Ifani Sari atau kerap disapa Nola turut ambil bagian bersama keluarganya dalam ajang ini. Menurut personil Be3 itu, lari virtual memang tidak ideal, tetapi merupakan cara terbaik untuk terus berolahraga saat ini.
“Walaupun kita enggak berkumpul ramai-ramai, tetap merasakan serunya. Ini sangat membantu bagi hidup sehat dalam keluarga. Kita jadi diingatkan lagi gimana caranya tetap hidup sehat,” kata Nola.
Adapun para pelari sudah diedukasi untuk tetap menjaga protokol kesehatan selama berlari. Mereka diberikan materi berupa video agar terus berlari dengan aman.