Pelatih Juventus Andrea Pirlo mulai bertugas memimpin latihan tim dan menginginkan permainan yang proaktif. Ia menuntut para pemainnya untuk terus menguasai bola, menekan lawan, dan bermain dengan antuasiasme tinggi.
Oleh
DOMINICUS HERPIN DEWANTO PUTRO
·4 menit baca
TURIN, SELASA — Pelatih Juventus yang baru, Andrea Pirlo, menjalankan tugas pertamanya dengan membenahi mentalitas para pemainnya. Ia ingin para pemain Juve kembali antusias dan selalu lapar akan bola demi kesuksesan hingga ke level Eropa pada musim yang baru.
Mentalitas itu menjadi perhatian utama Pirlo ketika memimpin latihan perdana tim juara Liga Italia itu di Continassa, Turin, sejak Senin (24/78/2020). Pekan ini, Juventus maupun klub-klub Liga Italia lainnya mulai bersiap menyambut musim baru 2020-2021 yang dijadwalkan digelar mulai 19 September mendatang.
”Saya ingin mengembalikan antusiasme tim yang telah hilang pada beberapa periode terakhir. Saya ingin Juventus memainkan sepak bola yang proaktif,” kata Pirlo dikutip Tuttosport.
Sebagai pemain yang membela Juventus pada 2011-2015, setelah pindah dari AC Milan, Pirlo bisa merasakan jika ada sesuatu yang hilang dari ”Si Nyonya Besar”. Ia datang menggantikan pelatih Maurizio Sarri yang dipecat setelah Juventus disingkirkan Olympique Lyon dari ajang Liga Champions beberapa waktu lalu.
Tugas yang diemban Pirlo sangat berat karena Juventus harus bisa menaikkan standarnya, yaitu mengejar trofi juara Liga Champions Eropa. Juventus telah menjuarai Serie A selama sembilan musim terakhir. Namun, target yang belum bisa dicapai Juve adalah mengangkat trofi Liga Champions, hal yang terakhir kali terjadi pada 1996 silam.
Saya sudah berpesan kepada para pemain untuk selalu bisa menguasai bola. Ketika kehilangan bola, mereka harus bisa secepat mungkin merebutnya kembali. (Andrea Pirlo)
Pirlo pun merasa perlu untuk mengubah cara pandang pemainnya ketika ada di lapangan. ”Saya sudah berpesan kepada para pemain untuk selalu bisa menguasai bola. Ketika kehilangan bola, mereka harus bisa secepat mungkin merebutnya kembali,” ujar mantan pemain Juve dan tim nasional Italia itu.
Tidak boleh pasif
Pirlo mendorong para pemainnya untuk terus merasa lapar dan tidak sekali pun membiarkan lawan memiliki peluang untuk menyerang. Itulah yang dimaksud permainan proaktif yang ingin diterapkannya. Pemain tidak boleh pasif, apalagi sampai didikte lawan, mengingat mereka memiliki seorang megabintang seperti Cristiano Ronaldo.
Pirlo pun berkata, Cristiano Ronaldo akan menjadi pusat permainan timnya, serupa yang dilakukan Pelatih Real Madrid Zinedine Zidane. Ronaldo sempat berjaya di Eropa, khususnya ketika membela Real dan ditangani Zidane. Pirlo pun memastikan, penyerang Juve lainnya, Paulo Dybala, adalah pemain penting yang menjadi bagian dari proyeknya. Sebelumnya, Dybala sempat dikabarkan akan dijual.
Permainan yang proaktif dengan mengutamakan penguasaan bola sebetulnya telah menjadi dasar dari taktik Sarri. Namun, Sarri sepanjang musim kemarin masih tampak bingung untuk mengombinasikan para bintang yang dimilikinya.
Akibatnya, musim lalu menjadi salah satu musim terburuk Juventus saat jadi juara. Mereka kalah tujuh kali dan kebobolan 43 gol. Produktivitas mereka, yaitu 76 gol, pun masih rendah dibandingkan perolehan gol Inter Milan, Atalanta, maupun Lazio.
Permainan proaktif yang dimaksud Pirlo hanya berhasil dilakukan jika pemain punya antusiasme tinggi. ”Antusiasme perlu dipupuk bertahap setiap hari. Kami perlu terus berbicara dengan para pemain dan melibatkan mereka dalam setiap latihan. Lalu, membuat mereka memahami apa yang kami inginkan. Juventus hanya punya satu tujuan, yaitu menang,” kata Pirlo, dikutip Football-Italia.
Pesan itu langsung ditangkap bek Juventus, Leonardo Bonucci, yang mengekspresikannya melalui media sosial. Melalui akun Instragram-nya, Bonucci mengunggah foto masa kecilnya dan menuliskan, ”Hari ini, perjalanan baru dimulai. Sebuah petualangan baru dengan penuh antusiasme untuk memastikan impian anak kecil (Bonucci kecil) ini bisa terus menjadi kenyataan.”
Antusiasme itu juga terasa di Continassa sepanjang dua hari terakhir. Di luar arena latihan, Pirlo disambut dengan antusias oleh para penggemarnya, sebagian anak-anak. Ia dengan sabar melayani permintaan swafoto dan tanda tangan. Di dalam latihan, para pemain pun berlatih dengan penuh semangat. Ronaldo bahkan sempat berfoto dengan Pirlo sambil menunjukkan jempolnya.
Pirlo yakin ia telah berada di tempat yang tepat dan pada waktu yang tepat pula. Apalagi, ia ditemani asisten pilihannya, yaitu Igor Tudor yang juga merupakan mantan bek Juventus asal Kroasia. Selain itu, ia dibantu Antonio Gagliardini sebagai analis video. Pirlo akan memanfaatkan kemajuan teknologi untuk meningkatkan performa tim.
Para eks pemain Juventus juga merasa Pirlo adalah sosok yang tepat. ”Dia akan sukses menangani tim. Dia kalem, orangnya baik dan sangat mengenal klub. Dia mengingatkanku akan Zinedine Zidane (Pelatih Real Madrid), tetapi bukan Antonio Conte (Pelatih Inter Milan) atau Diego Simeone (Pelatih Atletico Madrid). Dia akan berteriak jika memang perlu berteriak,” kata mantan bek Juventus, Stephan Lichsteiner.