Sesi latihan bebas pertama dan kedua di Sirkuit Monza, menunjukan tekanan yang masih besar bagi Ferrari. Mereka berjuang bangkit untuk menjaga martabat tim, namun performa mobil mereka masih sulit bersaing.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·4 menit baca
MONZA, JUMAT – Ferrari berjuang keras menemukan kembali performa mereka yang hilang pada seri Belgia, pekan lalu, pada saat balapan di kampung halaman mereka, Sirkuit Monza, Italia, Minggu (6/9/2020). Namun, mobil SF1000 masih sulit dikendalikan hingga kedua pebalap mereka, Sebastian Vettel dan Charles Leclerc, mobilnya melintir pada tikungan Lesmo 1, pada sesi latihan kedua, Jumat (4/9). Dua sesi latihan pada hari itu dikuasai oleh para pebalap Mercedes.
Ferrari belum menunjukan perbaikan performa yang signifikan pada dua sesi latihan bebas Jumat. Pada sesi pertama, Leclerc dan Vettel masing-masing hanya menempati posisi ke-11 dan 19. Leclerc masih terpaut 1,2 detik dari pebalap tercepat, Valtteri Bottas yang mengungguli rekan setimnya di Mercedes, Lewis Hamilton.
Sedangkan pada sesi siang, Leclerc dan Vettel mulai bisa bersaing dengan para pebalap di papan tengah. Mereka memiliki pace yang lebih baik dibandingkan saat seri Belgia. Leclerc menempati posisi ke-9, selisih 1,311 detik dari pebalap tercepat, Hamilton. Sedangkan Vettel di posisi ke-12.
Namun, sesi latihan bebas kedua (FP2) itu menguak masalah kestabilan mobil SF1000. Vettel berulang kali hampir melintir, salah satunya di tikungan 11, juga sering mengerem keras. Peraih empat kali juara dunia F1 itu akhirnya melintir pada Lesmo 1, tetapi masih bisa menguasai mobilnya sehingga tidak menabrak pembatas. Ini kemungkinan besar karena setelan downforce SF1000 untuk mendapatkan kecepatan. Sedangkan Leclerc keluar pada tikungan yang sama.
“Mobil ini terlalu sulit dikendalikan,” keluh Leclerc melalui radio tim.
Ini menjadi pekerjaan rumah bagi Ferrari untuk memperbaiki performa mobil mereka, kecepatan dan kestabilan, untuk bisa bersaing di papan tengah. Kondisi ini menambah tekanan bagi Ferrari di mana pada seri ini dimulai aturan setelan mobil yang sama antara kualifikasi dan balapan. Tim-tim F1 biasanya menjalani kualifikasi dengan setelan mobil tercepat untuk mendapatkan pole position. Setelan itu disebut dengan “mode pesta” yang dipopulerkan oleh Hamilton.
Mode pesta itu dilarang diterapkan mulai balapan di Monza dengan harapan, ada tim yang bisa menyaingi Mercedes. Namun, sepertinya Mercedes tidak terpengaruh banyak dengan aturan itu jika dilihat dari hasil FP1 dan FP2.
Bos Ferrari Mattia Binotto menilai, larangan setelan mesin mode pesta itu tidak akan banyak berpengaruh karena Monza menuntut performa mobil yang tinggi. Oleh karena itu, Ferrari akan mencari keseimbangan antara performa dan keandalan mobil untuk bisa menyelesaikan banyak putaran saat balapan. Setelan itu akan diterapkan sama pada mobil konsumen mereka.
“Kami selalu menjalankan mode mesin yang sama serta spesifikasi yang sama dengan tim pemakai mesin kami, jadi apa pun yang akan kami lakukan pada Ferrari akan diterapkan pada mereka. Arahan Teknik sudah pasti mempengaruhi seluruh pembuat mesin, mungkin tidak semua dari mereka sama (dampaknya),” ujar Binotto kepada Formula 1.
“Apa yang kami lakukan kemudian adalah menjalankan simulasi yang semestinya, memahami mode mesin yang optimum yang bisa digunakan untuk kualifikasi dan menempuh jarak balapan, mengetahui bahwa mesin akan digunakan untuk beberapa balapan,” lanjut Binotto mengacu pada setelan mobil yang membuat mesin tidak kehilangan keandalan.
Sedangkan terkait dengan potensi persaingan di Monza, Vettel mengakui ini tidak akan mudah. “Saya pikir sangat berat mengharapkan perubahan besar dibandingkan pekan lalu (seri Belgia). Bisa dikatakan, pekan lalu kami terburuk dibandingkan biasanya jadi saya berharap kami bisa kembali ke normal. Tetapi kamu juga tahu bahwa trek seperti ini secara alami membuat kami terluka, jadi kita akan lihat,” tegas Vettel dikutip Crash.
“Kami berada di sini untuk bertarung dan kami di sini untuk berjuang bagi para pendukung dan kami akan melakukan yang terbaik. Tetapi harapan selalu besar, khususnya berada di Monza, jadi ini akan sangat sulit tahun ini,” tegas pebalap asal Jerman itu.
Sedangkan Leclerc optimistis performa Ferrari akan lebih baik akhir pekan ini. Namun, dia menegaskan gambaran yang lebih jelas tentang kondisi Ferrari baru akan terlihat di Mugello. “Menurut saya kita harus menunggu hingga tiba di Mugello yang seharusnya menjadi trek di mana kami akan melihat gambaran yang lebih realistis untuk akhir tahun ini karena Spa (Belgia) dan di sini (Monza) akan sangat sulit bagi kami. Spa sangat sulit bagi kami, dan Monza saya menduga akan menjadi akhir pekan yang sama tetapi setelah itu akan lebih baik,” tegasnya.