Tutup Usia, Mantan Menpora Abdul Gafur Dikenang karena Jasanya di Dunia Olahraga Tanah Air
Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Marsekal Muda (Purn) Abdul Gafur (81) tutup usia. Kontribusi Gafur dalam dunia olahraga nasional tidak bisa dipandang sebelah mata.
Oleh
NIKOLAUS HARBOWO
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Menteri Pemuda dan Olahraga di era pemerintahan Presiden Soeharto, Marsekal Muda (Purn) Abdul Gafur (81), tutup usia di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto, Jumat (4/9/2020) pukul 06.35. Gafur meninggal dunia akibat terpapar virus korona.
Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga RI Gatot S Dewa Broto, saat dihubungi di Jakarta, Jumat, mengatakan, Gafur sempat dirawat secara intensif di ruang isolasi di RSPAD Gatot Soebroto. Namun, paparan virus korona yang diidap Gafur telah berlanjut dengan sindrom kesulitan pernapasan akut (ARDS).
Gafur juga tercatat memiliki riwayat penyakit penyerta lain, seperti diabetes tipe 2, anemia, dan gangguan pembekuan darah (hiperkoagulasi). Ia mengembuskan napas terakhir pada hari Jumat dan meninggalkan seorang istri, Kemala Motik Abdu, serta empat anaknya.
”Kemenpora tentu merasa sangat kehilangan dengan meninggalnya Pak Abdul Gafur. Ketika hari-hari ini kami sibuk persiapan Hari Olahraga Nasional pada 9 September 2020, kami semua dan seluruh stakeholder harus menundukkan kepala,” ujar Gatot.
Gafur, yang juga menjabat sebagai dokter tentara itu, dikebumikan di Tempat Pemakaman Umum Pondok Ranggon, Jakarta Timur. Pemakaman dilakukan secara militer dan tetap mematuhi standar protokol Covid-19.
Kontribusi Gafur dalam dunia olahraga nasional tidak bisa dipandang sebelah mata. Ia merupakan perintis Haornas saat pertama diperingati pada 9 September 1981. Gatot mengenang, dalam pencanangan Haornas pertama di Solo, Jawa Tengah, oleh Presiden Soeharto, itu kemudian dideklarasikan semboyan ”Memasyarakatkan Olahraga dan Mengolahragakan Masyarakat”.
Semboyan ini menjadi mesin penggerak di masyarakat, bukan hanya di perkotaan melainkan juga hingga pelosok desa sehingga gemar berolahraga. Bahkan, di tingkat sekolah pun diwajibkan Senam Kesegaran Jasmani (SKJ). ”Prinsipnya Pak Abdul Gafur menginginkan masyarakat Indonesia sadar pentingnya olahraga untuk kesehatan,” ucap Gatot.
Gafur yang menjabat Menpora selama dua periode (1978-1988) itu menerima penghargaan sebagai tokoh pengabdi olahraga seumur hidup (lifetime achievement). Pada era Gafur, olahraga Indonesia menggeliat baik dari sisi prestasi maupun pembangunan fasilitas olahraga.
”Prestasi olahraga Indonesia pada kurun waktu 1970-an hingga 1980-an cukup menggembirakan, menjadi raja di SEA Games, dan disegani di kawasan Asia,” kata Gatot.
Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Raja Sapta Oktohari, melalui keterangan tertulisnya, sependapat dengan Gatot. Selama menjadi Menpora, Gafur memiliki ambisi besar untuk mempertahankan posisi Indonesia sebagai juara umum SEA Games. Gafur juga bermaksud meningkatkan posisi Indonesia menjadi peringkat kelima di Asian Games. Selanjutnya, di Olimpiade 1988, Gafur menarget Indonesia meraih medali.
”Minimal sebuah medali perunggu,” kata Raja, meniru yang diungkapkan Gafur kala itu.
Perpolitikan
Sebagai pria kelahiran Halmahera, Maluku Utara, Gafur pernah mencalonkan diri sebagai gubernur Maluku Utara sebanyak dua kali, Pilkada Gubernur Maluku Utara pada 2001 dan 2007. Dalam dua kali pencalonan tersebut, Gafur tidak dilantik akibat persoalan politik yang terjadi semasa itu. Namanya mencuat saat terjadi kisruh Pilkada Gubernur Maluku Utara pada 2007.
Gatot menyampaikan, Gafur merupakan sosok politisi tulen. Meskipun gagal di kampung halamannya, Gafur tidak mendorong publik untuk melawan putusan Komisi Pemilihan Umum Daerah Maluku Utara.
”Padahal beliau bisa melakukannya, tetapi itulah kehebatan beliau. Kecewa, tetapi tidak menyulut provokasi,” ujar Gatot.
Wakil Ketua Umum Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia juga melihat, Gafur tidak pernah kehilangan semangat meski dua kali tidak jadi dilantik sebagai gubernur Maluku Utara. Bahkan, Gafur pernah berkeinginan untuk mencoba maju kembali sebagai gubernur di daerahnya tersebut.
”Artinya, beliau punya dedikasi yang tinggi terhadap pembangunan di daerah asalnya. Tanpa kehilangan semangat,” ucap Doli.
Doli mengungkapkan, meskipun di usia yang sepuh, Gafur jarang absen di setiap pertemuan formal maupun informal yang digelar Partai Golkar. Bahkan, Gafur sangat dikenal dekat dengan para aktivis kepemudaan Golkar. Sementara, Gafur pernah menjabat Ketua DPP Golkar pada periode 1993-2004.
”Kepeduliaan Bang Gafur terhadap persoalan bangsa dan perpolitikan negara masih sangat tinggi. Dia selalu berdiskusi dengan anak muda. Beliau bisa disebut sebagai tokoh panutan lintas generasi,” tutur Doli.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI dan Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto mengatakan, Gafur merupakan sosok teladan yang berjasa dalam memajukan negara dan bangsa. Gafur juga disebutnya sebagai sosok pemimpin Golkar yang telah membawa pengaruh kuat dalam mengawal proses demokrasi dan pembangunan nasional.