Pandemi Covid-19 telah membelenggu semua kegiatan masyarakat, tetapi para atlet tetap berjuang dalam pelatnas agar dapat meraih prestasi. Mereka memiliki target yang ingin dicapai dalam berbagai ajang olahraga.
Oleh
Yulia Sapthiani, Kelvin Hianusa, Adrian Fajriansyah, M Ikhsan Mahar
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Pandemi Covid-19 telah mengungkung banyak kegiatan masyarakat, tetapi olahraga prestasi nasional tidak bisa terus berdiam diri. Pemusatan latihan nasional tetap digelar dengan berbagai siasat untuk menghindari atlet dan pelatih terinfeksi virus SARS-CoV-2.
Beberapa cabang olahraga telah kembali menggelar pelatnas untuk menyiapkan fisik dan mental atlet. Sejumlah ajang olahraga telah menanti para atlet Indonesia, antara lain Piala Asia U-19 dan Piala Thomas Uber bulan Oktober 2020. Atlet juga harus bersiap untuk ajang SEA Games Vietnam 2021 maupun Olimpiade Tokyo 2020 yang diundur tahun depan. Keberhasilan menggapai prestasi olahraga akan melipur lara di tengah pandemi yang belum mereda.
Manajer pemusatan latihan nasional (pelatnas) Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI) Mustara Musa dihubungi dari Jakarta, Jumat (4/9/2020), mengatakan, walau pandemi belum berakhir, pihaknya tetap menggelar pelatnas di Stadion Madya Senayan, Jakarta per 12 Agustus.
Total, 15 atlet dan 11 pelatih itu menggelar pelatnas untuk persiapan menuju Olimpiade Tokyo dan SEA Games Vietnam di tahun depan. Khususnya untuk persiapan Olimpiade Tokyo, PB PASI memasang target menambat tiket lolos langsung ke pesta olahraga terbesar di dunia empat tahunan tersebut.
Sejauh ini, PB PASI telah sukses meraih satu tiket langsung ke nomor lari 100 meter putra melalui pelari andalan Indonesia Lalu Muhammad Zohri. Sekarang, mereka berupaya untuk meloloskan Sapwaturrahman ke lompat jauh, Halomoan Edwin Binsar ke lari gawang 400 meter, Emilia Nova ke lari gawang 100 meter putri, dan Alvin Tehupeiory ke lari 100 meter putri.
PSSI telah terlebih dahulu menyelenggarakan pemusatan latihan bagi timnas senior dan timnas U-19 di sepanjang bulan Agustus. Setelah lebih dari satu bulan mengumpulkan pemain timnas U-19 di Jakarta, PSSI memberangkatkan 27 pemain Tim Garuda Muda untuk menjalani pemusatan latihan di Kroasia selama bulan September.
“Saya selalu mengingatkan kepada seluruh pemain untuk menaati protokol kesehatan. Meskipun pemain timnas U-19 tidak menjalani karantina di Kroasia, kami berharap mereka menjaga kesehatan dan terus berlatih keras demi tujuan di Piala Dunia U-20,” ucap Iriawan.
Kerinduan atlet dan penggemar bulu tangkis Indonesia pada kompetisi akan hidup kembali dengan penyelenggaraan kejuaraan beregu Piala Thomas dan Uber di Aarhus, Denmark, 3-11 Oktober. Posisi sebagai unggulan teratas serta masa persiapan yang dijalani pada masa pandemi Covid-19, memunculkan harapan gelar juara dari tim beregu putra Indonesia.
Salah satu bagian dari persiapan menuju kejuaraan beregu putra dan putri itu adalah simulasi kejuaraan yang berlangsung di pelatnas bulu tangkis Indonesia di Cipayung, Jakarta. Simulasi tim putri akan dilakukan 9-11 September, sedangkan simulasi tim putra berlangsung 1-3 September lalu yang dimenangi Tim Rajawali beranggotakan Jonatan Christie, Karono, Bobby Setiabudhi, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, dan Pramudya Kusumawardhana/Yeremia Erich Yoche Rambitan.
“Saya rasa, untuk fisik dan teknis tidak ada masalah. Faktor yang harus diantisipasi untuk menghadapi pertandingan sebenarnya adalah beradaptasi kembali dalam suasana kompetisi,” kata Jonatan Christie, tunggal putra peringkat ketujuh dunia.
Cabang angkat besi sudah meloloskan dua atlet ke Olimpiade Tokyo yaitu Eko Yuli Irawan dan Windy Cantika Aisyah. Mereka tetap berlatih selama enam bulan terakhir dengan mengisolasi 7 atlet putri dan 6 atlet putra di Pelatnas Kwini, Jakarta Pusat.
Selain fokus menjaga kondisi Eko dan Cantika, tim angkat besi juga sedang mempersiapkan atlet-atletnya untuk berjaga-jaga menghadapi kejuaraan pada 2021. Mereka masih menargetkan ada atlet lain yang bisa lolos kualifikasi Olimpiade.
Pelatih kepala tim angkat besi Indonesia Dirdja Wihardja mengatakan, mereka melakukan berbagai siasat untuk terus menjaga kondisi fisik dan psikologis atlet. Kondisi psikologis jadi fokus utamanya karena paling sulit dijaga. Atlet mulai merasakan bosan setelah setengah tahun dikarantina.
Karena itu, sejak Juli, mereka sudah mengadakan dua kali simulasi lomba. Simulasi itu masing-masing pada 22 Juli dan 24 Agustus. Hal ini bertujuan memunculkan atmosfer lomba yang tidak didapat atlet akhir-akhir ini.
Target itu memang berat. Namun, PB PASI yakin tiada yang tidak mungkin. Demi mencapai target tersebut, mereka tetap menggelar pelatnas walau masih ada wabah. Dengan pelatnas, mereka berusaha seminimalnya menjaga kebugaran, kesehatan, dan kemampuan teknis atlet agar tidak turun.
Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Panahan Indonesia (PB Perpani) Illiza Sa’aduddin Djamal menyampaikan, pihaknya pun telah menggelar kembali pelatnas, yakni di Lapangan Panahan Senayan, Jakarta per 13 Agustus. Sama seperti atletik, panahan Indonesia menggelar pelatnas guna menyiapkan atlet agar bisa mencapai target menambah tiket ke Olimpiade Tokyo.
Saat ini, PB Perpani sudah mendapatkan tiga tiket by number, yakni recurve perseorangan putra, recurve perseorangan putri, dan recurve beregu. Sekarang, mereka masih berusaha meraih satu tiket lagi, yaitu antara recurve beregu putra atau recurve beregu putri.
Menpora Zainudin Amali menyampaikan, sebagai leading sector di bidang olahraga, pihaknya berusaha menumbuhkan sikap optimisme kepada para pemangku kepentingan di bidang olahraga meski sedang dilanda wabah. Pemilihan konvergensi sport science, sport tourism, dan sport industry sebagai tema utama peringatan Hari Olahraga Nasional (Haornas) 2020 menjadi bukti bahwa Kemenpora tidak mau para atlet maupun pimpinan cabang olahraga untuk menyerah begitu saja.