Dengan bertahan di Barcelona, Lionel Messi seperti ingin melakukan ”The Last Dance” yang dilakukan Michael Jordan di NBA. Namun, keputusan Messi itu bisa menimbulkan masalah baru di tubuh Barca yang tengah bereformasi.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·5 menit baca
BARCELONA, SABTU — Manuver keputusan Lionel Messi bertahan di Barcelona, setidaknya hingga tahun depan, menandai episode baru hubungan dinginnya dengan manajemen klub itu. Messi seperti ingin menghidupkan kisah legendaris di NBA, yaitu ”tarian terakhir” yang dibuat Michael Jordan, 23 tahun silam.
Kisah heroik Jordan dan rekan-rekannya di Chicago Bulls itu dihidupkan kembali lewat film serial dokumenter buatan Netflix dan ESPN, The Last Dance, yang tayang April lalu. Film itu berkisah tentang jelang runtuhnya dinasti kejayaan Bulls di NBA. Seperti halnya di Barcelona saat ini, Bulls kala itu ingin melakukan peremajaan tim dan membangun dinasti baru.
Melalui Jerry Krause, manajer umum yang menjadi tokoh antagonis di film itu, Bulls ingin menyingkirkan Pelatih Bulls Phil Jackson dan sejumlah pemain senior di tim. Krause ingin membuktikan bahwa manajemen adalah mesin pencetak gelar juara, bukan pelatih ataupun pemain.
Pandangan itu membuat Jackson, Jordan, Scottie Pippen, dan Dennis Rodman, berang. Namun, kemarahan mereka itu dimanifestasikan dengan perjuangan ”perpisahan” yang berujung gelar juara NBA pada akhir musim 1997-1998. Setelah itu, Jordan pensiun, adapun Jackson, Pippen, dan Rodman, pergi dari Bulls. Sejak itu, Bulls terpuruk dan tidak lagi pernah juara.
Sid Lowe, jurnalis terkemuka ESPN, menilai, ada kemiripan kisah Jordan dan Bulls itu dengan Messi serta Barca. Musim ini, Barca ingin membangun ulang tim dan membuang barisan pemain senior, seperti Luis Suarez dan Ivan Rakitic. Mereka juga telah melepas Arthur Melo untuk ditukar dengan Miralem Pjanic, gelandang Juventus.
Namun, Lowe pesimistis kisah Jordan dihidupkan Messi di Barca. Situasinya sedikit berbeda. ”Dia tetap di Barca karena tidak bisa pergi. Dia terjebak. Dengan bergantinya pelatih dan hampir perginya Luis Suarez, bisakah dia mewujudkan kisah Jordan tanpa (rekan seperti) Pippen dan Jackson di sisinya?” tulis Lowe penuh keraguan di kolomnya di ESPN.
Dalam wawancara dengan Goal Spanyol, Jumat (4/9/2020) waktu Spanyol, Messi berkata, dirinya tidak punya pilihan lain selain bertahan di Barca hingga kontraknya habis Juni 2021. Presiden Barcelona Jose Maria Bartomeu bersikeras, klausul yang memagari Messi dengan nilai transfer 700 juta euro atau Rp 12,3 triliun tetap berlaku.
”Satu-satunya cara saya pergi dari sini adalah uang 700 juta euro. Itu mustahil,” tukas Messi.
Kapten Barca itu kini seolah sendirian. Sahabatnya, Suarez, di ambang kepergian ke Juventus. Suarez disebut-sebut telah menyetujui tawaran gaji 10 juta euro semusim di Juve. Rakitic kembali ke Sevilla dan Arturo Vidal kemungkinan pindah ke Inter Milan. Menurut El Mundo Deportivo, Messi meminta Suarez tetap bertahan.
Namun, dalam latihan Sabtu (5/9/2020) kemarin, pelatih baru Barcelona, Ronald Koeman, justru menyingkirkan Suarez dan Vidal dari latihan tim. Mereka hanya dibolehkan melakukan latihan individu yang terpisah dari aktivitas latihan tim utama yang diikuti sejumlah pemain, seperti Gerard Pique, Jordi Alba, Marc-Andre ter Stegen, dan Philippe Coutinho.
Dengan kepergian Rakitic dan Vidal itu, lini tengah Barcelona hanya menyisakan Sergio Busquets dan Frenkie de Jong dari tim inti musim lalui. Jika Suarez pindah, Barca pun tidak lagi punya penyerang tengah murni.
