Tuntut Perubahan, Bucks Awali Aksi Boikot ”Play Off” NBA
NBA bergejolak akibat protes terhadap ketidaksetaraan rasial yang terjadi di Amerika Serikat. Kemarahan pemain berujung pada aksi boikot laga ”play off”.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·3 menit baca
ORLANDO, RABU — Kekhawatiran aksi boikot pemain terhadap kelanjutan NBA musim ini benar-benar terjadi. Kemarahan para pemain akibat persoalan rasial di Amerika Serikat sudah tidak bisa ditahan lagi. Milwaukee Bucks memulai aksi boikot itu sebagai tim pertama yang menolak bermain di play off.
Bucks dijadwalkan bertanding di gim ke-5 play off melawan Orlando Magic pada Kamis (27/8/2020) di ”gelembung” Orlando. Sebelum laga, pemain mereka, termasuk center Brook Lopez, sempat melakukan pemanasan.
Namun, ketika laga akan dimulai, semua pemain Bucks menolak keluar dari ruang ganti. Di lapangan hanya ada ofisial dan wasit NBA serta pemain Magic. Tidak ada satu pun pemain Bucks di lapangan.
Beberapa menit setelahnya, pemain-pemain Magic yang dipimpin center Nikola Vucevic berjalan keluar dari lapangan. Mereka juga memutuskan kembali ke ruang ganti dan tidak bermain di gim tersebut.
”Kami lelah dengan pembunuhan dan ketidakadilan yang terus terjadi,” kata guard Bucks, George Hill, mewakili timnya, yang menolak bermain sebagai bentuk protes tindakan rasial kepolisian AS terhadap warga kulit hitam.
Protes ini merespons kasus terbaru berbau rasialisme di AS. Pada Minggu (23/8/2020), di Wisconsin, seorang polisi AS menembak Jacob Blake, warga kulit hitam di kota Kenosha, dengan tujuh tembakan dari belakang di hadapan anak-anaknya.
Lanjutan Floyd
Gelombang kemarahan pemain NBA ini merupakan lanjutan dari peristiwa rasial sebelumnya. Pada tiga bulan lalu, mereka juga marah besar ketika warga kulit hitam lain, George Floyd, meninggal seusai tindakan represif kepolisian.
Dalam pernyataan resmi, Bucks mendukung penuh sikap yang diambil oleh para pemain meski tim tidak mengetahui rencana itu. ”Satu-satunya cara untuk membawa perubahan adalah dengan menyoroti ketidakadilan rasial yang terjadi di depan kita. Para pemain telah melakukan itu dan kami akan terus berdiri di samping mereka untuk menuntut akuntabilitas dan perubahan,” tulisnya.
Pembatalan laga Bucks versus Magic ini berbuntut pada dua laga setelahnya. Pertandingan Houston Rockets melawan Oklahoma City Thunder dan Los Angeles Lakers versus Portland Trail Blazers juga ditunda untuk sementara.
Seusai memboikot permainan, Bucks tidak pergi begitu saja. Mereka bersama-sama menghubungi Gubernur Wisconsin Mandela Barnes dan Jaksa Agung Josh Kaul. Para pemain mencari tahu apa yang bisa dibuat pemerintah untuk menuntaskan persoalan rasial di kepolisian AS.
Guard Magic, Michael Carter-Williams, mengatakan tidak tahu rencana pemain Bucks. Jika tahu, mereka pasti ikut mendukung sedari awal. ”Kami sedang berdiri bersama Bucks, Jacob, dan komunitas NBA. Perubahan akan datang,” katanya.
Kami menuntut perubahan. Sudah lelah dengan semua ini.
Para pemain bintang NBA pun turut memberi komentar atas pemboikotan itu. Salah satunya adalah LeBron James yang seharusnya bermain pagi ini bersama Lakers. ”Kami menuntut perubahan. Sudah lelah dengan semua ini,” ucapnya.
Dukung boikot
Asosiasi Pemain NBA (NBPA) yang dipimpin pemain Oklahoma City Thunder, Chris Paul, mendukung penuh pemboikotan. Para pemain dan pelatih sudah duduk bersama untuk membahas kelanjutan musim.
Menurut jurnalis The Athletic, Shams Charania, Lakers dan Clippers memilih tidak melanjutkan musim ini dalam pemungutan suara. Dalam rapat, James meminta para pemilik klub dan NBA lebih terlibat dengan aksi nyata untuk perubahan. Sementara itu, tim lain memutuskan untuk melanjutkan musim.
Sebelumnya, kasus George Floyd membuat sejumlah pemain menolak tampil di ”gelembung”. Salah satunya adalah guard Lakers, Avery Bradley. Dia mendukung sikap Wakil Presiden NBPA Kyrie Irving yang menyarankan musim dibatalkan.
Wacana pemboikotan play off ini awalnya dimulai oleh Toronto Raptors. Namun, mereka yang sudah lolos ke semifinal Wilayah Timur baru akan bermain pada pekan depan. Tanpa diduga, Bucks yang memulai aksi protes terlebih dulu.
”Kita tidak bisa hanya duduk di sini dan berbicara tentang membuat perubahan. Kita harus mempertaruhkan sesuatu. Ini bukan hanya soal uang. Kita bicarakan ini (rasisme) setiap hari, tetapi rasanya tidak ada yang berubah,” kata guard Raptors, Fred VanVleet, pada Rabu kemarin. (AP)