Banyak pemain yang bermimpi bisa menjadi bagian dari skuad Real Madrid. Namun, penyerang Real, Gareth Bale, saat ini justru ingin pergi dan merasa klub tersebut bagaikan sebuah penjara.
Oleh
D HERPIN DEWANTO PUTRO
·4 menit baca
MADRID, KAMIS — Penyerang Real Madrid asal Wales, Gareth Bale, mengungkapkan keinginannya untuk kembali berlaga di Liga Inggris, Kamis (3/9/2020). Masalahnya, ia harus mendapatkan izin dari Real yang ia anggap selalu berusaha menahannya sejak tahun lalu.
Padahal, Pelatih Real Zinedine Zidane semakin jarang memainkan Bale yang ikut membantu tim meraih empat trofi Liga Champions itu. Ketika kompetisi Liga Spanyol kembali dilanjutkan di kala pandemi sejak Juni lalu, Bale hanya tampil dua kali. Memasuki Juli hingga kompetisi berakhir, ia menjadi penjaga bangku cadangan.
Ironis jika mengingat Bale pernah menjadi pemain termahal di dunia ketika dibeli dari Tottenham Hotspur pada 2013 seharga 85 juta pounds (saat ini setara Rp 1,6 triliun). Sampai saat ini, ia juga menjadi salah satu pemain di Real yang digaji sangat tinggi, yaitu 600.000 pounds atau Rp 11,8 miliar per pekan.
Apabila hanya memikirkan materi dan popularitas, situasi Bale sangat menguntungkan karena ia hanya duduk-duduk di bangku cadangan klub raksasa Spanyol dan menerima banyak uang. Sebuah situasi yang pernah diimpikan oleh Carlos Henrique Raposo alias Carlos Kaiser, pemain Brasil era tahun 1980-an yang berganti-ganti klub, tetapi sama sekali tidak pernah bermain karena berpura-pura cedera.
Namun, Bale adalah pemain yang mencintai sepak bola dan merasa hidupnya ada di atas rumput lapangan, bukan di bangku cadangan. ”Saya masih berusia 31 dan dalam kondisi terbaik. Saya merasa masih punya banyak hal yang bisa saya berikan (untuk klub),” kata Bale ketika diwawancara Sky Sports.
Wajar apabila Bale selalu berusaha mencari pintu keluar dari klub. Ia hampir bergabung dengan klub China, Jiangsu Suning, musim panas tahun lalu, tetapi negosiasi tidak berhasil. Pada waktu itu, Zidane sudah memberi ”lampu hijau”. ”Mari berharap demi kebaikan bersama, (transfer Bale) terjadi secepatnya,” ujar Zidane.
Faktor hubungan yang tidak harmonis dengan Zidane ini pula yang semakin mendorong Bale untuk ingin segera pergi. Retaknya hubungan Bale dengan Zidane itu pun sudah terjadi sejak musim 2017-2018. Ketika Real mengakhiri musim itu dengan mengangkat trofi Liga Champions dan Bale menjadi pahlawan ketika menceploskan dua gol ke gawang Liverpool pada laga final, Zidane (bersama Cristiano Ronaldo) pergi.
Hubungan itu rupanya tidak kunjung membaik setelah Zidane kembali lagi ke Real pada Maret 2019. Bale justru terlihat canggung saat timnya merayakan gelar juara Liga Spanyol musim 2019-2020. Ia hanya tersenyum dan tidak memiliki antusiasme seperti rekan-rekannya.
Ide untuk kembali ke Liga Inggris pun ada di benaknya. ”Jika opsi (bermain di Liga Inggris) itu ada, saya akan mengejarnya. Kita lihat saja nanti karena masih banyak waktu di bursa transfer. Namun, semua keputusan itu tetap ada di tangan Real Madrid,” kata Bale.
Menurut Bale, Real selama ini selalu menghalanginya pergi, seperti pada tahun lalu ketika ia ingin ke China. Dalam beberapa hal, transfer pemain bisa terjadi apabila klub juga menyetujuinya. Adapun kontrak Bale di Real masih berlaku hingga akhir Juni 2022.
Kali ini, seperti yang dikatakan pakar sepak bola Spanyol, Alvaro Montero, Bale bisa saja menghadapi masalah besar karena klub lain perlu berpikir dua kali sebelum merekrutnya. Selain biayanya besar, mendatangkan Bale bisa menjadi pertaruhan karena usia yang tidak muda lagi dan frekuensi berlaga yang terus menurun. ”Situasi ini sangat sulit dan saya khawatir Bale akan tetap bertahan di Real,” ujarnya.
Dampak di timnas
Situasi ketika Bale menjadi pemain yang selalu dicadangkan di klub bakal merugikan Wales yang masih menjadikannya sebagai tumpuan. Wales, seperti layaknya tim nasional lainnya, berharap para pemainnya memiliki frekuensi bermain yang tinggi di klub masing-masing. Dengan demikian, kemampuan pemain terus berkembang.
Pelatih Wales Ryan Giggs sampai merasa terbiasa dengan situasi Bale ini. ”Saya selalu mengatakan bahwa situasi ideal adalah ketika pemain datang di pemusatan latihan dengan membawa irama permainan. Namun, tidak dengan Bale,” katanya.
Meski demikian, Giggs merasa tidak perlu khawatir karena selama ini Bale tetap menunjukkan profesionalismenya dan selalu bisa diandalkan di tim. ”Bale adalah pemain yang spesial. Ia bisa membawa perubahan di tim,” kata Giggs.
Saat ini Bale sedang bersama timnas Wales untuk mempersiapkan diri menghadapi Finlandia pada laga Liga Nasional yang digelar Jumat (4/9/2020) pukul 01.45 WIB. Selanjutnya, Wales akan menghadapi Bulgaria, Minggu (6/9/2020). (AFP/REUTERS)