”Pelatih baru dengan ide yang baru baik bagi tim. Namun, kami harus melihat bagaimana (manajemen) klub merespons agar tim ini bisa kembali kompetitif pada musim baru,” ujar Messi, yang telah mempersembahkan 34 trofi bagi Barcelona menyerukan pentingnya Barca kembali berinvestasi kepada pemain baru.
Namun, harapan Messi untuk kehadiran pemain baru berkualitas tidak akan mudah dikabulkan manajemen. Barca didera krisis finansial akibat pandemi Covid-19 sehingga harus memotong gaji pemain sebesar 70 persen. Messi telah telanjur kecewa diberikan janji palsu Bartomeu, tokoh penting Barca yang dipandang sebagai sosok seperti Krause di Bulls.
Permintaan Messi agar mereka memulangkan Neymar dari Paris Saint-Germain pada musim panas 2019 sebelumnya juga tidak dipenuhi. ”Saya telah menyampaikan ke klub untuk pergi sepanjang musim lalu. Namun, presiden (Bartomeu) meminta menunggu hingga akhir musim guna membahas permohonan itu. Nyatanya, ia tidak menepati janjinya,” ujar Messi yang telah menciptakan 634 gol bagi Barca sepanjang kariernya.
Pemain baru
Selain Pjanic, menjelang musim baru Liga Spanyol yang dimulai pada 19 September, Barca baru mendatangkan dua gelandang muda, yakni Pedri dari Las Palmas dan Trincao dari Braga.
Koeman telah menyodorkan dua pemain utama yang menjadi incarannya pada bursa transfer musim panas ini. Mereka adalah penyerang Olympique Lyon, Memphis Depay, dan gelandang Liverpool, Georginio Wijnaldum. Keduanya adalah andalan Koeman ketika menangani tim nasional Belanda pada Februari 2018 hingga Agustus 2020.
Kedua pemain itu juga memiliki nilai pasar yang relatif terjangkau oleh Barca di kondisi sulit seperti saat ini. Menurut Transfermarkt, Depay memiliki nilai pasar 44 juta euro (Rp 770,5 miliar), sedangkan Wijnaldum dihargai 40 juta euro (Rp 700,4 miliar).
Depay akan diplot sebagai penyerang tengah untuk menemani Messi dan Antoine Griezmann di lini depan. Adapun Wijnaldum akan berperan sebagai pengatur serangan dalam formasi andalan Koeman, yaitu 4-2-3-1. Wijnaldum akan bermain di depan dua gelandang pivot, Busquets dan De Jong.
Namun, kabar itu ditepis Wijnaldum. ”Kabar (transfer) itu hanya sebuah rumor. Saya tidak bisa mengatakan hal yang lebih dari itu,” kata Wijnaldum merespons kabar pendekatan yang tengah dilakukan Barcelona.
Masalah ruang ganti
Hanya saja, menurut pakar sepak bola Eropa, Craig Burley, Messi akan menjadi masalah besar bagi Koeman. Sebagai pelatih baru, Koeman butuh dukungan dari semua skuad untuk mengontrol penuh ruang ganti tim.
”Memiliki bintang utama di dalam skuad yang sangat tidak senang berada di klub akan menyulitkan Koeman, terutama untuk membangun era baru di Barcelona. Ambisi Koeman menghadirkan gaya baru dalam permainan tim juga tidak akan mudah,” ujarnya.
Meskipun telah resmi bertahan, Messi pun telah menghadirkan berbagai tanda dirinya tidak lagi sepenuh hati berada di Barcelona. Pertama, Messi tidak memanfaatkan media klub, yaitu Barca TV, untuk mengumumkan keputusannya bertahan. Kedua, ia masih absen di latihan tim, Sabtu. Pemain bernomor 10 itu dijadwalkan baru berlatih paling cepat awal pekan.
Memiliki bintang utama di dalam skuad yang sangat tidak senang berada di klub akan menyulitkan Koeman, terutama untuk membangun era baru di Barcelona.
Pada perkenalannya sebagai pelatih Barca, 19 Agustus lalu, Koeman menegaskan, Messi tetap menjadi pusat dari tim yang akan dibangunnya. Namun, dia juga berkata, ”Saya hanya menginginkan pemain yang ingin berada di klub”.
Penggemar Barca pun menjadi cemas. ”Saya senang Messi tidak pergi, tetapi bertahannya dia bisa berdampak buruk bagi Barca. Ia telah membuat kekacauan karena tidak lagi menunjukkan hasrat besar bermain untuk seragam Barca,” ujar Sergi Roda, suporter Barcelona. (Reuters/JON)