Dalam dua tahun terakhir Ukraina sudah mampu menahan imbang Italia dan mengalahkan Portugal. Spanyol bisa menjadi korban berikutnya jika tidak waspada.
Oleh
DOMINICUS HERPIN DEWANTO PUTRO
·4 menit baca
MADRID, SABTU- Ukraina kembali melanjutkan upaya untuk mengancam tim-tim elite Eropa ketika ajang Liga Nasional musim 2020-2021 kembali bergulir. Tim asuhan pelatih Andriy Shevchenko ini sampai membuat Spanyol harus “bersembunyi” sebelum berduel di Stadion Alfredo Di Stefano, Madrid, Senin (7/9/2020) pukul 01.45 WIB.
Pelatih Spanyol, Luis Enrique, memilih untuk menutup rapat strategi yang akan mereka pakai pada laga itu. “Shevchenko itu sangat cerdik dan saya tidak mau dia tahu sedikit pun informasi tentang tim Spanyol karena ia bisa membuat masalah baru,” ujar Enrique seperti dikutip UEFA.
Enrique dan Spanyol sudah seharusnya merasa waspada jika melihat sepak terjang Ukraina terutama dalam dua tahun terakhir. Sejak gagal lolos ke Piala Dunia Rusia 2018, Ukraina menjelma menjadi tim yang lebih garang.
Slowakia merupakan tim terakkhir yang mampu mengalahkan Ukraina pada laga Liga Nasional musim 2018-2019. Kekalahan telak 1-4 itu dirasakan Ukraina pada pertengahan November 2018, satu bulan setelah mereka menahan imbang Italia, 0-0, pada laga uji coba.
Namun, kekalahan itu bukan menjadi masalah besar karena Ukraina tetap menjuarai grup 1 di Liga B, Liga Nasional musim lalu sehingga kini naik kelas ke Liga A. Adapun ajang Liga Nasional dibagi menjadi empat kelas (dari Liga A hingga Liga D) yang dibagi lagi dalam beberapa grup yang lebih kecil. Liga A berisi tim-tim paling top dan di situlah Ukraina kini berada.
Setelah dikalahkan Slowakia, Ukraina melanjutkan tren positif dengan tampil tidak terkalahkan dalam 12 laga kompetitif berikutnya termasuk pada kualifikasi Piala Eropa 2020 dan laga-laga uji coba. Pada kualifikasi Piala Eropa 2020, Ukraina sekali lagi memberikan kejutan dengan menjuarai Grup B yang di dalamnya ada sang juara bertahan, Portugal.
Ukraina bahkan bisa menahan imbang dan kemudian mengalahkan Portugal pada laga kedua di Grup B. Tren positif ini membuat Ukraina sejajar dengan Italia, Denmark, Spanyol, dan Belgia sebagai tim yang tak bisa dikalahkan selama kualifikasi.
Transformasi Ukraina dalam dua tahun terakhir ini meruntuhkan stigma bahwa sepak bola Eropa hanya didominasi nama-nama besar seperti Spanyol, Jerman, Italia, Belanda, Portugal, Inggris, dan Belgia. “Ukraina berada di peringkat ke-24 daftar tim terbaik FIFA di bawah Swedia, Wales, dan Denmark. Namun, kualitas mereka di lapangan membuktikan mereka layak berada di peringkat lebih tinggi lagi,” tulis Marca.
Efek Shevchenko
Shevchenko yang kecerdikannya telah dipuji oleh Enrique menangani tim nasional Ukraina sejak 2016. Visi serta kemampuan Shevchenko belajar dari banyak hal membuat Ukraina bisa sampai pada level ini.
“Saat pertama datang saya langsung mengatakan bahwa kami akan mengubah cara bermain. Kami akan sering menyerang balik. Struktur permainan tim akan sangat berbeda,” ujar Shevchenko dikutip The Athletic. Eks pemain AC Milan dan Chelsea ini ingin timnya menguasai seluruh ruang dan memegang kendali melalui permainan yang posesif.
Dengan ditambahi energi berlimpah dari para pemainnya, Ukraina bisa menerapkan pola permainan menekan ini dengan baik. Pada laga pertama Liga Nasional, Jumat (4/9/2020) lalu, Ukraina mengalahkan Swiss, 2-1. Swiss adalah tim yang melaju ke babak semifinal pada musim lalu dan berada di peringkat ke-12 FIFA.
Sebagai pelatih, Shevchenko telah belajar dari beberapa pelatih besar seperti Carlo Ancelotti, Jose Mourinho, dan pelatih legendaris timnas Ukraina Valeriy Lobanovsky. Dari Lobanovsky yang telah meninggal dunia pada 2002 itu, Shevchenko belajar arti penting data-data statistik dalam mengembangkan sebuah tim.
“Lobanovsky mempertimbangkan banyak hal berdasarkan data statistik. Perhitungan matematis tidak akan pernah berbohong,” kata Shevchenko. Hal semacam ini yang membuat Enrique tidak mau informasi timnya bocor sedikit pun.
Meski demikian, Shevchenko bisa melihat kembali bagaimana Spanyol harus bersusah payah agar bisa mengimbangi Jerman, 1-1, pada laga sebelumnya. Spanyol nyaris kalah jika saja Jose Luis Gaya tidak mencetak gol ke gawang Jerman pada menit ke-90+5.
Hasil imbang antara Jerman dan Spanyol itu membuat Ukraina kini memimpin klasemen sementara. “Sungguh menyenangkan bisa berada di puncak klasemen dan tentu kami ingin bertahan. Namun, ketika bermain melawan tim seperti Spanyol, kami bisa menguji level kemampuan kami yang sebenarnya,” ujar gelandang Ukraina Oleksandr Zinchenko dilansir laman Asosiasi Sepakbola Ukraina.
Jika gagal, Ukraina masih punya masa depan yang cerah. Shevchenko atau siapa pun yang akan melatih Ukraina tetap akan mendapat pasokan talenta-talenta muda yang menjuarai Piala Dunia U-20 pada tahun lalu. Ini merupakan trofi pertama yang menunjukkan regenerasi di Ukraina telah berjalan dengan baik. (AFP)