Pelatih dan pemain NBA mengungkapkan kemarahannya terhadap tindakan rasial kepolisian AS yang berulang. Mereka mengancam memboikot ”play off”.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·3 menit baca
REUTERS?KIM KLEMENT-USA TODAY SPORTS
Para pemain Toronto Raptors merayakan sukses mereka lolos ke semifinal Wilayah Timur NBA setelah pada laga keempat babak pertama play off mengalahkan Brooklyn Nets di Lake Buena Vista, Florida, 23 Agustus 2020. Raptors mengancam memboikot lanjutan play off menyusul berlanjutnya kekerasan rasial terhadap warga kulit hitam di Amerika Serikat.
ORLANDO, RABU— Penembakan terhadap Jacob Blake, warga kulit hitam, yang dilakukan polisi Amerika Serikat menimbulkan gelombang kemarahan pemain dan pelatih NBA. Salah satu tim, Toronto Raptors, menyiapkan rencana memboikot lanjutan babak play off di ”gelembung” Orlando.
Menurut ESPN, Raptors sedang mendiskusikan sikap tim untuk merespons kasus rasial yang berulang di AS. Juara bertahan NBA itu menyiapkan opsi tidak tampil di semifinal Wilayah Timur melawan Boston Celtics, pekan depan.
”Kita tidak bisa hanya duduk di sini dan berbicara tentang perubahan. Kita harus mempertaruhkan sesuatu. Ini bukan hanya soal uang. Kita bicarakan ini (rasisme) setiap hari, tetapi rasanya tidak ada yang berubah,” kata guard Raptors, Fred VanVleet, Rabu (26/8/2020).
KIM KLEMENT/POOL PHOTO VIA AP
Guard Toronto Raptors, Fred VanVleet (tengah), berebut bola dengan guard Brooklyn Nets, Chris Chiozza (kanan), dan guard Dzanan Musa pada laga keempat babak pertama play off NBA di Lake Buena Vista, Florida, 23 Agustus 2020.
Adapun gelombang kemarahan ini merupakan yang kedua kali dalam tempo berdekatan. Sebelumnya, pemain dan pelatih juga sangat marah setelah tewasnya warga kulit hitam, George Floyd, karena tindakan represif kepolisian, Mei. Sebagian pemain bahkan ikut turun ke jalan berdemonstrasi.
Kekerasan yang dialami Floyd ini membuat NBA terus mengampanyekan menolak rasialisme dan mendorong kesetaraan sejak kompetisi dilanjutkan kembali di Orlando. Namun, VanVleet melihat aksi komunitas NBA mengampanyekan ”Black Lives Matter” belum cukup. Mereka melakukan berbagai upaya di ”gelembung” Orlando, mulai dari berlutut saat lagu kebangsaan hingga pesan antirasial di jersei.
Namun, kejadian rasial justru terus berulang. Pada Minggu (23/8/2020) di Wisconsin, polisi menembak Blake berkali-kali, tanpa perlawanan. Penembakan ini diduga terpicu karena alasan rasial.
Jika mundur dari play off, aksi Raptors dikhawatirkan menular ke tim lain. Hal tersebut bisa membuat kelanjutan liga kembali tertunda setelah sempat berhenti lima bulan akibat pandemi Covid-19.
MIKE EHRMANN/POOL PHOTO VIA AP
Sepatu bintang muda Utah Jazz, Donovan Mitchell, yang beraneka warna terlihat pada laga kelima babak pertama play off NBA antara Utah Jazz dan Denver Nuggets di Lake Buena Vista, Florida, Selasa (25/8/2020) waktu setempat.
Bintang muda Utah Jazz, Donovan Mitchell, mengatakan, aksi rasial itu membuatnya tidak lagi terlalu peduli dengan play off. Dia tidak bisa bermain dengan tenang di ”gelembung” saat komunitasnya berada dalam ancaman sikap rasial.
”Tak peduli lagi dengan permainan ini dan play off. Ini penyakit dan masalah besar. Kami butuh keadilan. Ini gila dan saya tidak punya kata-kata lagi untuk menggambarkannya. Hal ini membuat kami merasa tidak aman,” tegasnya.
Pelatih Los Angeles Clippers Doc Rivers yang biasa tenang di lapangan pun turut emosi ketika diwawancara soal Blake. Menurut dia, perlu ada perubahan sistem di AS. Mereka tidak bisa bermain dengan tenang di lapangan ketika situasi di masyarakat mengisyaratkan sebaliknya.
”Kami terus mencintai negara ini. Negara ini tidak mencintai kita kembali. Ayah saya seorang polisi. Saya percaya pada polisi yang baik. Kami hanya ingin mereka menjaga kami, seperti mereka menjaga orang lain,” ucap Rivers.
REUTERS/ASHLEY LANDIS/POOL PHOTO-USA TODAY SPORTS
Komisioner NBA Adam Silver menghadiri laga play off NBA antara Dallas Mavericks dan Los Angeles Clippers di AdventHealth Arena, Lake Buena Vista, Florida, pada arsip foto tanggal 19 Agustus 2020.
Ketidaknyamanan juga diungkapkan megabintang LA Lakers, LeBron James. Namun, dia masih melihat pesan antirasial dari permainan basket merupakan cara terbaik melawan hal tersebut.
”Permainan basket selalu lebih besar dari sekadar bola dan keranjang, 10 orang di lapangan, dan 4 orang wasit. Kami akan menggunakan platform ini untuk terus menyebarkan hal positif, cinta yang besar, ke seluruh dunia,” kata peraih tiga kali juara NBA tersebut.
Sebelumnya, Komisioner NBA Adam Silver memperbolehkan ”gelembung” NBA dijadikan panggung untuk perlawanan rasial. Dia melihat NBA merupakan simbol kesetaraan yang seharusnya bisa terwujud dalam masyarakat.
Sejauh ini, baru tiga tim yang memastikan diri ke babak kedua play off atau semifinal wilayah. Ketiganya adalah tim dari Wilayah Timur, yaitu Raptors, Celtics, dan Miami Heat. Lima posisi lain masih diperebutkan tim lain yang masih berlaga di putaran pertama play off. (AP)