Kampanyekan Protokol Kesehatan lewat Tour de Borobudur
Tour de Borobudur 2020 menjadi contoh dari wisata olahraga dan kampanye bagaimana protokol kesehatan bisa dilakukan terus-menerus.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Ajang sepeda Tour de Borobudur XX 2020, yang dilaksanakan terbatas setiap akhir pekan, memasuki tahap kelima pada Minggu (30/8/2020). Selain sport tourism, kegiatan tersebut juga menjadi ajang mengampanyekan protokol kesehatan.
Pada Minggu (30/8), sebanyak 30 peserta dan 20 panitia Tour de Borobudur terdiri dari tamu undangan, Bank Jateng, dan komunitas sepeda Samba. Turut serta Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dan artis Nirina Zubir serta suaminya, Ernest Fardiyan.
Adapun Tour de Borobudur 2020 digelar setiap akhir pekan sejak 15 Agustus 2020 hingga 31 Oktober 2020, dengan peserta dari beberapa komunitas. Dua pekan sebelumnya, peserta antara lain para tenaga medis dan anggota TNI-Polri.
Setiap pekan atau per keberangkatan, peserta pun dibatasi sekitar 30 orang. Sebagai perbandingan, pada 2019, Tour de Borobudur diikuti sekitar 1.700 orang.
Ganjar menuturkan, pelaksanaan yang dibatasi dan digelar setiap akhir pekan ialah cara kreatif penyelenggara di tengah pandemi Covid-19. ”Jadi, sport tourism sekaligus kampanye bagaimana protokol kesehatan bisa dilakukan terus-menerus,” ujarnya.
Dalam Tour de Borobudur, Ganjar memastikan ketegasan dalam pelaksanaan protokol kesehatan. Itu, antara lain, agar para peserta mau belajar antre, menjaga jarak, dan memakai masker saat di sekitarnya ada orang lain.
Kusriyanto (45), peserta dari komunitas sepeda Samba, mengatakan, olahraga penting, tetapi protokol kesehatan tidak boleh dilupakan. Dengan demikian, olahraga bersama rekan-rekan bisa dilakukan dengan aman dan nyaman.
”Tantangannya, karena peserta lebih sedikit, jadi kalau kewer-kewer (kewalahan), kelihatan sekali. Harus benar-benar siapkan diri. Namun, karena bersama teman satu komunitas, akan terasa lebih nyaman. Dapat foto lebih banyak juga,” ujar Kusriyanto.
Prinsip jaga jarak
Ketua Panitia Tour de Borobudur 2020 Hendra Dharmanto menjelaskan, pihaknya benar-benar memperhitungkan penerapan protokol kesehatan. Baik dari start, check-point, maupun saat finis dan penyerahan medali, prinsip jaga jarak diberlakukan.
Pada Minggu, para peserta start dari depan Kantor Bank Jateng, Kota Semarang, sekitar pukul 05.40, dan finis di Bukit Dagi, kawasan Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, sekitar pukul 11.30. Ada dua titik pemberhentian di sepanjang rute dengan jarak sekitar 100 km.
Setelah finis, rombongan juga akan mengunjungi sejumlah destinasi di sekitar Borobudur serta balai ekonomi desa (balkondes). Di sana dipamerkan sejumlah produk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) asli Jateng.
Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata Jateng Sinoeng N Rachmadi mengatakan, event keolahragaan dan kepariwisataan bisa berjalan seiring dengan protokol kesehatan. Dengan demikian, tercipta gaya hidup dengan adaptasi kebiasaan baru.
”Momentum setelah Tour de Borobudur, yakni Borobudur Marathon, pada November mendatang. Kami terus matangkan. Jadi, nanti ada 30 pelari profesional, sedangkan yang lainnya virtual. Juga akan ada simulasi terlebih dulu,” ujarnya.