Keluarga pemain boleh tinggal di ”gelembung” mulai pekan ini. Pemain pun menyambutnya dengan antusias. Sementara itu, para pelatih cemburu karena tidak mendapat hak serupa.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
Fase-fase terberat hidup tanpa keluarga di ”gelembung” Orlando sudah berakhir bagi para pemain NBA. Setelah hampir dua bulan terpisah, mereka bisa melepas rindu dengan keluarga yang kini diizinkan tinggal di ”gelembung”. Namun, hal ini menuai kecemburuan dari pelatih.
Sebuah video ramai jadi perbincangan di media sosial pertengahan pekan lalu. Video itu memperlihatkan rekaman bintang Toronto Raptors, Fred VanVleet, melepas kangen dengan anaknya, Sanna (2) dan Fred Jr (1), di lorong hotel ”gelembung”.
”Aku cinta kamu, Ayah...,” kata Sanna sambil berlari memeluk sang ayah.
Video yang diunggah istri VanVleet, Shontai Neal, itu menunjukkan bagaimana kerinduan yang membuncah dalam reuni ayah dan anak. Mereka sudah tidak bertemu setelah terakhir kali pada Hari Ayah, 20 Juni lalu.
”Saya rindu keluarga. Keluarga sangat berarti bagi saya. Ini sudah cukup lama. Kedatangan mereka menghilangkan beban pikiran dan saya bisa fokus ke pertandingan selanjutnya,” kata guard berusia 26 tahun ini seperti dikutip CBS Sports.
Pekan ini, VanVleet dan pemain lain bisa tersenyum lebar. Sesuai protokol NBA, para pemain bisa mengajak keluarga mereka ke dalam ”gelembung” setelah melewati babak pertama playoff. Saat ini, NBA telah memasuki fase selanjutnya, yaitu semifinal wilayah.
Keluarga pemain dari delapan tim tersisa diperbolehkan menginap. Mereka boleh mengajak masing-masing satu orang dewasa, baik itu saudara maupun istri. Anak kecil tidak masuk hitungan. Syaratnya, tamu baru boleh bertemu setelah karantina minimal tiga hari.
Kehadiran keluarga memengaruhi permainan VanVleet. Dia tampak lebih tenang saat ditonton langsung kedua anak dan istrinya dari pinggir lapangan. Dia membantu Raptors menang dua kali beruntun seusai tertinggal, 0-2, dari Boston Celtics di semifinal Wilayah Timur.
Menurut center Clippers, JaMychal Green, langit ”gelembung” menjadi lebih cerah pekan ini. ”Anda melihat banyak senyuman dari wajah pemain saat mereka kembali ke hotel sekarang. Anak-anak berhasil membuatnya,” kata Green, yang berencana berenang dan main golf bersama anaknya.
Kehadiran keluarga seakan melepaskan beban berat di pundak para pemain. Selama di ”gelembung”, tekanan datang kepada mereka dari berbagai arah, baik dari dalam maupun luar lapangan.
Kedatangan mereka menghilangkan beban pikiran dan saya bisa fokus ke pertandingan selanjutnya.
Beban itu sangat terlihat dalam aksi boikot NBA akibat protes ketidaksetaraan rasial, dua pekan lalu. Aksi itu nyaris membuat lanjutan musim 2019-2020 bubar. Selain karena masalah rasial, para pemain juga tampak lelah karena harus terpisah jauh dari keluarga mereka di tengah pandemi. Banyak dari mereka saat itu menyatakan ingin langsung kembali ke keluarganya daripada terus bermain.
Kecemburuan pelatih
Namun, tidak semua orang bahagia dengan keputusan NBA itu. Peraturan ini dinilai cukup aneh karena hanya pemain dan perangkat pertandingan yang diperbolehkan mengajak keluarga. Adapun tim pelatih tidak mendapatkan izin serupa.
Hal itu memancing protes keras Pelatih Denver Nuggets Michael Malone. Menurut dia, keputusan itu sangat tidak adil. Mereka sebagai anggota tim seharusnya mendapat hak serupa.
”Para pelatih tidak diizinkan untuk membawa siapa pun. Anda memalukan NBA. Ini gila. Saya merindukan keluarga. Saya berbicara untuk diri sendiri dan mungkin semua pelatih di sini. Ini sudah 60 hari,” kata Malone, Sabtu.
Setelah diprotes, NBA menurut rencana akan mengizinkan pelatih membawa keluarga. Namun, hal itu baru akan diberlakukan pada final wilayah. Artinya, hanya empat pelatih yang mendapat keistimewaan itu. Itu pun harus menunggu sekitar seminggu ke depan.
Di antara pemain dan pelatih yang sibuk berbicara tentang kehadiran keluarga, guard Miami Heat, Jimmy Butler, memilih jalannya sendiri. Pemain yang pernah ditegur di hotel ”gelembung” karena latihan dribel sampai tengah malam ini hanya ingin fokus bertanding.
Butler menolak hak istimewa untuk membawa tamu dari luar. Baginya, playoff NBA adalah tempat yang sakral. Dia ingin fokus bermain basket. Tujuannya datang ke ”gelembung” hanya untuk juara. Tidak ada waktu menghabiskan waktu bersama keluarga.
Padahal, Butler punya anak bayi yang akan berusia satu tahun pada Oktober mendatang. ”Ini adalah keputusan pribadi saya. Saya menghormati keputusan pemain lain. Tetapi, buat saya, datang ke sini adalah untuk berbisnis,” ucapnya. (AP)