Etape pertama Tour de France, Sabtu ini pukul 19.00 WIB, akan menjadi pertarungan para sprinter meraih "maillot jaune". Ini peluang terbaik mereka untuk memimpin balapan yang dirancang bagi para jago tanjakan itu.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·5 menit baca
NICE, SABTU — Para sprinter kawakan, seperti Peter Sagan, Sam Bennett, Giacomo Nizzolo, Wout van Aert, dan Caleb Ewan, akan menjadi sorotan dalam etape pertama Tour de France. Etape ini merupakan kesempatan terbaik mereka dari sedikit peluang untuk meraih kaus kuning alias maillot jaune dalam balapan 21 etape yang lebih sesuai untuk para jago tanjakan ini. Namun, tidaklah mudah meraih kemenangan di etape sepanjang 156 kilometer di Nice ini karena ada dua tanjakan kategori tiga yang merupakan santapan ringan para jago tanjakan.
Raja sprinter dunia, Peter Sagan, pun menargetkan meraih kaus kuning, simbol pemimpin balapan, di etape pembuka yang akan start pada Sabtu (29/8/2020) ini pukul 19.00 WIB. Kemenangan akan mengawali perjuangannya meraih kaus hijau alias ”raja” sprint untuk kedelapan kali di Le Tour.
Pebalap tim Bora-Hansgrohe itu pernah mengenakan kaus kuning empat kali, tiga kali pada 2016 dan sekali pada 2018. Namun, dia belum pernah memenangi etape pembuka Le Tour. ”Keinginan saya adalah berusaha dan kami akan melihat apakah saya bisa menaiki tanjakan,” tegas Sagan dikutip Cyclingnews, Jumat (28/8/2020).
Etape pertama ini memang berbeda dari edisi Le Tour sebelumnya karena ada dua tanjakan kategori tiga di Cote de Rimiez, yaitu pada Kilometer 48,5 dan 97. Dua tanjakan kategori tiga itu terbentang sepanjang 5,8 kilometer dengan sudut kemiringan 5,1 persen. Di antara kedua tanjakan itu, para sprinter akan beradu cepat dalam intermediate sprint di Promenade des Anglais. Penentuan pemenang berpotensi sangat ketat dengan sprint di 40 kilometer terakhir.
Peluang Sagan memenangi etape ini cukup besar karena dia juga memiliki kemampuan di lintasan menanjak. Dia kemungkinan besar akan bersaing dengan pebalap Jumbo-Visma Wout van Aert. Pebalap asal Belgia berusia 25 tahun itu juga memiliki kemampuan yang bagus di tanjakan, sama seperti pebalap Deceuninck-QuickStep, Sam Bennett. Mereka akan lebih diuntungkan dengan rute ini dibandingkan dengan para sprinter murni, seperti Caleb Ewan (Lotto-Soudal).
Peluang terbaik
Etape pertama ini merupakan peluang terbaik untuk mendapatkan kaus kuning karena etape kedua akan langsung dihadapkan pada tanjakan-tanjakan terjal. Pada etape sepanjang 186 kilometer itu ada dua tanjakan kategori satu dan satu pendakian kategori dua. Sprint hanya ada di awal balapan.
”Mengapa tidak? Setelah itu akan terlalu berat pada etape kedua. Etape ketiga mungkin akan oke. Ketika semua sprinter datang, ini akan seperti undian. Jika saya bisa memilih beberapa etape yang lebih berat dan melewati tanjakan-tanjakan, ini akan lebih mudah. Tetapi, akan lebih sulit melalui tanjakan,” tegas Sagan.
Target Sagan untuk mendapatkan kaus kuning di etape pertama dan kaus hijau di akhir balapan itu didukung penuh oleh timnya. ”Mendapatkan kaus dalam Tour de France selalu menjadi target besar setiap tahun. Peter menunjukkan itu tujuh kali dan dia sangat termotivasi untuk melakukan itu lagi. Seluruh tim akan mendukung dia,” tegas Direktur Tim Bora-Hansgrohe Enrico Poitschke.
Kaus kuning juga menjadi target Sam Bennett. Ini akan menjadi pembuktian bagi dirinya setelah meninggalkan Bora-Hansgrohe yang lebih memprioritaskan Sagan. Dia menjadi andalan di Deceuninck-QuickStep untuk menerusakan tradisi meraih kemenangan etape di Tour de France.
Tekanan Bennett
Para pebalap andalan tim asal Belgia selalu memberikan kemenangan etape Le Tour, seperti Tom Boonen, Mark Cavendish, Marcel Kittel, Fernando Gaviria, dan Elia Viviani. Ini menjadi tekanan bagi Bennett yang catatan penampilannya tidak terlalu di Le Tour.
”Saya tidak ingin menjadi sprinter pertama dalam sejarah QuickStep yang tidak bisa menang di Tour. Itu tekanan yang saya rasakan,” ujar Bennett yang berada satu tim dengan pebalap agresif, Julian Alaphilippe.
Kemenangan akan menaikkan status Bennett yang masih diragukan kemampuannya untuk meraih kemenangan dalam persaingan paling ketat di Le Tour. ”Ini akan sangat bermakna bisa meraih kemenangan etape di sini. Ini akan menempatkan saya sebagai seorang pebalap dan membuat saya jauh lebih percaya diri,” ujar pebalap asal Irlandia itu.
Bennett, yang tinggal di Monako atau hanya berjarak sekitar 21 kilometer dari Nice, sangat mengenal medan yang akan dilalui pada etape pertama. Setelah start dari tepi pantai, rute balapan akan menuju ke pedesaan di sisi utara dengan memutari kawasan itu, kemudian adu sprint di Promenade de Anglais.
Perebutan kaus kuning oleh para sprinter ini akan diramaikan juga oleh pebalap NTT Pro Cycling, Giacomo Nizzolo. Pebalap asal Italia ini sedang dalam performa terbaiknya karena baru saja menjuarai kejuaran nasional balap sepeda jalan raya Italia serta kejuaraan balap sepeda jalan raya Eropa. Dia pun menjadi salah satu favorit untuk finis terdepan di etape pertama Le Tour.
”Saya super bahagia terkait dua kemenangan pekan lalu. Saya menantikan perjuangan untuk meraih peluang saya besok (Sabtu ini) dan adu sprint untuk kaus kuning. Saya memiliki tim yang hebat. Semua orang di dalam tim termotivasi dan kami akan melakukan yang terbaik untuk meraih peluang kami,” ujar pebalap berusia 31 tahun itu melalui telekonferensi dari Nice pada Jumat.
Nizzolo optimistis musim ini bisa tampil maksimal karena dia tidak mengalami masalah fisik sepanjang musim dingin. Dia juga bisa berlatih sesuai dengan keinginannya selama pandemi Covid-19. ”Itu membuat saya siap untuk mengawali musim ini. Saya bisa menjadi kompetitif untuk meraih kemenangan,” tegasnya.