Desakan Pemain Dituruti, ”Playoff” NBA Segera Berlanjut
”Playoff” NBA yang sempat diboikot akan segera berlanjut. Pemain sukses mendesak para pejabat klub dan liga untuk aksi nyata mewujudkan kesetaraan rasial di Amerika Serikat.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·3 menit baca
ORLANDO, JUMAT — Aksi boikot pemain NBA terhadap kelanjutan musim tidak bertahan lebih dari 24 jam. Mereka setuju untuk kembali melanjutkan playoff mulai Minggu (30/8/2020) WIB. Pemain melunak setelah para pemilik klub dan pejabat liga menjanjikan aksi nyata untuk atasi tindakan rasial kepolisian Amerika Serikat.
NBA kembali menggelar rapat pada Kamis malam seusai Milwaukee Bucks mengawali aksi boikot pada pagi harinya. Rapat itu dihadari oleh masing-masing perwakilan dari pemain dan pemilik klub dari 13 tim di ”gelembung” Orlando serta Pihak NBA dan Asosiasi Pemain (NBPA). Pembahasan ditengahi oleh legenda basket Michael Jordan yang merupakan Komite Hubungan Kerja NBA.
Dalam pertemuan panjang tersebut, pemain meminta para pejabat klub maupun liga untuk lebih proaktif menyelesaikan masalah rasial yang terjadi di masyarakat. Mereka pun merumuskan bersama rencana untuk mengatasi ketidakadilan rasial yang terjadi di AS. Terutama persoalan kepolisian AS yang sering bertindak represif terhadap warga kulit hitam.
Jurnalis The Undefeated, Marc Spears, mengatakan, rapat itu berjalan lancar. Semua pihak telah bersepakat untuk aksi nyata yang akan dilakukan ke depannya. Rencana aksi itu akan diumumkan oleh NBA dan NBPA dalam waktu dekat.
Setelah mencapai kesepatakan, para pemain pun melunak. Mereka menyatakan siap melanjutkan playoff yang sempat tertunda. Adapun tiga laga playoff yang seharusnya berlangsung Jumat pagi ini juga ditunda sementara.
Menurut jurnalis ESPN, Adrian Wojnarowski, laga playoff yang tertunda pada Rabu kemarin akan dimainkan pada Minggu pagi. Laga itu meliputi gim ke-5 putaran pertama antara Bucks versus Magic, Lakers versus Blazers, dan Rockets versus Thunder.
Sementara itu, tiga laga yang seharusnya berlangsung hari ini akan dimainkan pada Senin pagi. Dua laga merupakan lanjutan putaran pertama, Nuggets versus Jazz dan Clippers versus Mavericks, serta satu lagi adalah Semifinal Wilayah Timur, Celtics versus Raptors.
Adapun aksi boikot diawali karena kemarahan pemain melihat video rekaman penembakan warga kulit hitam, Jacob Blake, oleh seorang polisi Wisconsin. Kemarahan itu berlipat karena tiga bulan sebelumnya, tindakan represif kepolisian telah membunuh George Floyd.
Melihat ketidakadilan yang berulang, skuad Bucks pun memulai protes pada Rabu pagi, jelang laga melawan Magic. Mereka memboikot pertandingan dengan tidak mau keluar dari ruang ganti jelang berlangsungnya laga. Kemudian, sikap Bucks diikuti liga tim lain yang akan berlaga hari itu.
Aksi boikot itu ternyata berdampak luas. Selain laga-laga di NBA, ternyata pemain di liga-liga AS lain juga memboikot pertandingannya pada hari itu. Mulai dari Liga Sepak Bola (MLS), Liga Bola Basket Wanita (WNBA), hingga Liga Bisbol (MLB).
Menurut guard Bucks, George Hill, yang memimpin protes awal, tindakan rasial kepolisian sudah tidak bisa ditoleransi lagi. ”Polisi seharusnya menjaga dan melayani kami. Sekarang justru melakukan penghinaan dan penembakan yang hampir mengambil nyawa seorang pria (Blake),” katanya. (AP)