PSSI Beri Tenggat Waktu hingga Maret 2021 untuk Perbaiki Stadion
Tim Teknik Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) memeriksa kondisi Stadion Gelora Sriwijaya, Jakabaring, Palembang, Kamis (27/8/2020). Hal ini dilakukan sebagai persiapan sebelum FIFA datang ke Palembang.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·5 menit baca
PALEMBANG, KOMPAS — Tim Teknik Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) memeriksa kondisi Stadion Gelora Sriwijaya, Jakabaring, Palembang, Kamis (27/8/2020). Hal ini dilakukan sebagai persiapan sebelum FIFA datang ke Palembang pada Oktober-November tahun ini. Tidak hanya di Palembang, pemeriksaan juga diterapkan di lima stadion lain yang diajukan sebagai tuan rumah pelaksanaan Piala Dunia U-20 yang akan digelar pada Mei 2021 mendatang. Proses perbaikan pun ditargetkan rampung paling lambat pada Maret 2020.
Ketua Tim Teknik PSSI Dessy Arfianto saat memantau Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring, Palembang, Kamis (27/8/2020), mengatakan, pemantauan ini dilakukan untuk melihat perkembangan pembangunan yang harus disesuaikan dengan standar yang sudah ditetapkan oleh FIFA. ”Kami meninjau secara teknik di lapangan terkait hal yang harus dipenuhi terutama perihal pembangunan arena utama dan juga lapangan latihan,” ungkapnya.
Sebelum datang ke Palembang, tim teknik sudah memantau kondisi pembangunan di lima stadion di lima kota lain, yakni di Solo, DKI Jakarta, Surabaya, Bandung, dan Bali. ”Stadion Gelora Sriwijaya Palembang merupakan stadion terakhir yang kami pantau,” ucap Dessy.
Selain Stadion Gelora Sriwijaya yang akan dijadikan stadion pertandingan Piala Dunia U-20, ungkap Dessy, pihaknya juga memantau empat lapangan latihan yang juga akan digunakan. Keempat stadion latihan itu adalah lapangan atletik, lapangan bisbol, lapangan panahan, dan Stadion Bumi Sriwijaya.
Dari hasil pemantauan, ujar Dessy, ada beberapa hal yang harus dibenahi. Misalnya terkait ukuran gawang apakah ada pegeseran, kamar ganti atau akses untuk pemain. ”Karena kondisi lapangan adalah tanah, bukan tidak mungkin ada pergerakan. Oleh sebab itu, harus dipantau secara ketat agar dapat diperbaiki sesuai dengan standar yang berlaku,” katanya.
Pantauan Kompas, ada beberapa hal minor yang masih perlu diperbaiki, seperti cat bangku penonton yang sudah terlihat pudar, bangku pemain cadangan yang juga sudah tidak laik, dan atap stadion yang terbuat dari seng yang banyak lepas karena pernah diterjang angin kencang pada Oktober 2018. Adapun untuk rumput tampak sudah dilakukan perbaikan dan perawatan rutin.
Dessy menargetkan, proses pembangunan harus dapat diselesaikan paling lambat Maret. ”Perhelatan akan diadakan pada pertengahan Mei 2021. Proses pengerjaan diharapkan rampung dua bulan sebelumya,” ucapnya.
Sementara FIFA memberi waktu lapangan dan stadion harus sudah steril 14 hari sebelum pertandingan. Pertandingan sendiri diperkirakan dimulai pada 21 Mei 2021.
Itu karena sebelum pelaksaanan Piala Dunia, lanjut Dessy, akan digelar sejumlah tahapan uji coba, test even guna melihat kesiapan stadion tersebut. ”Kalau ada yang perlu diperbaiki, tentu masih ada waktu,” ucapnya. Dari hasil pemantauan, kata Dessy, Stadion I Wayan Dipta di Gianyar Bali adalah yang paling banyak memerlukan perbaikan. ”Itulah sebabnya, kami akan pantau terus progresnya,” ucapnya.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Cipta Karya Provinsi Sumsel Basyaruddin Ahmad mengatakan, progres pembangunan stadion sekitar 60 persen. Dia memastikan semua proses perbaikan akan selesai pada Desember mendatang. ”Untuk keseluruhan, termasuk lapangan latihan, diharapkan dapat rampung pada Februari 2021,” ucapnya.
Dia mengatakan, hal yang menjadi perhatian ada keberadaan rumput. Pihaknya mendatangkan konsultan yang memang sudah terbiasa menangani keberadaan rumput untuk stadion besar. ”Yang menangani rumput di Stadion Gelora Sriwijaya adalah mereka yang menangani rumput yang ada di Gelora Bung Karno Jakarta,” ucapnya.
Selain rumput, ada sejumlah bagian stadion yang perlu diperbaiki misalnya saja tinggi pintu masuk yang harus ditingkatkan lagi dari yang saat ini hanya berukuran tinggi 2,1 meter akan ditinggikan lagi menjadi 2,4 meter. Hal ini dilakukan untuk menyesuaikan tinggi badan pemain di luar Asia.
Selain itu, rencananya, untuk bangku pemain cadangan akan menggunakan jok berkualitas tinggi layaknya di stadion milik klub besar dunia. Adapun untuk bangku penonton di stadion berkapasitas 22.261 orang ini, juga akan dibuat single seat dengan menggunakan warna merah putih. ”Itu dilakukan untuk meningkatkan rasa nasionalisme,” ucapnya.
Dalam proses pembangunan ujar Basyaruddin, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) juga akan membantu. ”Kami fokus untuk membangun Stadion Gelora Sriwijaya dan Stadion Bumi Sriwijaya. Adapun tiga lapangan latihan akan dibangun oleh Kementerian PUPR,” katanya.
Ketua Asosiasi Provinsi PSSI Sumsel Ucok Hidayat mengatakan, jika Palembang terpilih menjadi lokasi pelaksaan Piala Dunia U-20, nantinya akan ada empat negara yang bermain di sini di dalam satu grup. ”Ada empat negara dengan enam pertandingan,” ucapnya. Dirinya berharap agar timnas Indonesia dapat bermain di Palembang sehingga menjadi daya tarik tersendiri.
Ucok meyakini Gelora Sriwijaya dapat mengemban kepercayaan ini karena sudah terbiasa menggelar sejumlah perhelatan internasional seperti SEA Games dan Asian Games. ”Namun, memang kita harus memenuhi sejumlah standar yang ditetapkan oleh FIFA sebelum delegasi mereka datang diperkirakan pada Oktober-November mendatang,” ucapnya.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Sumatera Selatan Aufa Syarizal mengungkapkan sudah ada lima hotel berbintang yang dihubungi langsung oleh FIFA untuk menjadi tempat penginapan para pemain dan ofisial jika nantinya Palembang terpilih menjadi tuan rumah. Dia memastikan, Palembang memiliki fasilitas akomodasi yang lengkap mengingat ketersediaan kamar hotel berbintang yang mencapai 2.900 kamar, belum lagi 2.000 kamar tambahan di Wisma Atlet Palembang.
Persiapan penyambutan hingga pemulangan sudah disiapkan mulai dari Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang sampai ke Stadion Gelora Sriwijaya di Komplek Olahraga Jakabaring Palembang. ”Secara akomodasi, kami sudah siap,” tegasnya. Menurutnya, dengan adanya perhelatan ini dapat membangkitkan kembali gairah pariwisata di Sumsel yang sempat terpuruk akibat Covid-19. (RHAMA PURNA JATI)