LeBron James, megabintang NBA dan LA Lakers, punya trik khusus untuk tetap kompetitif, bahkan menonjol, di usianya yang kini 35 tahun. Trik itu membantunya mengalahkan Houston Rockets pada gim kedua semifinal wilayah.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
ORLANDO, SENIN — Megabintang Los Angeles Lakers, LeBron James, membuktikan masih menjadi pebasket paling dominan di NBA meskipun usianya kini 35 tahun dan menjalani musim ke-17. Meskipun bukan drakula yang tidak bisa menua, James menemukan formula tepat untuk mengatasi realitas usianya.
Ketika para pebasket lainnya mulai menyambut pensiun di usianya itu, James justru tampil dominan dan menginspirasi Lakers saat mengalahkan Houston Rockets, 117-109, pada gim kedua semifinal Wilayah Barat NBA, Senin (7/9/2020) WIB. James bermain penuh energi selama 39 menit dengan menyumbang 28 poin, 11 rebound, 9 asis, 4 steal, dan 2 blok.
Penampilan eksplosif James pada kuarter terakhir laga itu seakan menunjukkan dirinya masih seperti pebasket berusia 20-an tahun. Dalam empat menit, James—dengan tubuh tinggi dan kekar—berturut-turut memperlihatkan jiwa mudanya.
Saat bertahan, peraih tiga cincin juara NBA ini menepis lemparan Russel Westbrook dengan telak dari arah belakang. Dia berlari dan lantas menampar bola, seakan-akan seorang atlet voli profesional yang sedang melakukan spike.
Setelah itu, dia melakukan slam dunk sekuat tenaga ketika timnya balik menyerang Rockets. Lompatan dalam slam dunk itu seusai menyambut umpan rekannya, Alex Caruso, bahkan sampai membuat kepalanya melampaui tinggi keranjang.
James menciutkan nyali skuad Rockets. Dia pun memimpin kebangkitan Lakers, dari tertinggal 90-92 menjadi berbalik memimpin 102-96. James menunjukkan dirinya masih pantas menyandang status ”raja”, dua hari setelah penampilan buruknya yang berujung kekalahan Lakers pada gim pertama.
Reporter Lakers, Mike Trudell, menyebutkan, James bermain lebih banyak dari seharusnya. Dia biasanya diganti pada awal kuarter terakhir. Namun, dia baru mau diganti setelah timnya unggul enam poin. Hal itu lantas membuatnya menjadi pemain Lakers dengan menit bermain terbanyak, kemarin.
Ancaman terbesar
Banyak yang menilai, usia James hanyalah sebuah angka yang tidak berarti. Namun, tidak begitu halnya dengan James. Baginya, usia itu lebih dari angka. Dia paham, usia yang terus bertambah adalah ancaman terbesar dalam kariernya.
Dengan segala perawatan tubuh yang kian modern, penuaan James mungkin bisa diperlambat. Akan tetapi, tubuhnya tetap berbeda dibandingkan saat usia keemasannya. Tidak mungkin dia bermain eksplosif lebih dari 40 menit di playoff, seperti saat membela Cleveland Cavaliers ataupun Miami Heat.
James pun menyadari hal itu. Dia lantas mencari solusi agar performanya tidak menurun, salah satunya mengajak forward Anthony Davis bergabung dengannya di Lakers pada awal musim 2019-2020.
Keberadaan Davis, yang sedang dalam usia emas (27 tahun) dengan kemampuan menyerang dan bertahan sama baiknya, membuat James tidak perlu tampil dominan di sepanjang laga. Dia bisa berbagi beban dan peran di Lakers dengan Davis.
Dia lantas mencari solusi agar performanya tidak menurun, salah satunya mengajak forward Anthony Davis bergabung dengannya di Lakers.
James, peraih empat kali Most Valuable Player (MVP NBA), bisa menentukan kapan dia akan mengambil alih permainan. Sejauh ini, dia lebih banyak memberi ruang bagi Davis di tiga kuarter awal. Sementara itu, ”sang raja”—dengan mentalitas bajanya—baru akan berperan sebagai eksekutor pada kuarter terakhir.
Perubahan peran
Semua juga terlihat jelas dengan perubahan peran James musim ini. Dia adalah point guard, pengatur serangan tim. Fokusnya membuka ruang rekan-rekannya, bukan sebagai mesin angka. Dia pun tidak perlu tampil eksplosif sepanjang permainan. Sebagai kontributor, visi dan kualitas umpannya lebih diperlukan.
Pada gim kedua kemarin, misalnya, James adalah pengubah momen sekaligus penentu kemenangan. Namun, yang mencetak poin terbanyak bukanlah dirinya, melainkan Davis (34 poin). ”Kombinasi keduanya membuat Lakers menang,” kata legenda hidup Lakers, Magic Johnson.
Kehadiran kembali guard veteran Rajon Rondo pada semifinal, seusai cedera retak jari tangan, juga kian meringankan beban James. Rondo bisa mengambil alih sebagai pengatur serangan kala James beristirahat.
”Sangat bagus untuk kami karena Bron (James) bisa istirahat. Rondo punya kemampuan menyerang sangat baik. Jadi, dia bisa menggantikan Bron sesekali. Rondo mengatur serangan, sedangkan Bron tinggal menunggu dapat bola untuk menembak,” sebut Davis kepada ESPN.
Dengan skor imbang 1-1, persaingan Lakers dengan Rockets cukup ketat. Gim ketiga akan berlangsung Rabu besok. James, dengan usia tuanya, akan terus menghantui Rockets, tim NBA yang sedang naik daun bersama skuad kecilnya.(AP)