Tonggak sejarah baru akan ditancapkan oleh Ferrari saat menjalani balapan ke-1.000 Formula 1 di Sirkuit Mugello, Italia. Namun, ini sekaligus momen yang meresahkan karena performa mobil mereka merosot tajam musim ini.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·4 menit baca
MONZA, SENIN — Ferrari bersiap menyambut momen besar akhir pekan ini, balapan ke-1.000 di ajang Formula 1 pada seri Tuscana di Sirkuit Mugello, Italia, Minggu (13/9/2020). Tim Kuda Jingkrak itu juga sudah menyiapkan livery klasik, warna merah seperti mobil Ferrari 125 yang dipakai dalam debut mereka di F1 pada seri Monaco 1950. Namun, akhir pekan ini tak secerah angan di awal musim, saat Ferrari diharapkan menandai momentum historis itu dengan kemenangan.
Angan Ferrari untuk bisa menghentikan dominasi Mercedes menguap seiring serangkaian hasil buruk musim ini. Pebalap mereka dua kali naik podium pada seri Austria dan Inggris. Namun, itu bukan karena mobil SF1000 kompetitif, melainkan akibat adanya sanksi serta masalah yang dihadapi para pebalap lain.
SF1000 yang diklaim mengalami perubahan ekstrem di beberapa bagian dibandingkan dengan SF90 ternyata mengalami penurunan kecepatan yang signifikan. Hal ini diduga kuat akibat kesepakatan tertutup antara FIA dan Ferrari menyusul investigasi dugaan pelanggaran aturan fuel flow pada SF90. Arahan teknis dari FIA itu membuat Ferrari harus meninggalkan apa yang mereka kembangkan musim lalu, dan memulai pengembangan baru yang sesuai regulasi.
Ferrari telah berusaha menambal defisit kecepatan mobil mereka dengan memasang perangkat aerodinamika yang baru serta setelan downforce. Namun, tim tersukses di F1 itu belum mendapat hasil sesuai harapan. Justru, performa mereka semakin buruk, terutama pada dua seri terakhir di Spa-Francorchamps, Belgia, dan Monza, Italia.
Di Belgia, kedua pebalap mereka, Charles Leclerc dan Sebastian Vettel, finis di luar zona poin. Ini hasil terburuk mereka dalam satu dekade terakhir. Adapun di Monza, keduanya gagal finis karena mengalami kerusakan rem pada mobil Vettel serta kecelakaan yang dialami Leclerc. Ini pertama kalinya kedua pebalap Ferrari gagal finis di Monza setelah 1995.
”Kegagalan finis kedua mobil adalah akhir terburuk dari akhir pekan yang sulit. Setelah Belgia, kami tahu di sini kami juga akan sangat kesulitan, dan itu terjadi. Jelas terlihat saat kualifikasi, tetapi gagal membawa satu pun mobil finis sungguh menyakitkan,” keluh Kepala Tim Ferrari Mattia Binotto. Saat kualifikasi, Leclerc dan Vettel berada di posisi ke-13 dan 17, membuat untuk pertama kalinya Ferrari tidak bisa start dari 10 besar di Monza dalam 36 tahun.
”Ini musim yang sangat berat. Tetapi dengan berbagai kesulitan seperti inilah Anda akan menjadi lebih kuat. Kami harus melihat ke depan, ada pelajaran berharga bagi kami yang bisa diambil untuk membangun masa depan. Kami tidak boleh menyerah dan akan mengerahkan seluruh kemampuan akhir pekan depan di Mugello, yang menjadi ajang spesial bagi kami, Grand Prix Formula 1 ke-1.000 kami,” kata Binotto di laman resmi Ferrari.
Tanpa putus
Debut Ferrari di Formula 1 terjadi pada seri kedua musim 1950 di Monaco. Mereka menurunkan tiga mobil F1 pertama mereka, Ferrari 125, yang dipacu Alberto Ascari, Raymond Sommer, dan Luigi Villoresi. Ascari finis kedua dan menandai podium pertama Ferrari. Sommer finis keempat dan Villoresi gagal finis. Ferrari tak putus berkiprah di F1, hingga kini menjadi satu-satunya tim yang selalu tampil dalam 70 edisi Formula 1.
Balapan di Mugello, sirkuit yang dimiliki Ferrari, akan disaksikan langsung penonton dari tribune. Ini pertama kali F1 di masa pandemi Covid-19 dibuka untuk publik, dengan jumlah yang sangat terbatas. Kehadiran penonton, yang merupakan tamu Ferrari, membuat tim Kuda Jingkrak berjuang keras untuk kembali kompetitif, paling tidak bisa finis mendekati zona podium.
”Ini saat yang sangat sulit bagi kami, bagi keseluruhan tim. Megafrustasi, pasti. Saya tidak tahu harus bicara apa,” tegas Vettel yang akan meninggalkan Ferrari akhir 2020 ini.
”Masa-masa sulit adalah bagian dari hidup dan bagian dari olahraga, tetapi pada saat ini tidak adil bagi semua orang yang telah banyak berjuang, bahwa kami seburuk itu. Di sisi lain, ini merupakan kesaksian di mana kami berada. Sangat menyedihkan, khususnya di sini pada balapan di rumah kami. Saya pikir mungkin ini berkah tidak ada seorang pun di tribune,” kata juara dunia empat kali F1 bersama Red Bull itu.
”Saya harap di Mugello kami berada di tempat yang lebih baik, tetapi bukan berarti kami bisa bertarung untuk podium. Anda perlu realistis. Harapannya sangat rendah. Semoga kami memiliki akhir pekan yang mulus, tanpa masalah, itu bisa menjadi awal yang bagus, paling tidak untuk saya,” tegas Vettel dikutip Motorsport.
Leclerc juga berharap performa timnya membaik di Mugello, serta tidak melakukan kesalahan seperti di Monza. Dia mengaku kecelakaan pada tikungan Parabolica terjadi karena berusaha memaksa mobil melaju lebih kencang, lalu kehilangan kendali. Mobilnya menabrak pembatas lintasan. ”Ini momen sulit, tetapi saya menantikan Mugello kembali, semoga meraih hasil bagus,” tegasnya pada Formula 1.
Leclerc dan Vettel akan mendapat keuntungan lebih familiar dengan sirkuit Mugello, yang baru pertama kali menggelar Formula 1. Mereka menjalani pemanasan awal musim ini di Mugello dengan mobil 2018. Namun, dengan performa mobil SF1000 yang tidak kompetitif, para pebalap Ferrari tetap akan sulit bersaing di sirkuit dengan trek lurus yang sangat panjang dan tikungan cepat yang mengecoh.