Sebanyak 30-40 pelari elite nasional akan lari langsung di sekitar kawasan Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, sedangkan peserta umum akan berlari virtual dengan catatan waktu yang akan terdata dalam sistem.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Ajang Borobudur Marathon 2020 akan digelar dengan konsep hibrida, yakni perpaduan antara lari virtual bagi peserta umum dan lari langsung bagi pelari elite, dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan. Borobudur Marathon diharapkan membuat semangat berlari tetap menyala di tengah pandemi Covid-19.
Borobudur Marathon merupakan ajang lari yang diselenggarakan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Bank Jateng, dan harian Kompas. Pada 2020, yang merupakan tahun keempat pelaksanaan, sejumlah penyesuaian dilakukan untuk pencegahan penularan Covid-19.
Sebanyak 30-40 pelari elite nasional dan daerah akan berlari langsung di sekitar kawasan Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jateng, pada Minggu, 15 November 2020. Sementara itu, peserta umum akan berlari virtual di daerah masing-masing dengan catatan waktu yang akan terdata sistem, pada kurun waktu 15-30 November 2020.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo pada konferensi pers Borobudur Marathon 2020 di rumah dinasnya di Semarang, Selasa (8/9/2020) petang, mengaku sempat akan membatalkan ajang itu karena pandemi Covid-19. Namun, setelah itu, ide-ide baru bermunculan.
”Bagaimana ini tetap berjalan, protokolnya bisa dipegang, dan orang masih bisa mengikuti Borobudur Marathon meski dalam suasana lain. Kami dukung. Dari kalkulasi itu, keputusannya kita go dengan cara-cara baru. Saya harap semangat pelari tak pernah putus,” ujar Ganjar.
Turut hadir dalam konferensi pers itu Direktur Utama Bank Jateng Supriyatno dan Ketua Yayasan Borobudur Marathon Liem Chie An. Wakil Pemimpin Umum Harian Kompas Budiman Tanuredjo serta Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI) Tigor Tanjung hadir secara virtual.
Ganjar menambahkan, tetap digelarnya Borobudur Marathon 2020, dengan sejumlah penyesuaian, juga menjadi bagian dari adaptasi kebiasaan baru. Hal tersebut akan mendorong masyarakat Magelang untuk terus semangat, kreatif, dan tidak menyerah di tengah pandemi.
Menurut Tigor, digelarnya Borobudur Marathon 2020 akan memberi dampak positif. Apa pun konsep yang diterapkan, hal itu akan membuat gaung kompetisi tetap hidup. Ajang itu menjadi kesempatan bagi para atlet elite, nasional dan daerah, untuk menjajal kemampuan.
”Sebab, saat ini hingga Desember tak ada satu pun kompetisi. Bahkan Lalu Muhammad Zohri yang lolos Olimpiade Tokyo pun tak bisa menjajal kemampuannya sepanjang 2020,” katanya.
Tigor mengatakan, pihaknya telah menggelar dua webinar khusus mendiskusikan lari di luar rumah dan lomba lari jalan raya. Dari dua webinar itu, PB PASI mengeluarkan pedoman terkait lari di luar rumah dan keikutsertaan lomba lari jalan raya dengan cara yang sehat.
Dari survei Federasi Atletik Internasional (World Athletics) terlihat, intensitas pelari non-atlet meningkat selama pandemi Covid-19. ”Maka, kepada para peserta virtual run, saya berpesan agar benar-benar mengikuti pedoman kesehatan untuk mitigasi Covid-19, juga harus mengukur kemampuan kita,” ujarnya.
Kontribusi
Budiman menuturkan, di tengah pademi Covid-19, protokol kesehatan menjadi keniscayaan yang harus diterapkan. Melalui konsep hibrida, Borobudur Marathon diharapkan dapat berkontribusi bagi bangsa, bahkan dunia, tentang cara-cara berolahraga, tetapi tetap aman.
Ajang ini melombakan empat kategori bagi peserta lari virtual, yakni marathon, half marathon, 10 km, dan friendship run. ”Mereka tak harus berlari di saat yang sama dengan pelari elite, tetapi bisa memilih waktunya, pada 15-30 November 2020. Namun, semua data akan tersentral,” ujar Budiman.
Sementara itu, Liem mengatakan, masyarakat Magelang sangat antusias dengan digelarnya Borobudur Marathon. Menurut dia, ajang itu dapat menjadi energi besar dan dorongan bagi masyarakat Magelang untuk bangkit dan melewati Covid-19.