Inggris akan menjalani misi balas dendam ketika melawat ke Eslandia dalam laga perdana Liga Nasional Eropa musim 2019-2020, Sabtu malam WIB. Para pemain muda akan menjadi andalan Pelatih Inggris Gareth Southgate.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
LONDON, JUMAT - Gareth Southgate, pelatih tim nasional sepak bola Inggris, akan mengandalkan sejumlah pemain mudanya untuk menaklukan Eslandia pada laga perdana Grup 2 Liga Nasional Eropa A, Sabtu (5/9/2020) pukul 23.00 WIB di Reykjavik, Eslandia. Enam pemain muda berpeluang menjalani debutnya di tim ”Tiga Singa”.
Kondisi timnas Inggris jelang laga pertama di 2020 tidak terlalu ideal. Dua pemimpin di dalam tim, yaitu Jordan Henderson dan Harry Maguire, tidak bisa bermain. Henderson masih dalam pemulihan cedera, sedangkan Maguire dicoret Southgate akibat menyerang polisi di Yunani. Alhasil, penyerang Tottenham Hotspur, Harry Kane, menjadi pemain paling senior dalam skuad Inggris saat ini.
Absennya sejumlah pemain senior mendorong Southgate memanggil enam muka baru dalam daftar 24 pemainnya untuk menjalani dua laga Liga Nasional Eropa, yaitu kontra Eslandia dan Denmark, masing-masing pada 5 dan 8 September ini. Keenam pemain itu ialah Mason Greenwood (Manchester United), Phil Foden (Manchester City), Jack Grealish (Aston Villa), Conor Coady (Wolverhampton Wanderers), Ainsley Maitland-Niles (Arsenal), dan Kalvin Phillips (Leeds United).
Tiga pemain di antaranya, yaitu Foden, Grealish, dan Phillips, berpeluang besar dimainkan dan menjalani debut bersama timnas Inggris di Reykjavik. Mereka dapat mengisi posisi di lini tengah yang ditinggalkan Henderson dan Ross Barkley, dua pemain senior yang absen.
Fosen, salah satu pemain muda, berambisi tampil dan menjawab kepercayaan penuh Southgate. Di level klub, Foden rutin menjadi pilihan utama Manajer Manchester City Pep Guardiola pada musim lalu, termasuk pada laga babak 16 besar Liga Champions Eropa kontra Real Madrid.
”Saya ingin memakai seragam Inggris dalam waktu yang lama. Saya optimis skuad Inggris saat ini memiliki kualitas menjadi juara,” ungkap Foden (20) dikutip The Guardian.
Jika dimainkan Southgate di laga melawan Eslandia, Foden akan menjadi peraih trofi Piala Dunia U-17 2017 ketiga yang dipercaya membela ”Tiga Singa”. Southgate sebelumnya telah lebih dulu mempromosikan dua rekan Foden di tim muda Inggris yang menjuarai Piala Dunia U-17 itu, yaitu Jadon Sancho dan Callum Hudson-Odoi. Sancho mulai membela timnas Inggris senior pada Oktober 2018 dan telah tampil 11 kali, sedangkan Hudson-Odoi tiga kali bermain untuk tim "Tiga Singa" sejak Maret 2019.
Setahun jelang Piala Eropa, kami butuh banyak pemain yang berkompetisi di seluruh posisi.(Gareth Southgate)
Diakui Southgate, banyak pihak yang mempertanyakan keputusannya memanggil sejumlah pemain muda untuk membela Inggris. Namun, hal itu sebetulnya bukan hal baru. Sejak menangani Inggris, September 2016, Southgate telah memberikan kesempatan perdana membela Inggris kepada 30 pemain berbeda.
”Saya merasa saat ini adalah masa yang tepat mencoba sejumlah pemain baru. Setahun jelang Piala Eropa, kami butuh banyak pemain yang berkompetisi di seluruh posisi. Kami akan melihat apakah para pemain muda itu mampu menembus skuad utama secara konsisten,” ujar Southgate dilansir BBC, Jumat.
Bersejarah
Namun, menurut Southgate, hadirnya sejumlah pemain muda itu bukanlah ingin meremehkan Eslandia. Dari daftar pemain yang dibawa Southgate dalam lawatan ke Reykjavik, hanya tersisa Kyle Walker, Eric Dier, Raheem Sterling, dan Harry Kane, yang menjadi bagian skuad Inggris yang ditaklukan negara pulau di Eropa utara itu pada Piala Eropa Perancis 2016.
Sebaliknya, ucapnya, Eslandia patut diwaspadai. Inggris pernah dipermalukan Eslandia 1-2 pada laga babak 16 besar Piala Eropa 2016. Kekalahan mengejutkan itu berujung dipecatnya pelatih Inggris kala itu, Roy Hodgson. Ia lantas diganti Sam Allardyce yang lantas mundur setelah hanya menjalani satu laga menyusul skandal dugaan penyalahgunaan wewenang. Alalrdyce lalu diganti Southgate.
Penyerang Eslandia, Kolbeinn Sigthorsson, mengatakan, seluruh pemain dan masyarakat Eslandia masih menyimpan kenangan indah di Perancis itu. Namun, ia berkata, kondisi Inggris di tangan Southgate kini berbeda. Ia menilai Inggris kini telah lebih kuat.
“Inggris selalu diunggulkan dan akan bermain dengan kepercayaan diri tinggi. Akan tetapi, mereka tidak boleh lupa bahwa kami pernah menang di pertemuan terakhir. Itu membangkitkan semangat kami,” kata Sigthorsson yang mencetak gol penentu kemenangan Eslandia dalam duel kontra Inggris di babak 16 besar Piala Eropa 2016.
Setelah kemenangan bersejarah itu, Eslandia tampil konsisten dan lolos ke Piala Dunia untuk pertama kali dalam sejarah, 2018 lalu di Rusia. Kala itu, Eslandia sempat membuat megabintang sepak bola dunia, Lionel Messi, frustrasi dengan menahan imbang Argentina 1-1.
Pada laga malam nanti, Eslandia akan tampil sabar dan pragmatis seperti terakhir kali mengalahkan Inggris. Mereka akan mengandalkan pertahanan berlapis, malam nanti. Itu semua demi ambisi meraih kemenangan perdana di Liga Nasional Eropa. Dalam Liga Nasional Eropa musim 2018-2019, Eslandia mengalami empat kekalahan dari dua kali laga melawan Belgia dan Swiss.
“Mereka (Inggris) akan menguasai pertandingan. Kami ingin memberikan tekanan ketika mereka memegang bola, lalu menghukum mereka ketika kami memenangkan perebutan bola,” ucap Pelatih Eslandia Erik Hamren.(AFP)