Mitchell dan Murray menjadi pemain yang paling disegani sepanjang ”playoff”. Dengan usia baru 23 tahun, mereka menatap masa depan cerah di NBA.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
KIM KLEMENT/POOL PHOTO VIA AP
Guard Utah Jazz, Donovan Mitchell (kiri), berusaha memasukkan bola ke ring dengan penjagaan guard Denver Nuggets, Jamal Murray, pada gim kedua babak pertama playoff NBA antara Nuggets dan Jazz di Lake Buena Vista, Florida, 19 Agustus 2020.
Pertarungan playoff Denver Nuggets melawan Utah Jazz lebih seperti duel satu lawan satu daripada duel antartim. Aksi unjuk kehebatan dua pemuda berusia 23 tahun, shooting guard Jazz, Donovan Mitchell, dan point guard Nuggets, Jamal Murray, membuat laga ini jadi yang terpanas di ”gelembung” Orlando.
Banyak yang menarik perhatian selama playoff di ”gelembung” Orlando. Mulai dari bintang muda Dallas Mavericks, Luka Doncic, yang jadi sorotan setelah debut playoff menawan hingga LeBron James yang masih kokoh menopang Los Angeles Lakers di usia 35 tahun.
Namun, berbicara duel klimaks, tidak ada yang lebih panas dibandingkan dengan Nuggets melawan Jazz. Pemenang seri antara dua tim kuda hitam ini masih harus ditentukan lewat gim penentu ketujuh pada Rabu (2/9/2020) WIB.
Mitchell dan Murray menjadi bara api yang menghidupi duel tersebut. Enam gim berlalu, laga lebih mirip duel satu lawan satu, terutama pada kuarter terakhir. Saat lemparan Mitchell masuk, Murray segera membalas beberapa detik kemudian. Aksi itu terus berulang hingga bel penanda akhir laga. Mereka bak petinju kelas berat yang saling balas pukulan tanpa henti.
REUTERS/KIM KLEMENT/USA TODAY SPORTS
Guard Utah Jazz, Donovan Mitchell (kiri), berusaha melewati penjagaan guard Denver Nuggets, Jamal Murray, pada gim keenam babak pertama playoff NBA antara Nuggets dan Jazz di Lake Buena Vista, Florida, 30 Agustus 2020.
Statistik menggambarkan dominasi mereka. Total, di satu seri ini, Mitchell dan Murray masing-masing dua kali menghasilkan minimal 50 poin dalam satu laga. Catatan itu merupakan yang terbanyak sepanjang sejarah.
Murray lebih bersinar di gim keenam, Senin. Dia menyumbang 50 poin yang membawa Nuggets menang 119-107. Hasil itu membuat seri kembali imbang setelah Nuggets sempat tertinggal 1-3.
Dalam tiga gim terakhir, Murray selalu mencetak lebih dari 40 poin. Capaian Murray menyamai rekor yang terakhir kali dibuat legenda NBA, Allen Iverson, pada 2001. Hanya Michael Jordan dan Jerry West yang bisa mencetak poin lebih banyak dalam tiga laga playoff beruntun.
”Anak muda ini sedang bertumbuh. Dia akan berubah menjadi megabintang. Tidak bisa lebih bangga lagi kepadanya daripada saat ini,” kata Pelatih Nuggets Mike Malone kepada ESPN.
KEVIN C. COX/GETTY IMAGES/AFP
Guard Denver Nuggets, Jamal Murray, meluapkan kegembiraan saat berakhirnya gim keenam babak pertama playoff NBA antara Nuggets dan Utah Jazz di Lake Buena Vista, Florida, 30 Agustus 2020.
Murray punya postur lebih tinggi, 1,93 meter, daripada rerata pemain di posisinya. Keunggulan tinggi itu membuatnya diuntungkan saat menembak. Pemain yang andal dalam menembak itu bisa lebih leluasa. Apalagi, dia punya teknik melempar dengan tipuan langkah mundur.
Mitchell, meski timnya kalah dalam dua gim terakhir, bisa dibilang lebih konsisten. Rata-rata poinnya dalam seri ini merupakan yang terbanyak daripada pemain NBA lain. Tiga kemenangan Jazz sebelumnya tak lepas dari andilnya.
Dengan tubuh kekarnya, Mitchell punya keunggulan saat penetrasi ke dalam area dekat keranjang. Ditambah dengan keahlian melempar tiga angka, pemain tahun ketiga ini membuat lawan kebingungan menjaganya.
Saat lawan mengira Mitchell menembak dari area luar, dia justru melakukan penetrasi. Begitu pun sebaliknya, dia punya kemampuan membuat peluang dalam situasi satu lawan satu. ”Saya rasa fokus Mitchell adalah kemenangan tim. Dia selalu melakukan sesuatu yang bisa menghasilkan poin bagi tim,” ucap Pelatih Jazz Quin Snyder.
KEVIN C COX/GETTY IMAGES/AFP
Guard Utah Jazz, Donovan Mitchell (kiri), bereaksi pada gim keenam babak pertama playoff NBA antara Denver Nuggets dan Jazz di Lake Buena Vista, Florida, 30 Agustus 2020.
Bintang jatuh
Hal yang mengejutkan adalah Mitchell dan Murray bisa memimpin timnya, di luar prediksi. Kedua pemain yang minim pengalaman ini justru bangkit saat pemain veteran, seperti Paul George (Clippers) dan Khirs Middleton (Bucks), terpuruk karena tekanan playoff.
Uniknya, performa keduanya pada babak reguler bisa dibilang tak istimewa. Di playoff ini, kemampuan terpendam mereka seperti bintang jatuh yang tiba-tiba muncul entah dari mana. Dalam enam gim, Mitchell menghasilkan rata-rata 38,7 poin, sedangkan Murray 34 poin. Jumlah itu hampir dua kali lipat jika dibandingkan dengan catatan mereka di musim reguler.
Hal paling istimewa adalah tembakan mereka yang sangat efisien. Akurasi lemparan total Mitchell mencapai 54,8 persen, sedangkan Murray 58,5 persen. Adapun akurasi lemparan tiga angka keduanya melampaui 55 persen.
Menurut Murray, dia semakin percaya diri karena dukungan dari rekan-rekannnya. ”Mereka percaya saya. Itu hal terpenting. Ketika pelatih meminta saya mengeksekusi bola, mereka percaya saya bisa melakukannya. Karena itu, saya tidak mau mengecewakan mereka,” ujarnya.
KEVIN C COX/POOL PHOTO VIA AP
Guard Utah, Jazz Donovan Mitchell (kiri), berusaha menghalangi guard Denver Nuggets, Jamal Murray, untuk melempar bola pada gim keenam babak pertama playoff NBA antara Nuggets dan Jazz di Lake Buena Vista, Florida, 30 Agustus 2020.
Bagi Mitchell, dia hanya ingin membantu tim sebaik mungkin. Karena itu, raihan individunya tidak akan berarti jika mereka kalah di gim terakhir.
”Saya rasa tidak ada yang mau berada di situasi ini (gim ketujuh). Tetapi, kami ada di sana. Jadi, kami harus bisa mengatasinya dan mengeksekusi laga dengan semua kemampuan,” ucapnya.
Pertarungan epik Mitchell dan Murray akan tersaji sekali lagi dalam gim eliminasi, dengan pemenang melaju ke semifinal Wilayah Barat. Apa pun hasilnya, masa depan NBA tampaknya berada di tangan yang tepat. (AP)