Motivasi bertanding pada kejuaraan bulu tangkis beregu bisa membuat atlet tampil penuh semangat dan mengalahkan pemain dengan peringkat yang lebih baik. Hal itu terlihat saat Tim Rajawali bertemu tim Harimau di Cipayung.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Tak salah jika kejuaraan beregu disebut memiliki atmosfer berbeda dengan turnamen individu. Saat tampil bersama rekan-rekan satu tim dipandang dari sisi positif, hal itu bisa menambah motivasi untuk menang meski lawan yang dihadapi punya prestasi individu yang lebih baik.
Situasi itu diperlihatkan para pemain dari Tim Rajawali dan Harimau yang berhadapan dalam simulasi kejuaraan Piala Thomas dan Uber tim pelatnas bulu tangkis Indonesia di Cipayung, Jakarta, Rabu (2/9/2020). Sebagian besar pemain dengan peringkat dunia lebih rendah mampu menyumbangkan kemenangan dalam laga yang dimenangi Tim Rajawali, 3-2, itu.
Berformat Kejuaraan Piala Thomas, setiap tim terdiri dari tiga pemain tunggal dan dua pasang ganda. Persiapan Tim Indonesia untuk mengikuti Kejuaraan Piala Thomas dan Uber di Aarhus, Denmark, 3-11 Oktober, ini berlangsung dalam format setengah kompetisi. Dengan format tersebut dan hanya diikuti empat tim, setiap pertandingan harus memainkan lima partai untuk menghitung selisih gim hingga selisih skor.
Sebelum simulasi berlangsung, materi bagi empat tim peserta ditentukan pengurus PBSI dan pelatih berdasarkan posisi mereka dalam daftar peringkat dunia hingga memiliki kekuatan merata. Tim yang memiliki pemain tunggal terbaik tidak akan mendapat hal yang sama untuk nomor ganda.
Namun, di lapangan, situasi bisa berbeda dari kekuatan di atas kertas. Dalam pertandingan Rabu sesi pertama, laga pembuka dimenangi Chico Aura Dwi Wardoyo (Tim Harimau) atas seniornya, Jonatan Christie (Rajawali), 19-21, 21-13, 21-14. Chico, tunggal putra nomor lima Indonesia, menang atas Jonatan yang berstatus tunggal putra kedua Indonesia, di bawah Anthony Sinisuka Ginting.
Meski hanya setahun lebih muda, perjalanan Chico (21 tahun) dalam turnamen BWF World Tour belum sematang Jonatan (22). Hal itu tergambar dari posisi mereka dalam daftar peringkat dunia. Jonatan berada di peringkat ketujuh, sedangkan Chico ke-75.
Dalam kejuaraan beregu selevel Piala Thomas, Jonatan berpengalaman membela Indonesia sejak 2016, sedangkan Chico baru sampai pada tahap bersaing dalam kejuaraan beregu berlevel yunior.
Akan tetapi, saat bertemu Jonatan, dalam laga sesama tunggal pertama, Chico bisa menuntaskan tugasnya dengan baik. Ini menjadi kemenangan kedua Chico setelah sehari sebelumnya mengalahkan seniornya yang lain, Shesar Hiren Rushtavito (Tim Banteng).
Alih-alih menjadi beban, status tunggal pertama dengan tanggung jawab yang besar dijadikan Chico sebagai motivasi. ”Saya berusaha untuk mengeluarkan semua yang sudah dilatih, mainnya juga lebih tenang dan lebih sabar. Ini pertama kalinya saya jadi tunggal pertama di pertandingan beregu level senior, rasanya lebih berambisi untuk ambil poin, lebih ngotot mainnya,” tutur Chico.
Berbalik
Setelah kehilangan angka dari partai andalan, Rajawali berbalik unggul 2-1, juga dengan terjadi kejutan. Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto mengalahkan ganda putra nomor satu dunia, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon, 21-18, 21-17, diikuti kemenangan Karono atas Firman Abdul Kholik, 21-14, 21-10.
”Kekalahan Jonatan di luar dugaan. Kami berharap Jonatan bisa menang kalau lihat dari ranking, tetapi apa yang akan terjadi di lapangan tidak ada yang tahu. Kami tidak terlalu memikirkan kekalahan Jonatan, yang penting tetap berjuang dan fokus untuk menyumbang poin,” kata Fajar.
Seperti Chico, Karono juga memetik kemenangan kedua atas pemain yang berperingkat dunia lebih baik. Sebelum mengalahkan Firman (peringkat ke-125), Karono (322), yang baru kali ini tampil dalam kompetisi beregu, juga menang atas Ikhsan Leonardo Imanuel Rumbay (92/Tim Garuda).
Kemenangan Rajawali, yang sehari sebelumnya menang 4-1 atas Garuda, ditentukan oleh kemenangan ganda putra Pramudya Kusumawardhana/Yeremia Erich Yoche Rambitan.
Pada laga terakhir, meski timnya telah dipastikan kalah, Christian Adinata, mempertipis kekalahan menjadi 2-3 setelah mengalahkan rekan seangkatannya, Bobby Setiabudhi, 21-13, 15-21, 21-19. Kemenangan Christian didapat setelah dia tertinggal 15-19 pada gim ketiga.
Dari momen tersebut, Christian mendapat pelajaran berharga untuk tetap tampil maksimal meski timnya kalah.
Pertandingan sesi kedua, yang dimulai pukul 14.30, mempertemukan Tim Garuda dan Tim Banteng. Tim Garuda memiliki tunggal putra peringkat keenam dunia, Anthony, sedangkan Banteng diperkuat ganda putra nomor dua dunia, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan.