Novak Djokovic meraih gelar juara turnamen ATP Cincinnati di Pusat Tenis Nasional Billie Jean King, Flushing Meadows, New York, meski kondisi tubuh tidak fit. Ini merupakan gelar ke-35 di turnamen level ATP Masters 1000.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·5 menit baca
NEW YORK, SABTU — Kondisi tubuh yang tidak fit dan kesibukan membuat asosiasi baru bagi petenis putra tak menghilangkan fokus Novak Djokovic dalam memburu gelar juara. Gelar dari turnamen ATP/WTA Cincinnati menegaskan peluang tunggal putra nomor satu dunia itu untuk menambah koleksi trofi juaranya dari Grand Slam terdekat, Amerika Serikat Terbuka.
Gelar turnamen Cincinnati, yang berlangsung di Pusat Tenis Nasional Billie Jean King, Flushing Meadows, New York, 22-29 Agustus, merupakan gelar ke-80 dalam kariernya dan yang ke-35 dari turnamen berlevel ATP Masters 1000. Ini merupakan level tertinggi pada struktur turnamen ATP.
Kemenangan atas Milos Raonic, 1-6, 6-3, 6-4, pada final yang berlangsung Sabtu (29/8/2020) waktu setempat atau Minggu dini hari waktu Indonesia, menyejajarkan nama Djokovic dengan Rafael Nadal sebagai petenis dengan gelar ATP Masters 1000 terbanyak.
Gelar itu juga memastikan petenis Serbia tersebut menjuarai semua (sembilan) turnamen Masters, setidaknya dua kali per turnamen. Pada 2018, Djokovic menjadi satu-satunya petenis yang mampu menjuarai turnamen Masters secara lengkap.
Sebanyak lima kemenangan dari Cincinnati memperpanjang jumlah kemenangan tanpa kalah sejak awal musim 2020. Djokovic mencatatkan 23 kemenangan beruntun yang juga menghasilkan gelar kejuaraan beregu putra Piala ATP, Australia Terbuka, dan WTA Dubai. Ini menjadi modal ideal untuk menjuarai AS Terbuka yang akan diselenggarakan di tempat yang sama dengan Cincinnati Masters, 31 Agustus-13 September.
Tahun ini, ATP/WTA Cincinnati dipindahkan dari Cincinnati, Ohio, ke New York karena pandemi Covid-19. Dengan menggabungkan dua turnamen besar pada tempat yang sama, Asosiasi Tenis AS (USTA) membatasi ruang gerak semua partisipan agar tak muncul dan terjadi penularan Covid-19.
”Pekan ini telah menjadi pekan yang penuh tantangan secara mental dan emosi agar saya bisa tetap waras dan bermain pada level tinggi. Belum pernah kalah pada tahun ini menambah rasa percaya diri pada setiap pertandingan,” ujarnya.
Tampil untuk pertama kalinya sejak turnamen tenis dihentikan pada Maret karena pandemi Covid-19, Djokovic tidak berada dalam kondisi fit. Rasa sakit di leher membuatnya terganggu saat melakukan servis.
Petenis yang juga menjadi presiden asosiasi petenis, sebagai bagian dari ATP, ini disibukkan dengan urusan organisasi. Dia membuat asosiasi petenis putra profesional (PTPA) yang terpisah dari ATP.
Meski demikian, Djokovic tetap bisa menjaga fokus dalam turnamen yang digelar tanpa penonton ini. Saat tampil pada semifinal, misalnya, dia mampu menjaga kesabaran dan fokus ketika lawannya, Roberto Bautista Agut (Spanyol), tinggal membutuhkan dua poin untuk memenangi laga.
Dalam final, petenis yang terinfeksi Covid-19 pada Juni ini mampu bangkit setelah kalah telak pada set pertama. Dia kehilangan set ini hanya dalam waktu 30 menit. Sepanjang pertandingan, Djokovic sering memegangi leher dan perut, memperlihatkan rasa tak nyamannya.
”Saya bermain terlalu pelan pada awal, tetapi secara keseluruhan rasanya cukup baik. Apalagi, Milos adalah petenis dengan servis bagai roket yang sangat sulit dikembalikan. Mental saya harus benar-benar segar, fokus juga harus tercurah pada pertandingan,” kata Djokovic yang memperpanjang kemenangannya atas Raonic menjadi 11-0.
Sementara Raonic membalas komentar Djokovic dengan canda, ”Menang 23-0? Kalau saya akan sangat senang memulai musim dengan 3-0.”
Final melawan Djokovic menjadi final pertama Raonic dalam turnamen Masters setelah Indian Wells 2016. Petenis yang pernah menempati peringkat ketiga dunia pada tahun tersebut berupaya kembali pada permainan terbaiknya setelah didera cedera hamstring kanan.
Pertama dalam empat tahun
Pada tunggal putri, mundurnya Naomi Osaka dari final membuat Victoria Azarenka meraih gelar juara untuk pertama kalinya dalam rentang empat tahun. Terakhir, posisi yang sama didapat Azarenka pada WTA Miami, Maret 2016.
Trofi juara dari Cincinnati pun menjadi trofi pertama petenis Belarus itu setelah menjadi ibu dari putranya, Leo, yang lahir pada Desember 2016. ”Meski tak bertanding pada final, hasil ini menjadi konfirmasi bahwa apa yang saya lakukan selama ini berada di arah yang benar. Saya percaya dengan kemampuan saya. Sebagai gelar pertama setelah menjadi ibu, gelar ini sangat spesial,” katanya dalam laman resmi WTA.
Tahun ini, petenis berusia 31 tahun itu baru tampil di WTA Monterrey, Maret, dan Lexington dengan hasil tersingkir pada babak pertama. Di Monterrey, Meksiko, Azarenka ditaklukkan Tamara Zidansek, sementara di Lexington kalah dari Venus Williams.
Di New York, Azarenka tampil solid sejak babak pertama. Kepercayaan dirinya melambung setelah mengalahkan unggulan kedelapan, Johanna Konta, pada semifinal. Dia pun sangat fokus menghadapi final melawan Osaka.
Akan tetapi, petenis Jepang itu mengundurkan diri setelah semifinal karena cedera hamstring kiri. ”Saya minta maaf harus batal tampil pada hari ini karena cedera. Hamstring kiri saya tertarik saat tampil pada tie-break set kedua dan tak pulih dalam waktu satu malam seperti yang saya harapkan. Ini telah menjadi pekan emosional dan saya berterima kasih kepada semua atas dukungan mereka,” kata Osaka.
Petenis peringkat ke-10 dunia itu sempat menyatakan tak akan bertanding pada Kamis (semifinal) sebagai bagian dari aksi solidaritas terhadap warga kulit hitam AS yang mengalami kekerasan dari polisi. Pada cabang lain, boikot pertandingan dilakukan atlet basket dan sepak bola. Namun, Osaka akhirnya tetap bertanding setelah panitia memundurkan jadwal semifinal dari Kamis menjadi Jumat.
”Saya sangat menantikan pertandingan melawan Naomi. Akan sangat menyenangkan ketika mendapat kesempatan bertanding melawan pemain dengan level seperti dia. Bertanding dalam final juga selalu spesial. Tetapi, saya harus menerima kondisinya,” ujar Azarenka yang akan melanjutkan penampilan dalam AS Terbuka.
Sementara cedera Osaka memunculkan keraguan akan kondisinya di AS Terbuka nanti. Namun, hingga Minggu siang waktu Indonesia (sehari menjelang dimulainya Grand Slam di lapangan keras itu), tak ada perubahan status dari Osaka yang menjadi unggulan keempat di AS Terbuka. (AP/REUTERS)